Teka-teki Kematian Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny, Fakta-fakta Mengejutkan Akhirnya Terungkap
Penyebab meninggalnya pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny hingga kini masih menjadi misteri.
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Penyebab meninggalnya pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny hingga kini masih menjadi misteri.
Seperti diketahui, pendukungnya menduga bahwa Alexei Navalny meninggal dunia karena dibunuh.
Seperti diketahui, baru-baru ini Kepala Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), Sergei Naryshkin memberikan tanggapan terkait tewasnya pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny.
Baca juga: Sosok Gerry Utama, Catatkan Sejarah Ilmuwan Termuda Indonesia ke Antarktika: Ikut Misi Riset Rusia
"Saya tidak berpikir ini adalah semacam rencana khusus," katanya, mengutip kantor berita Rusia kepada seorang pewawancara televisi, dilansir dari Reuters.
"Tetapi sayangnya, orang-orang memiliki keunikan: cepat atau lambat kehidupan berakhir, mereka mati." lanjutnya.
"Navalny meninggal secara alami, ya," sambungnya.

Naryshkin juga menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan keterlibatan kekuatan Barat dalam kematian Navalny.
Dia menyatakan bahwa reaksi keras di Barat terhadap kematian Navalny dianggapnya sebagai hal yang menjijikkan.
"Tentu saja, sangat menjijikkan ketika tarian setan dilakukan di Barat di sekitar peti mati Navalny," katanya.
"Itu tidak bermoral, rendah, dan tidak etis. Apa lagi yang bisa dikatakan? Ini benar-benar sudah bisa ditebak," tambahnya.

Alexei Navalny, yang merupakan penentang utama pemimpin Kremlin Vladimir Putin, meninggal bulan lalu pada usia 47 tahun di sebuah penjara di Kutub Utara.
Para pendukungnya menduga bahwa ia telah dibunuh, sementara Kremlin membantah keterlibatan negara dalam kematiannya.

Teka-teki Tewasnya Jenderal Rusia Vladimir Zavadsky di Ukraina, Penyebab Kematian Akhirnya Terungkap
Fakta-fakta meninggalnya seorang jenderal Rusia bernama Vladimir Zavadsky yang tewas saat bertugas di Ukraina akhirnya terungkap.
Tewasnya Vladimir Zavadsky juga dibenarkan oleh Gubernur Voronezh, Rusia, Alexander Gusev, pada Senin (4/12/2023).
Seperti diketahui, Zavadsky merupakan petinggi militer Rusia terbaru yang tewas di Ukraina ketika perang telah memasuki bulan ke-21.
Baca juga: INNALILLAHI! Bermain Papan Seluncur Berujung Duka, Wanita Asal AS Tewas Diserang Hiu di Bahama
Pihak berwenang Rusia jarang berbicara mengenai kerugian di Ukraina, namun mereka telah mengakui kematian beberapa perwira tinggi.
"Rasa sakit yang menusuk." kata Alexander Gusev via Telegram, dikutip dari AFP.
"Mayor Jenderal Vladimir Zavadsky, wakil komandan Korps Angkatan Darat ke-14 Armada Utara, tewas dalam tugas di zona operasi khusus," lanjutnya.
Alexander Gusev memberikan penghormatan kepada Vladimir Zavadsky.
Dia menyebutnya sebagai "perwira yang berani, seorang jenderal sejati, dan seseorang yang berharga.
Alexander Gusev diketahui tak merinci kondisi kematian Vladimir Zavadsky.

Baca juga: ASTAGFIRULLAH! Pemuda di Mataram Nekat Curi Gendang Sekolah, Uangnya Digunakan untuk Judi Slot
Saluran Telegram Rusia dengan sumber-sumber di militer mengatakan bahwa ia terbunuh pada akhir November setelah ia menginjak ranjau yang jauh dari garis depan.
Kabar itu menyiratkan bahwa ranjau tersebut mungkin saja merupakan perangkat yang dipasang sebelumnya oleh pasukan Rusia.
Pengumuman itu muncul ketika pasukan Rusia berusaha merebut Avdiivka.
Sebagai informasi, Avdiivka merupakan sebuah kota industri di wilayah Donetsk timur Ukraina yang menjadi salah satu titik yang paling diperebutkan di garis depan.

GERTAKAN MENGERIKAN Putin pada Biden Jika Amerika Coba-coba Menyerang Rusia: Lihat Aja Timur Tengah!
Vladimir Putin melempar peringatan sangat keras kepada Presiden Joe Biden jika Amerika Serikat sampai menyerang Rusia.
Vladimir Putin memastikan Rusia akan meladeni serangan militer Amerika Serikat dengan cara berbeda yang tak diduga-duga banyak orang.
"Lihat saja Timur Tengah," kata Vladimir Putin, mencontohkan. Apa maksud Putin menyebut Timur Tengah sebagai cara beda perang?
Pada Minggu (15/10/2023), Putin menegaskan jika Amerika Serikat (AS) memutuskan perang dengan Rusia, maka akan sangat berbeda dengan operasi khusus Rusia di Ukraina.
Putin mengungkapkan penilaiannya tersebut dalam wawancara dengan Stasiun TV Rusia, Rossiya mengenai perang Rusia-Ukraina dan hubungan Rusia-China.
Pada kesempatan itu, Putin menanggapi usulan Kongres AS yang mempersiapkan perang serentak dengan Rusia dan China, termasuk mempertimbangkan opsi konflik nuklir.
“Saya pikir itu bukan pikiran sehat yang datang dari orang yang sehat, karena mengatakan AS siap berperang dengan Rusia, ya, kami semua siap untuk perang karena mengikuti prinsip kuno yang terkenal, jika Anda menginginkan perdamian bersiaplah berperang,” katanya dikutip dari Anadolu Agency.
“Kami bertindak berdasarkan asumsi bahwa kami menginginkan perdamaian,” tambahnya.
Putin pun menegaskan, kemungkinan memerangi Rusia dan China adalah omong kosong, dan ia yakin itu diungkapkan hanya untuk menakut-nakuti seseorang.

Meski begitu, ia menegaskan, jika AS ingin berperang melawan Rusia maka sangat berbeda dengan operasi militer khusus di Ukraina.
“Jika mereka ingin berperang dengan Rusia maka perangnya akan sangat berbeda, mereka tidak akan melakukan operasi militer khusus. Lihatlah Timur Tengah, apakah itu operasi militer khusus, dapatkah Anda membandingkannya?” ujarnya.
“Jika kita berbicara tentang perang antara kekuatan nuklir yang besar maka itu akan menjadi cerita yang sama sekali berbeda,” ucap Putin.
“Saya tak berpikir bahwa orang-orang yang waras dapat memikirkan hal itu, tetapi jika pemikiran seperti itu muncul di benak mereka, maka itu akan jadi hari buruk, dan membuat kita waspada,” tambahnya.
Putin juga membahas klaim bahwa Rusia dan China sedang membentuk blok militer baru.
Ia juga mencatat bahwa Barat terus-menerus menciptakan aliansi.
“Kami berulang kali mengatakan ini. Kami tak bersatu untuk aliansi militer atau politik. Amerika yang melakukan itu,” tuturnya.
“Lebih jauh lagi, mereka memaksa sekutu mereka untuk memperburuk hubungan dengan Rusia dan China,” tambahnya.
Diolah dari berita tayang di Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Sosok Khadga Prasad Sharma Oli, Tiga Kali Jadi PM Nepal, Mundur Usai Didemo Rakyat hingga 19 Tewas |
![]() |
---|
Demo Berdarah di Nepal, 22 Orang Jadi Korban Jiwa, Istri Perdana Menteri Tewas Rumah Dibakar Massa |
![]() |
---|
Sebelum Diisukan Meninggal, Rumah Kareena Kapoor Sempat Dirampok, Intip Hunian Mewahnya Capai Rp104M |
![]() |
---|
Sosok Giorgio Armani Desainer Tenar Meninggal di Usia 91 Tahun, Dulunya Jadi Pembersih Jendela Toko |
![]() |
---|
Sosok Travis Kelce, Lamar Taylor Swift Pakai Cincin Berlian Rp9 M, Atlet Football, Kekayaan Rp 1,4 T |
![]() |
---|