Breaking News:

Berita Viral

Teka-teki Belasan Sapi Mati Mendadak di Lumajang, Kematian Tak Wajar, Penyebabnya Masih Misterius

Penyebab sejumlah ekor sapi mati mendadak di Kabupatem Lumajang, Jawa Timur masih menjadi teka-teki.

Editor: Eri Ariyanto
Kompas.com
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang Hairil Diani 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Penyebab sejumlah ekor sapi mati mendadak di Kabupatem Lumajang, Jawa Timur masih menjadi teka-teki.

Jumlah hewan yang mati secara tak wajar itu diketahui mencapai belasan ekor.

Seperti diketahui, terdapat 9 ekor sapi yang mati di Desa Jenggrong, Kecamatan Ranuyoso dan 5 ekor sapi di Desa Banyuputih Lor, Kecamatan Randuagung.

Warga Banjar Belong, Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, geger karena tiga ekor sapi warga mati mendadak, pada Sabtu 10 Juni 2023 malam.
Ilustrasi sapi warga mati mendadak. (ist)

Baca juga: Teka-teki Pria di California Sembuh dari HIV dan Kanker, Jalani Pengobatan Khusus Ini Selama 5 Tahun

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang Hairil Diani mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait ternak yang dilaporkan mati mendadak.

Saat ini, dua sampel darah sapi mati telah dikirimkan ke Laboratorium untuk dicek penyakit apa yang menyebabkan kematian terhadap ternak milik warga.

"Kita masih selidiki ya, ada dua sampel darah dari Jenggrong yang kita kirim ke Surabaya untuk dicek, kita masih menunggu hasilnya," kata Hairil di Lumajang, Selasa (27/2/2024).

Dugaan sementara, sapi-sapi yang mati itu terkena penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau yang lebih dikenal dengan penyakit ngorok.

"Kalau dugaannya penyakit ngorok, biasanya sapi itu panas, ngiler terus ambruk dan langsung mati, tapi kita masih menunggu hasil labnya," ujar Hairil.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang Hairil Diani
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang Hairil Diani (Kompas.com)

Sebagai informasi, saat ini terdapat 138 ekor sapi di Lumajang yang terinfeksi Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit lato-lato.

Namun, dalam kasus ini, belum ditemukan sapi milik warga yang mati.

"Kita tunggu hasil labnya saja agar penanganannya bisa tepat, mohon bersabar," pungkasnya.

Kondisi kandang kambing di Dukuh Jatisari, Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen, dimana ada puluhan kambing mati imbas cuaca panas.
Kondisi kandang kambing di Dukuh Jatisari, Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen, dimana ada puluhan kambing mati imbas cuaca panas. (TribunSolo.com / Istimewa)

Digembala Saat Panas Terik 18 Kambing Mati Mendadak, Sempat Diberi Minum, Diduga Kena Heat Stroke

Digembala di bawah terik matahari, 18 kambing di Sragen mati mendadak tanpa penyebab pasti.

Sebuah fenomena aneh terjadi di Sragen tepatnya di Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen.

Bagaimana tidak, setidaknya ada sekitar 18 ekor kambing mati mendadak tanpa sebab jelas setelah digembala.

Kasus ini telah dikonfirmasi oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Sragen.

Melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKP3, Toto Sukarno kasus ini benar terjadi di wilayahnya.

Toto Sukarno mengatakan jika kambing-kambing tersebut mati karena mengalami dehidrasi atau heat stroke.

Pasalnya sebelum meninggal kambing-kambing tersebut digembala di bawah teriknya sinar matahari.

Namun untuk memastikan penyebab dari kambing mati mendadak, Sukarno akan menunggu hasil pemeriksaan sampel.

Baca juga: BERNIAT Cari Madu Hutan, Pria di Muna Temukan Mayat Membusuk, Bau Menyengat, Dikira Monyet Mati

Sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan sampel dari kambing-kambing tersebut di Laboratorium Kesehatan Hewan Surakarta.

Dilansir dari TribunSolo.com (2/9/2023) kemungkinan besar kambing-kambing tersebut mati karena dampak fenomena El Nino.

"Yang pasti kami sudah mengambil sampel untuk dicekkan ke Lab di Solo,"

"terus kemungkinan besar, kambing itu mati karena inikan El Nino, hawanya panas," kata Toto Sukarno.

Ilustrasi kandang kambing.
Ilustrasi kandang kambing. (YouTube Dedi Mulyadi)

Toto Sukarno menambahkan,  jika akibat dari El Nino ini, kambing bisa saja terkena heat stroke.

"Kemungkinan heat stroke, mungkin juga dehidrasi atau kekurangan cairan," sambungnya.

Sebab ketika kambing digembala di bawah terik sinar matahari saat dibawa pulang akan merasa lemas.

Saat diberi minum, bukannya terhidrasi kambing-kambing malah mati.

Baca juga: ASTAGFIRULLAH! 2 Pemuda di Aceh Kepergok Hirup Lem Cap Kambing di Taman, Diamankan saat Tertidur

"Cerita dari peternak setelah digembala (kambing) itu pulang lemas, setelah dikasih minum malah mati," ujarnya.

Cuaca panas akibat El Nino memang sangat mengerikan dampaknya.

Bahkan dampak buruknya hingga memakan korban dari hewan ternak seperti kambing.

Hasil dari koordinasi dari Dinas Lingkungan Hidup, Koramil Gesi dan DKP3 ada 18 ekor kambing yang mati di Desa Tanggan.

Diolah dari berita tayang di Kompas.com

Tags:
berita viral hari inisapiLumajang
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved