Soal & Kunci Jawaban Sejarah Kelas 10 Halaman 51 52 53 54 Semester 1 Kurikulum Merdeka: Politik Etis

TRIBUNNEWSMAKER.COM -  Inilah soal dan kunci jawaban Sejarah kelas 10 SMA halaman 51 52 53 54 semester 1 Kurikulum Merdeka. Siswa akan mengerjakan Lembar Aktivitas 8.

Simak soal dan kunci jawaban Sejarah kelas 10 SMA halaman 51-54 semester 1 Kurikulum Merdeka. Siswa sebaiknya mengerjakan soalnya terlebih dahulu secara mandiri, kemudian mencocokkan jawabannya.

Berikut ini soal dan kunci jawaban Sejarah kelas 10 SMA halaman 51-54 semester 1 Kurikulum Merdeka, melansirasbahanajar Youtube Channel:

Lembar Aktivitas 8

Studi Kasus

C. Th. Van Deventer, Politik Etis, dan Prinses Juliana School di Yogyakarta Tahun 1919-1950

Petunjuk kerja:

• Carilah informasi dari berbagai berbagai sumber, misalnya melalui buku, internet, koran, dan majalah untuk mengerjakan tugas ini.
• Kerjakan tugas secara berpasangan.
• Kemukakan pendapat dan temuan kalian di diskusi kelas.

Baca juga: Soal & Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 135 Kurikulum Merdeka, Bab 4: Syarat Paling Utama Jadi Dai

Pertanyaan tugas:

1. Buatlah kronologi sejarah sekolah kejuruan!

Jawaban: Pada masa Politik Etis, salah satu program yang disusun adalah program edukasi. Sekolah yang didirikan antara lain pendidikan menengah kejuruan (vakonderwijs), sekolah kejuruan guru (kweekschool), sekolah pertukangan dan sekolah dagang (handels onderwijs). Sekolah kejuruan guru didirikan pertama kali pada 7 April 1897 di Yogyakarta dengan nama Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzer.

Sementara itu, sekolah pertukangan dibagi menurut bahasa pengantarnya. Salah satu contohnya Ambachts School van Soerabaia yaitu sekolah teknik yang didirikan sejak 1853 di Surabaya. Pada 1906, Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Koningin Wilhelmina School (KWS) atau Sekolah Dagang Wilhelmina di Batavia.

2. Jelaskan pengaruh Politik Etis pada perkembangan sekolah kejuruan!

Jawaban: Pengaruh Politik Etis pada perkembangan sekolah kejuruan yaitu dibangunnya beragam sekolah kejuruan menurut bahasa pengantarnya serta ilmu kejuruan yang diajarkan. Sekolah kejuruan tersebut juga bisa diikuti oleh pribumi, sehingga memberi kesempatan bagi pribumi untuk meraih pendidikan dan memperkaya pengetahuan.

Baca juga: Kunci Jawaban Matematika Semester 2 Kelas 8 Halaman 290: Apa yang Dimaksud dengan Peluang Teoritik?

3. Jelaskan mengapa didirikan Prinses Juliana School?

Jawaban: Prinses Juliana School didirikan untuk menjadi tempat menuntut ilmu bagi tenaga ahli konstruksi. Guru sekolah ini didatangkan langsung dari Belanda. Mata pelajaran umum yang diajarkan adalah menulis, membaca, dan melatih tanda tangan, bahasa Belanda, sejarah Belanda dan Hindia Belanda, geografi, dan aritmatika.

4. Jelaskan perbedaan Prinses Juliana School pada zaman Hindia-Belanda, pendudukan Jepang, dan kemerdekan!

Jawaban: Pada zaman Hindia-Belanda, Prinses Juliana School difungsikan untuk menjadi sekolah kejuruan konstruksi. Kemudian, pada zaman pendudukan Jepang, Prinses Juliana School menjadi sekolah teknik menengah yang juga mengajarkan keterampilan militer, tetapi tidak lagi menggunakan bahasa Belanda.
Pascakemerdekaan, Prinses Juliana School menjadi milik pemerintah Indonesia dan berganti menjadi Sekolah Teknik Menengah (STM) I Jetis dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Saat Agresi Militer Belanda II di Yogyakarta, sekolah ini kembali diduduki oleh tentara Belanda dan berfungsi menjadi markas tentara. Ketika Yogyakarta kembali dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950, gedung sekolah ini difungsikan lagi sebagai sekolah sampai sekarang.

5. Buatlah tulisan sejarah secara singkat tentang sekolah kalian, penjelasan mencakup: kronologi perkembangan atau perubahan sekolah kalian dari waktu ke waktu!

Pertanyaan reflektif:

1. Hal baru apa yang telah kalian pelajari dari penugasan ini?

Jawaban: Hal baru yang dapat dipelajari dari penugasan ini, yaitu:

- Dapat mempelajari proses sejarah mengenai pendidikan di Indonesia yang memiliki proses yang panjang.

- Proses pendidikan di Indonesia dilaksanakan secara bertahap, yang dimulai dari berdirinya sekolah guru. Karena untuk menyelenggarakan pendidikan juga membutuhkan guru yang banyak.

- Sekolah kejuaran dibedakan berdasarkan bahasa pengantarnya, seperti Ambachts Leergang (menggunakan bahasa daerah), atau Ambachts school (menggunakan bahasa Belanda).

- Selain itu sekolah kejuruan didirikan berdasarkan jenis kejuruan ataupun keterampilan yang diajarkan, seperti pendidikan menengah kejuruan (Vakonderwijs), sekolah kejuruan guru (Kweekschool), sekolah pertukangan dan sekolah dagang.

- Berdirinya sekolah kejuruan dilaksanakan di beberapa daerah seperti di Batavia, Yogyakarta, dan Surabaya.

- Dan tidak semua orang yang berasal dari negara penjajah bersifat kejam. Adapula yang memikirkan nasi negara jajahannya. Seperti Van Deventer yang memikirkan hutang kehormatan kepada Indonesia.

2. Jelaskan keterampilan apa yang telah kalian pelajari dari penugasan ini?

Jawaban: Keterampilan apa yang telah kalian pelajari dari penugasan ini, yaitu:

- Dapat memahami pola kekhasan Diakronis (kronologi) dalam ilmu sejarah merupakan, memfokuskan pada perubahan, perkembangan, kesinambungan, dan pengulangan untuk menganalisis obyek kajian ilmu sejarah.

- Kemudian juga dapat memahami kekhasan pola berpikir sinkronis, yang memfokuskan pada pemahaman situasi dan kondisi suatu tempat, sebab akibat, dan korelasinya dengan berbagai aspek kehidupan suatu peristiwa bersejarah disebut sikronis dalam ilmu sejarah.

- Keterampilan untuk berpikir kritis serta mengaitkan korelasi sejarah antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Seperti pada peristiwa penjajhan yang menimbulkan kesengsaraan, lalu munculnya kritik dari Van Deventer dan adanya politik etis.

- Mampu untuk bersikap objektif dalam menanggapi peristiwa sejarah. Dalam sejarah yang terjadi masa pahit saat di jajah namun, kita juga dapat memahami upaya yang dilakukan para pahlawan untuk terus berjuang serta bangkit agar Indonesia akhirnya meraih kemerdekaan.

(Sripoku/ Novry Anggraini)

Diolah dari artikel tayang di Sripoku.com