Breaking News:

Palestina vs Israel

Pengakuan Warga Gaza yang Disandera Israel setelah Dibebaskan, Dipukuli Besi: 10 Orang Patah Tulang

Inilah pengakuan korban sandera Israel setelah dibebaskan, sering dipukuli besi, 10 orang patah tulang.

Editor: Dika Pradana
Awad AWAD / AFP
kekejaman tentara Israel terhadap sandera 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Dibebaskan oleh tentara Israel, warga Gaza, Palestina yang menjadi sandera IDF membeberkan aksi keji dari zionis.

Selama ditahan, warga Gaza tersebut sering mendapatkan perlakuan tak manusiawi.

Korban sering dicibir hingga dipukuli menggunakan besi oleh tentara Israel selama menjadi sandera.

Tentara Israel memindahkan warga Palestina yang ditahan keluar dari Jalur Gaza pada 21 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. --- Penukaran sandera Hamas dan tahanan Israel akan dilakukan mulai Jumat.
Tentara Israel memindahkan warga Palestina yang ditahan keluar dari Jalur Gaza pada 21 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. --- Penukaran sandera Hamas dan tahanan Israel akan dilakukan mulai Jumat. (Menahem KAHANA / AFP)

Kini dari 114 sandera yang dibebakan IDF, sebanyak sepuluh orang mengalami patah tulang.

Diketahuil pembebasan tersebut dilakukan pemerintah Israel lewat perlintasan komersial Karm Abu Salem atau Kerem Shalom di Jalur Gaza pada Kamis (1/2/2024) waktu setempat.

Namun pasca-ratusan tahanan dibebaskan, wartawan Anadolu mengatakan sejumlah tahanan terlihat mengalami siksaan.

Hal tersebut terlihat dari kondisi fisik mereka yang memprihatinkan.

Bahkan 10 dari orang-orang yang dibebaskan itu, termasuk seorang Wanita diindikasi mengalami patah tulang serius pada bagian tangan dan kaki.

Hingga harus dilarikan ke rumah sakit di kota Rafah guna mendapatkan perawatan medis.

Luka tersebut mengindikasikan secara kuat bahwa mereka selama ditahan mengalami penyiksaan sadis tanpa memperoleh perawatan apapun.

“Tampaknya luka itu akibat dari siksaan selama ditahan pasukan Israel,” kata sebuah sumber medis kepada Anadolu.

Momen Menegangkan Israel dan Hamas Saling Bebaskan Sandera di Perbatasan Mesir!
Momen Menegangkan Israel dan Hamas Saling Bebaskan Sandera di Perbatasan Mesir! (Dok. Kompas TV)

Tahanan Palestina Disiksa Dengan Cara Dipukul

Tak hanya patah tulang, sejumlah tahanan juga kedapatan mengalami luka pukul di daerah leher dan kepala hingga memicu penumpukan gumpalan darah.

Sementara yang lainnya dilaporkan mengalami kesulitan bernapas, luka dan cakaran, serta bengkak di bagian tangan.

Otoritas Israel terus menolak memberikan memberikan tanggapan terkait penganiayaan sadis yang dilakukan para militernya terhadap tahanan Palestina.

Perlakuan Tak Manusiawi Dialami Warga Palestina

Kasus penganiayaan seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan militer Israel, meski mendapat banyak kecaman dari sejumlah negara. Namun hal etrsebut tak lantas membuat Israel Jera.

Pada pembebasan sandera sebelumnya, seorang tahanan bernama Mohammed Nazzal dari kota Qabatiya, mengungkap mengalami perlakuan tak manusiawi selama ditahan di penjara Negev.

"Saya ditangkap tiga bulan lalu dan ditahan secara administratif," ungkap Nazzal

“Namun sebelum dibebaskan kami dipukuli secara kejam dengan batangan besi." jelasnya.

"Saya meletakkan tangan saya di kepala saya untuk melindunginya dari cedera, tetapi tentara tidak berhenti sampai mereka mematahkan tangan saya,” tambah Nazzal.

Pejuang Hamas dan Jihad Islam berfoto setelah menyerahkan sandera ke Palang Merah di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 28 November 2023. Hamas menyerahkan beberapa sandera ke Palang Merah di Gaza, seorang jurnalis AFP melihat, bagian dari pertukaran berdasarkan ketentuan gencatan senjata yang diperpanjang dalam perang Israel-Hamas. Para sandera, semuanya perempuan, diserahkan oleh pejuang bertopeng dan bersenjata kepada petugas Palang Merah di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, kata wartawan tersebut.
Pejuang Hamas dan Jihad Islam berfoto setelah menyerahkan sandera ke Palang Merah di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 28 November 2023. Hamas menyerahkan beberapa sandera ke Palang Merah di Gaza, seorang jurnalis AFP melihat, bagian dari pertukaran berdasarkan ketentuan gencatan senjata yang diperpanjang dalam perang Israel-Hamas. Para sandera, semuanya perempuan, diserahkan oleh pejuang bertopeng dan bersenjata kepada petugas Palang Merah di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, kata wartawan tersebut. (AFP)

Setelah mendapat penganiayaan hingga mengalami patah tulang tangan, tentara Israel justru sengaja mengabaikan Nazzal.

