Berita Viral
PERJUANGAN Ahmad Eks Guru Honorer Cianjur Banting Stir Jualan Sapu, Kini Tajir:Bangun Sekolah Gratis
Inilah kisah jatuh bangun Ahmad, mantan guru honorer di Cianjur memilih banting stir jadi pedagang sapu ijuk, kini tajir melintir.
Editor: Dika Pradana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Dulu hidup susah menjadi guru honorer, pria bernama Ahmad asal Cianjur, Jawa Barat berhasil membangun sekolah gratis setelah dirinya memutuskan banting stir menjadi pedagang sapu.
Berkat keberaniannya untuk banting stir dan meninggalkan profesi guru honorer, Ahmad kini menjadi pria tajir.
Ketekunannya berjualan sapu ijuk membuatnya kini menjadi terpandang di mata masyarakat.

Tak sedikit masyarakat yang kagum dengan perjuangan hidup Ahmad selama ini.
Pasalnya, Ahmad benar-benar memulai bisnis sapu ijuknya dari nol dan kini menjadi tajir.
Lantaran prihatin terhadap banyaknya anak yang kesulitan mengakses pendidikan karena faktor biaya, Ahmad bertekad membuat sekolah gratis.
Baca juga: PERJUANGAN Suami Kiki Fatmala, Rela Dipecat Demi Temani Istri Berobat Kanker, Nangis: Kini Meninggal
Baca juga: PERJUANGAN Dokter Hammam, Setia Rawat Warga Palestina Korban Kekejaman Israel, Pilu Akhirnya Gugur
Dia tak memungut biaya sepeser pun dari sekolah yang ditujukan untuk anak-anak di daerahnya.
Merekam masa lalunya, sebelum menekuni bisnis sapu ijuk, Ahmad mengabdi sebagai guru honorer selama 10 tahun.
Kini berkat keberaniannya banting setir jualan sapu, Ahmad sukses membangun sekolah gratis di Kampung Karang Muda, Desa Jayagiri Sindangbarang, Cianjur.
Sekolah yang dibangun Ahmad Jamaludin bernama SMP IT Pancuh Tiluh.
Sebelum membangun sekolah gratis, Ahmad Jamaludin sudah 10 tahun menjadi guru honorer.
Namun gaji yang ia terima selalu di jauh di bawah UMR daerah tempatnya mengajar sehingga Ahmad akhirnya memutuskan berhenti.
Baca juga: PERJUANGAN Ihsan Penyandang Difabel di Purworejo Jadi Bos Servis Elektronik: Berdayakan Tetangga!

Ahmad Jamaludin akhirnya memutuskan merantau ke kota dengan kondisi perekonomiannya yang pas-pasan.
Keadaan ekonominya yang belum stabil justru memotivasi Ahmad untuk berkontribusi dalam pengembangan sistem pendidikan di desa asalnya.
Segala cara dilakukan, termasuk Ahmad pun mulai menjual sapu ijuk.
Usahanya pun membuahkan hasil baik, ia mendapatkan banyak pembeli dari berbagai daerah.
Rupanya, Ahmad menyisihkan 4 ribu rupiah dari setiap penjualan sapu ijuk seharga 8 ribu.
Uang yang ia sisihkan itu ia gunakan untuk membangun sekolah gratis untuk anak-anak.
"Jadi, Ahmad ini dengan 8 ribu rupiah, disisihkan 4 ribu itu membangun sekolah?" tanya Ferdi Hasan selaku pembawa acara.
"Iya, membangun sekolah," jawab Ahmad.
Keadaan ekonomi Ahmad Jamaludin lantas meningkat dan ia siap mendirikan sekolah gratis.
Lalu pada 2020, Ahmad Jamaludin membangun SMP IT Pancuh Tilu di Desa Jayagiri, Kabupaten Cianjur.
SMP IT Pancuh Tilu memiliki gedung sederhana dan biaya sekolah mengandalkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang hanya bisa membayar 12 orang guru.
Bahkan untuk menunjang sekolah yang dibangunnya, ia juga mendonaturi sekolah ini sendiri tanpa bantuan pemerintah.
Ia juga menyediakan tempat tinggal untuk beberapa murid yang kurang mampu dan membiayai kebutuhan mereka sehari-hari.
"Untuk menunjang sekolah itu kita donaturi sendiri. Bahkan murid yang menginap, berasnya ditanggung saya sendiri," akunya.

Mimpinya untuk mewujudkaan sekolah gratis untuk anak yang kurang mampu pun tercapai.
"Alhamdulillah dari sapu ini bisa membangun sekolah SMP IT Pancuh Tilu meskipun sangat sederhana sekali," tutupnya.
Tak hanya diberikan pendidikan secara gratis, Ahmad juga memberikan kemampuannya dalam membuat sapu ijuk secara cuma-cuma.
Para murid sengaja diajarkan membuat sapu ijuk, agar mereka bisa membeli keperluan sekolah dan membantu ekonomi keluarganya.
Kala itu, Ahmad sedih melihat siswanya yang tidak melanjutkan pendidikan SMP karena terhambat biaya.
Kisah inspiratif Ahmad ini pun langsung mencuri perhatian warganet.
Tak sedikit dari mereka yang memuji aksi mantan guru honorer itu.
PERJUANGAN Ihsan Penyandang Difabel di Purworejo Jadi Bos Servis Elektronik: Berdayakan Tetangga!
Meski menjadi penyandang disabilitas, Ihsan, pemuda asal Purworejo, Jawa Tengah kini sukses meski bos servis elektronik terkemuka.
Memiliki keterbatasan dalam fisik tak membuat Ihsan minder untuk merintis karirnya sebagai pebisnis.
Bisnis yang dirintisnya selama ini pun tidaklah mudah lantaran Ihsan beberapa kali sempat mengalami masa terpuruk terutama pada saat pandemi.

Namun, berkat kegigihannya, Ihsan kini berhasil menjadi pria tajir di usianya yang masih relatif muda yakni 28 tahun
Bahkan Ihsan kini berhasil memberdayakan sejumlah tetangganya dalam merintis bisnis servis elektroniknya.
Diketahui, Ihsan merupakan warga desa Bedono Pageron, Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Ia sukses menjadi bos servis elektronik, audio mobil dan sound system.
Baca juga: Kecanduan Film Syur, Bocah Difabel di Palembang Ternyata Korban Pencabulan Ayahnya:Alat Vital Lecet
Nama lengkapnya Muhammad Ihsan, ia penyadang disabilitas dengan istilah Dwarfisme.
Dwarfisme merupakan kondisi medis yang ditandai tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata tinggi badan orang-orang pada umumnya.
Kondisi ini dapat disebabkan kelainan genetik atau faktor kekurangan hormon yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara keseluruhan.
Saat ditemui Kompas.com, Ihsan bercerita, Usahanya sudah ia bangun sejak tahun 2014 silam.
Ia memulai bisnis dengan membuka servis elektronik di rumahnya usai lulus dari Pondok Pesantren di Darunnajah Lengkong, Purworejo.
Baca juga: PERJUANGAN Utami, Lansia di Kediri Rawat Anak Difabel, Kini Tewas: Anaknya Lemas, Gak Bisa Apa-apa

"Setelah lulus saya coba-coba membuka servis kecil-kecilan, kebetulan saya juga suka dalam bidang ini," kata Ihsan, Minggu (3/12/2023).
Setelah servis elektronik berjalan, usahanya ia tinggal dan bekerja ikut orang lain untuk menambah penghasilan.
Namun pada tahun 2019, Ihsan memutuskan untuk keluar dan membesarkan usahanya sendiri.
"Dulunya bekerja di tempat orang dan keluar pada tahun 2019, kemudian membuka usaha sendiri bernama SN Audio dan SN Elektronik di Jalan Kemiri-Bruno," kata Ihsan.
Dalam segala keterbatasannya, Ihsan tak pernah menyerah.
Baca juga: NAFSU MEMUNCAK! Ayah Tiri di Banjarnegara Gagahi Gadis Difabel, Kasih Uang Rp 2000: Tutup Mulut
Bahkan kekurangannya dijadikan semangat untuk membuktikan bahwa kekurangan fisik tidak menghambat seseorang berkarya.
“Saya mempunyai motivasi harus bersemangat dalam menghadapi segala tantangan apapun, jangan sampai kita menyerah,” kata Ihsan.
Semangat dan tekad yang kuat membuat Ihsan dapat bangkit dan sukses setelah dihantam pandemi Covid-19.
Saat masa pandemi, usahanya sempat terhambat lantaran sepi orderan.
“Selama terjun ke dunia servis elektronik, banyak suka dukannya." ujarnya.
"Beberapa waktu lalu saat dilanda pandemi covid-19 usaha saya cukup terhambat." imbuhnya.
"Tapi alhamdulillah usai new normal saat ini sudah berjalan lancar orderan job sound system dan servis elektronik,” papar Ihsan.
Berkat kegigihannya, Ihsan saat ini telah memberdayakan tetangga sekitar untuk membantunya dalam berbisnis.
Setidaknya 4 orang tetangganya ia tampung untuk membantu di berbagai cabang bisnis.

"Pada usaha sound system saya dibantu empat orang. Untuk job setiap harinya alhamdulillah selalu ada, paling sedikit tiga servisan baik dari elektronik maupun pemasangan audio mobil," imbuhnya.
Peran orang tua, kata Ihsan, menjadi kunci ia sukses sampai hari ini.
Semangat dan kegigihan juga menjadi pendorong sukses dalam berbisnis.
“Orang yang selalu mendukung sampai ke titik ini adalah orang tua." ungkapnya.
"Untuk ke depan jangan pantang menyerah, tetap semangat, fokus dengan pekerjaan dan jangan minder dalam kondisi apapun," ujarnya.
Baginya keterbatasan fisik tidak boleh menjadi alasan untuk minder dalam menekuni karir.
Artikel ini diolah dari Surya.co.id
Sumber: Surya
Tangis Akbar Cowok 20 Tahun Dipaksa Ikut Demo di Gedung DPR 28 Agustus, Terisak di Pinggir Jalan |
![]() |
---|
Sosok Robin Westman Pelaku Penembakan Brutal di Sekolah Minneapolis AS, Meninggal Usai Bunuh 2 Bocah |
![]() |
---|
Sosok Said Iqbal, Komandan Aksi Ribuan Buruh Hari Ini yang Terus Lantang Suarakan Keadilan |
![]() |
---|
Heboh Penemuan Potongan Kaki di Tempat Sampah, Ternyata Milik Pasien RS di Ternate Setelah Amputasi |
![]() |
---|
Nasib Dosen Wanita di Nias Sumut yang Lempar Skripsi hingga Bikin Mahasiswa Emosi, Jalani Pembinaan |
![]() |
---|