Breaking News:

Kunci Jawaban

Soal & Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Halaman 167 Kurikulum Merdeka, Keunikan Tokoh

Ini soal dan Kunci Jawaban pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Halaman 167 Kurikulum Merdeka, keunikan tokoh

Editor: Talitha Desena
Youtube Media Pembelajaran
Ini soal dan Kunci Jawaban pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Halaman 167 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut ini adalah bagian soal dan kunci jawaban pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Halaman 167 Kurikulum Merdeka, anak-anak akan mengerjakan soal-soal mengenai keunikan tokoh yang ada di sebuah teks.

Ayo perhatikan bagian soal dan kunci jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Halaman 167 Kurikulum Merdeka, anak-anak akan menjawab soal-soal dari tulisan yang baru dibaca tersebut.

Baca juga: Soal & Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Halaman 159, Kerangka Laporan & Kata Kunci

1. Apakah tema yang diangkat penulis menarik minat pembaca?

Jawaban: Ya, tema tersirat dari pemilihan judulnya.

2. Apakah penulis telah memunculkan keunikan tokoh?

Jawaban: Ya, terutama tentang bekerja keras meski keadaan susah.

3. Apakah isi tulisan tersebut mudah dipahami?

Jawaban: Ya. Bahasa yang digunakan komunikatif, seperti mengajak mengobrol. Kalimat yang digunakan pendek-pendek dan runut sehingga mudah dipahami.

4. Apakah tulisan tersebut memberikan pesan yang berguna untuk dapat kalian amalkan dalam kehidupan sehari-hari?

Jawaban: Ya, saya paling menyukai kutipan dari Pak Habibie di akhir kisah, “… Belajarlah mengucap syukur dari hal-hal baik di hidupmu, dan belajarlah menjadi pribadi yang kuat dengan hal-hal buruk di hidupmu.” Hal ini membuat saya menyadari bahwa kesulitan itu bukan halangan, tetapi justru kesempatan

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 Halaman 161-162:Apa yang Didapatkan dari Kakakku Dokter di Pedalaman?

Ilustrasi belajar - Simak kunci jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka Bab 2 halaman 35 tentang kalimat langsung dan tidak langsung.
Ilustrasi (Pixabay/asianone.com)

B.J. Habibie, Perpaduan Kecerdasan dan Kekuatan Tekad

Siapa yang tidak kenal dengan Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih sering dipanggil dengan nama B.J. Habibie? Beliau adalah salah satu putra bangsa berprestasi yang dikenal karena kecerdasannya, tak hanya di Indonesia, namun juga di negara lain. Selain keahliannya di bidang teknologi pesawat terbang dan penemu rumus Faktor Habibie,
pria kelahiran Pare-Pare, 25 Juni 1936 ini juga pernah menjabat sebagai Presiden Indonesia yang ke-3.

Sejak kanak-kanak, Habibie yang memiliki kegemaran menunggang kuda dan membaca ini memang sudah dikenal sangat cerdas. Apakah cukup kecerdasan untuk meraih sukses? Ternyata tidak. Mari kita simak perjalanan hidup Bapak Teknologi Indonesia ini lebih lanjut.

Kehilangan dan Perjuangan
Habibie tumbuh dalam keluarga besar dengan tujuh saudara. Ia adalah anak keempat. Ayahnya bernama Alwi Abdul Jalil Habibie, seorang ahli pertanian. Sang Ibu, R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah seorang spesialis mata. Namun, pada usia yang masih sangat muda, yaitu 14 tahun, Habibie harus kehilangan ayahnya yang terkena serangan jantung. Hal
ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan Habibie. Tak hanya pindah ke Kota Bandung, ia pun melihat perjuangan ibunya yang harus membanting tulang untuk membiayai kehidupan mereka.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 Halaman 161-162:Apa yang Didapatkan dari Kakakku Dokter di Pedalaman?

Ilustrasi menulis ejaan
Ilustrasi (Freepik/@sentavio)

Di kota barunya, Habibie melanjutkan pendidikan di SMAK Dago. Ia lalu melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia Bandung yang saat ini dikenal dengan nama ITB, mengambil jurusan Teknik Mesin. Berkat perjuangan ibunya dan tekad kuatnya untuk sukses, Habibie berhasil terbang ke Jerman, bersekolah di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule, mengambil jurusan Teknik Penerbangan spesialisasi konstruksi pesawat terbang. Pendidikan Habibie di Jerman memakan waktu hampir selama 10 tahun. Ia berjuang keras, belajar sambil bekerja praktik. Libur kuliah pun menjadi kesempatan emas bagi Habibie untuk belajar, mengikuti ujian, dan mencari uang agar bisa membeli buku. Tahun 1960 Habibie mendapat gelar Diploma Ing dari Technische Hochschule dengan predikatnya Cum Laude atau sempurna. Nilai rata-rata yang dikantongi Habibie saat itu
adalah 9,5. Tak berhenti di sana, Habibie langsung melanjutkan studi ke Technische Hochschule Die Facultaet de Fuer Maschinenwesen Aachen untuk mendapatkan gelar doktor.

Tags:
kunci jawabansoalBahasa Indonesiakelas 7 SMPhalaman 167Kurikulum MerdekaTribunEvergreen
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved