Berita Viral
5 Santri di Ponpes Dilecehkan Guru, Disuruh Membuka Pintu Saat Mandi & Sering Menarik Sarung
Lima orang santri dilecehkan gurunya, terungkap saat salah satu santri kabur dan menceritakan saat mandi disuruh buka pintu
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Heboh seorang guru di pondok pesantren di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, melecehkan 5 orang santri.
Guru yang berinisial J dilaporkan ke polisi setelah salah satu korban berhasil kabur dari Pondok Pesantren.
Arham, keluarga korban mengatakan bahwa korban kabur dari pesantrennya untuk melaporkan aksi J kepada keluarganya, Sabtu (10/2/2024) malam.
"Baru terungkap ini. Seandainya santriwati tidak melarikan diri dari pondok mungkin ini kejadiannya kita orangtua korban belum tahu," kata Arham kepada wartawan di Mapolresta Mamuju, Minggu (11/2/2024).
Arham mengatakan korban pelecehan guru J masih berusia 14-18 tahun. Saat mendengarkan cerita korban, Arham berkata J diduga melakukan pelecehan dengan cara yang berbeda-beda.
Salah satu korban disuruh oleh pelaku untuk membuka pintu saat mandi. Selain itu pelaku juga melecehkan santriwatinya dengan menarik sarungnya.
Baca juga: Gadis Korban Pelecehan Payudara di Ngawi Patah Kaki Usai Jatuh dari Motor, Pelakunya Remaja 19 Tahun
"Pak ustaz sempat masuk di kamar mandi si korban, dan korban sementara mandi di kamar mandi," ujar Arham.
Kasi Humas Polresta Mamuju Ipda Herman Basir mengatakan bahwa laporan yang dilayangkan korban telah diterima pihaknya.
Setelah memeriksa beberapa saksi, terduga pelaku kata Herman langsung diamankan di salah satu rumah pemimpin pondok pesantren.
J kata Herman masih diperiksa penyidik Satreskrim Polresta Mamuju.
"Iya sudah diamankan. Masih menjalani pemeriksaan," kata Herman.
Kisah Lain, Kepala Pondok Pesantren Cabuli 5 Santri, Korban Tak Berani Melapor Karena Diancam

Oknum kepala sekolah di pondok pesantren di Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan inisial A (35), ditahan atas aksi pencabulan 5 orang santrinya.
A langsung dicopot dari jabatannya sebagai kepala sekolah santri putra dan kini mendekam di penjara sembari menjalani pemeriksaan.
Sebelum dicopot, A sudah menjabat sebagai kepala desa sekitar enam tahun. Pencopotan dilakukan karena A diduga telah melakukan perbuatan asusila terhadap A.
"Kami tidak bisa menoleransi perbuatan seperti itu," tegas salah satu pengurus yayasan pondok pesantren yang meminta namanya dirahasiakan.
Ia mengatakan langkah tegas dilakukan lembaga setelah adanya pengakuan santri (korban pencabulan) kepada pihak pondok pada Rabu (1/11/2023) malam.
Salah satu santri yang menjadi korban berusia 17 tahun dan tercatat sebagai pelajar jenjang SLTA di pondok pesantren tersebut.

Baca juga: CHAT Cabul Oknum Guru ke Siswinya di Bengkulu, Ajak Kencan & Tidur Bareng, Ketahuan Saat HP Dipinjam
"Belakangan kami mendapat informasi tentang hal yang tak lazim bahwa pelaku sering membawa korban ke luar lingkungan pondok," papar pengurus yayasan tersebut.
Selain itu ada empat orang santri lain yang mengaku disentuh-sentuh oleh oknum pada bagian tubuhnya.
Korban mengaku tak berani melaporkan perundungan itu karena takut, lantaran dalam tekanan dan ancaman dari pelaku.
"Kami tidak sampai mendalami tentang tekanan dan ancaman seperti apa itu, biar nanti aparat kepolisian yang mengungkap itu," paparnya.
Penuturan korban, pencabulan pertama kali dilakukan pada 1 Agustus 2023 dan terakhir pada 20 Oktober 2023. Total, pelaku melakukan pencabulan enam kali pada salah satu korban.

Baca juga: CABUL! Perawat di Lamongan Lecehkan Wanita Muda, Ngeluh Sakit Perut Malah Dipaksa Buka Pakaian Dalam
Sementara empat korban lainnya mengaku dicolek, disentuh bagian tubuhnya sepertu pipi dan paha.
Malam itu juga, pimpinan pondok bersama jajaran pengurus yayasan langsung menggelar rapat luar biasa menyikapi persoalan itu.
Semuanya sepakat satu suara, yakni memberhentikan oknum tersebut. Malam itu juga lembaga menunjuk kepala sekolah yang baru.
Setelah itu pihak pondok melaporkan dugaan pencabulan itu ke Mapolsek Pelaihari yang berjarak sekitar dua kilometer dari TKP.
Saat lapor, pihak pondok juga membawa lima anak yang diduga menjadi korban.
Salah satu korban mengaku dicabuli oleh terduga pelaku hingga enam kali. Sementara empat korban lainnya disentuh-sentuh oleh terduga pelaku.
Pada Rabu malam, anggota polisi langsung menjemput terduga pelaku di rumahnya dan ditahan di rutan Polsek Pelaihari.

Baca juga: SOSOK Yanti, Wanita di Semarang Terbius Siasat Licik Kyai Dukun Cabul, Tanahnya Digali Dibuat Bunker
Lelaki yang telah beristri ini menempati salah satu ruang tahanan, bersama dua tahanan narkoba.
Penyidik telah menetapkan oknum tersebut sebagai tersangka dalam dugaan kasus penodaan terhadap santrinya.
Kapolsek Pelaihari, Iptu Benny Wardhany membenarkan A telah resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan.
Menurutnya kondisi kesehatan dan kejiwaan A dalam kondisi baik.
"Cukup kooperatif menjalani pemeriksaan. Juga terucap ungkapan penyesalan dari mulutnya," papar Iptu Benny.
Ia juga mengatakan saat dijemput di rumahnya, A naik motor sendiri ke Polsek Pelaihari dengan kawalan polisi.
"Tersangka naik motor sendiri menuju Polsek Pelaihari. Anggota kami menggiring dari belakang," tandas dia.
(Kompas.com)
Diolah dari artikel di Kompas.com dan di Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Harta Kekayaan Haji Isam, Crazy Rich Batulicin Dapat Penghargaan dari Prabowo, Ini Gurita Bisnisnya |
![]() |
---|
Janda di NTB Dicor dan 'Ditanam' di Sumur oleh Pacar Sendiri, Imbas Cemburu Masih Chat Mantan |
![]() |
---|
Ustaz Kondang Asal Bandung dan Istri Diduga KDRT Anaknya, Imbas Minta Uang Kuliah dan Biaya Bulanan |
![]() |
---|
Dwi Hartono, Tersangka Pelaku Utama Pembunuhan Kacab Bank Ternyata Pernah Dibui, Memalsukan Ini |
![]() |
---|
Pratama Arhan & Azizah Salsha Sering Cekcok Sejak Awal Menikah, Arho Merasa Tak Dapat Kasih Sayang |
![]() |
---|