Palestina vs Israel
Didesak 153 Negara, Israel Ngeyel Lanjutkan Perang di Gaza, Dengan atau Tanpa Dukungan Internasional
Meskipun didesak 153 negara di dunia untuk melakukan gencatan senjata, Israel tetap pada keinginannya melanjutkan perang.
Editor: Sinta Manila
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Meskipun didesak 153 negara di dunia untuk melakukan gencatan senjata, Israel tetap pada keinginannya melanjutkan perang.
Hanya ada 10 negara yang merestui agresi militer Israel di Palestina, yang mana itu sudah memojokkan keadaaanya.
Akan tetapi melalui menteri luar negerinya, Israel bersikeras akan terus menyerang Hamas dan beranggapan gencatan senjata di Gaza hanyalah kesalahan.
Baca juga: TOLONG! Getir Warga Gaza di Tengah Banjir & Bom Israel, Tidur Basah Kuyup di Pasir: Putraku Sakit!
Menteri luar negeri Israel Eli Cohen mengatakan, Israel akan melanjutkan perangnya terhadap Hamas terlepas dari apakah mereka mendapat dukungan internasional atau tidak.
"Israel akan melanjutkan perang melawan Hamas dengan atau tanpa dukungan internasional," kata Eli Cohen pada Rabu (13/12/2023), dikutip dari Al Arabiya.
Ia menganggap, gencatan senjata di Gaza pada tahap ini adalah sebuah kesalahan.
"Gencatan senjata pada tahap saat ini adalah hadiah bagi organisasi teroris Hamas, dan akan memungkinkan mereka kembali bangkit dan mengancam penduduk Israel," ungkapnya.
Baca juga: Gara-gara Unggahan Lawasnya, Maia Estianty Dituduh Jadi Buzzer Israel, Jengkel: Dosa Kita Diambil
Sebelumnya, tekanan internasional meningkat terhadap Israel setelah Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata di Gaza, dikutip dari Al Jazeera.

Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Selasa (12/12/2023) bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu perlu mengubah pemerintahan garis kerasnya.
Pernyataan Biden pada acara penggalangan dana untuk kampanye pemilihannya kembali pada tahun 2024 adalah tanda lebih lanjut meningkatnya kekhawatiran AS terhadap pemboman Israel di Gaza yang menewaskan ribuan warga sipil Palestina.
"Mereka mulai kehilangan dukungan," kata Biden, mengacu pada kekhawatiran masyarakat internasional terhadap pemboman tersebut.
Komentar tajam tersebut muncul ketika penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, bersiap melakukan perjalanan ke Israel untuk melakukan pembicaraan dengan kabinet perang Israel.
Netanyahu pada hari Rabu (13/12/2023) mengatakan Israel mendapat dukungan AS atas tujuannya menghancurkan Hamas dan memulihkan sandera yang ditahan oleh militan Palestina, namun sekutu berbeda pendapat tentang apa yang mungkin terjadi setelah perang Gaza.
Biden secara khusus menyebut politisi sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir, yang merupakan menteri keamanan nasional Israel, dan mengatakan "ini adalah pemerintahan paling konservatif dalam sejarah Israel."
"Dia (Netanyahu) harus mengubah pemerintahan ini. Pemerintahan di Israel membuat hal ini menjadi sangat sulit," kata Biden.
Dia juga mengatakan bahwa pada akhirnya Israel “tidak bisa mengatakan tidak” terhadap negara Palestina, yang ditentang oleh kelompok garis keras Israel.
Biden berkata, "kita mempunyai kesempatan untuk mulai menyatukan kawasan ini… dan mereka masih ingin melakukannya.
Namun kita harus memastikan bahwa Bibi (Netanyahu) memahami bahwa dia harus melakukan beberapa langkah untuk memperkuat... Anda tidak bisa mengatakan tidak ada negara Palestina... Itu akan menjadi bagian yang sulit.”
Sementara itu, Australia, Kanada dan Selandia Baru semuanya mendukung resolusi Majelis Umum PBB yang menyerukan gencatan senjata, meskipun memiliki hubungan dekat dengan Israel.
"Kami khawatir dengan semakin berkurangnya ruang aman bagi warga sipil di Gaza. Harga dari mengalahkan Hamas tidak bisa berupa penderitaan yang terus-menerus bagi seluruh warga sipil Palestina," kata para pemimpin ketiga negara tersebut dalam pernyataan bersama.

Paus Fransiskus, pemimpin sekitar 1,35 miliar umat Katolik di dunia, memperbarui seruannya pada hari Rabu untuk melakukan gencatan senjata “segera” dan memohon diakhirinya penderitaan bagi warga Israel dan Palestina.
Lebih dari 18.000 orang tewas dan hampir 50.000 lainnya terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, menurut pejabat kesehatan Palestina.
Masih banyak lagi korban tewas yang tak terhitung jumlahnya di bawah reruntuhan atau di luar jangkauan ambulans.
Israel melancarkan serangan gencarnya sebagai tanggapan atas serangan pejuang Hamas dari Gaza yang menewaskan sekitar 1.100 orang dan menawan hampir 240 orang lainnya di Israel selatan, menurut pihak berwenang Israel.
Artikel diolah dari Tribunnews.com
Sumber: Tribunnews.com
Detik-detik Kejadian Pria Israel Meledak Terkena Ranjau Darat saat Menendang Bendera Palestina |
![]() |
---|
Terungkap Sumber Pasokan Senjata Hamas, Ternyata dari Iran dan Pasar Gelap: Diselundupkan |
![]() |
---|
Toko Roti di Gaza Buka Kembali, Warga Rela Antre Berjam-jam, Sebelumnya Sempat Konsumsi Pakan Ternak |
![]() |
---|
Heboh! Bom-bom Israel Ditemukan di Sekolah-sekolah Gaza, Beratnya Bikin Terkaget-kaget: Total 453 Kg |
![]() |
---|
Ribuan warga Israel Unjuk Rasa, Tuntut Akhiri Perang Gaza, 'Orang Yahudi & Arab Tolak Bermusuhan' |
![]() |
---|