Hingga bocah berusia 18 tahun itu didiagnosa menderita komplikasi serius dan membutuhkan perawatan medis mendalam.

Selain kekerasan fisik, para tahanan Palestina juga mengalami perlakuan yang tidak manusiawi selama masa tahanan mereka.

Kelompok Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa Layanan Penjara bawah tanah Israel membatasi akses air, makanan, perawatan medis, dan barang-barang komunal bagi para tahanan.

Bahkan para tahanan tidak diperkenankan mendapat kunjungan dari keluarga atau pengacara mereka.

Hingga kini warga Gaza terus mendapatkan aksi bengis dari Israel.

Isi Surat Hamas yang Dikirimkan ke Keluarga Sandera, Bocorkan Kebohongan Pemerintahan Netanyahu

Disaat keluarga sandera terus mendesak pemerintah Israel untuk segera membebaskan orang-orang tercinta mereka.

Hamas kemudian memberikan surat pada keluarga sandera tentang keadaan para tahanan.

Hal ini erat kaitannya jika perang terus dilanjutkan oleh Israel tanpa memperhatikan nasib sandera.

Baca juga: Warga India Berbondong-bondong Cari Kerja ke Israel, Tergiur Upah yang Tinggi, Abaikan Keselamatan

Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengirimkan pesan kepada keluarga sandera Israel di Jalur Gaza.

“Pemerintah Netanyahu berbohong kepada mereka,” tulis Brigade Al-Qassam dalam pesannya, Sabtu (27/1/2024).

Brigade Al-Qassam menanggapi berita soal Benjamin Netanyahu yang bersikeras melanjutkan perang, yang mungkin dapat membunuh semua sandera.

Baca juga: GETIR 3 Wanita Israel Disandera Hamas, Tuntut Netanyahu Membebaskannya & Stop Perang: Kami Muak!

Brigade Al-Qassam mengatakan, selama ini mereka selalu mengumumkan kematian setiap sandera yang terbunuh oleh serangan Israel di Jalur Gaza.

Surat dari Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, yang rilis pada Sabtu (27/1/2024), mengatakan pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membohongi keluarga sandera Israel soal memprioritaskan pembebasan sandera karena agresi di Jalur Gaza masih berlanjut.
Surat dari Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, yang rilis pada Sabtu (27/1/2024), mengatakan pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membohongi keluarga sandera Israel soal memprioritaskan pembebasan sandera karena agresi di Jalur Gaza masih berlanjut. (Tribunnews)

"Kami mengumumkan pembunuhan semua sandera kami setelah mereka menjadi sasaran penggerebekan oleh pesawat tempur Zionis (Israel),” katanya.

“Jika Netanyahu melanjutkan perang, bersiaplah untuk berita seperti itu," lanjutnya, merujuk pada pengumuman terbunuhnya seluruh sandera Israel dalam penggerebekan (oleh tentara Israel) di Jalur Gaza.

Sebelumnya pada Jumat (26/1/2024), Brigade Al-Qassam menerbitkan klip video tiga tentara wanita Israel yang menjadi sandera di Jalur Gaza.

Baca juga: Keluarga Sandera Marah di Knesset, Tuduh Kabinet Tolak Usulan Hamas: Tahanan di Gaza Sedang Sekarat!

Ketiga sandera itu mengirimkan pesan kepada pemerintah pendudukan Israel.

“Pemerintah (Israel) lalai dalam proses pembebasan kami,” katanya.

Tiga wanita Israel yang disandera Hamas memberikan ultimatum agar Netanyahu menghentikan perang dan segera membebaskannya
Tiga wanita Israel yang disandera Hamas memberikan ultimatum agar Netanyahu menghentikan perang dan segera membebaskannya (Twitter via Tribunnews)

Sandera perempuan itu meminta keluarga mereka untuk pergi melakukan demonstrasi untuk memberikan tekanan pada pemerintah (Israel), dikutip dari Al Jazeera.

Mereka menjelaskan, mereka melarikan diri dari satu tempat ke tempat lain sepanjang waktu, akibat pemboman Israel yang terus menerus, yang hampir membunuh mereka beberapa kali.

Hamas Palestina vs Israel

Segera setelah Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel meluncurkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza.

Kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 26.083 jiwa sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (27/1/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 369 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Senin (22/1/2023).

Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Artikel ini diolah dari Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
berita viral hari iniwargaGazaIsraelPalestinaIDFsandera
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved