Berita Viral
Dulu Sopir Angkot, Pria Ini Sekarang Jadi Konglomerat, Hartanya Rp800 Triliun, Intip Ladang Cuannya!
Dulu hidup susah saat menjadi sopir angkot, pria ini sekarang menjadi konglomerat di Indonesia dan memiliki harta mencapai Rp800 triliun.
Penulis: Dika Pradana
Editor: Dika Pradana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Dulu hidup susah saat menjadi sopir angkot, pria ini sekarang menjadi konglomerat di Indonesia dan memiliki harta mencapai Rp800 triliun.
Tak banyak yang tahu bahwa sosok pria ini pernah merasakan pahitnya kehidupan sebagai sopir angkot.
Tidak ingin hidupnya terus terjerat dalam kesulitan ekonomi, pria tersebut akhirnya berusaha merintis bisnis dari nol.
Berkat ketekunannya, pria tersebut akhirnya menjadi pengusaha kaya raya.
Bahkan kini, pria tersebut memiliki sejumlah bisnis termasuk bisnis properti perhotelan terkemuka di Indonesia.
Lantas siapakah sosok pria yang dimaksud?
Baca juga: 8 Konglomerat Indonesia Punya Banyak Hotel Bintang 5, Hary Tanoe hingga Sukanto: Beli Resort di Cina

Dia adalah Prajogo Pangestu, pria dengan nama asli Phang Djun Phen yang lahir pada tanggal 13 Mei 1944 di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.
Dilansir TribunNewsmaker.com dari YouTube Priive pada Sabtu, (16/3/2024), Prajogo Pangestu merupakan pemilik dari Barito Pacific, sebuah perusahaan yang bekerja di sektor sumber daya alam.
“Mengawali kariernya dari bawah, Prajogo Pangestu mampu memutarbalikkan keadaannya dan berhasil meraih kesuksesan yang fantastis, yaitu 7,6 miliar US Dollar atau 84,6 Triliun Rupiah,” ujar sang narator dalam video tersebut.
Karena keterbatasan ekonomi, Prajogo Pangestu hanya mampu menyelesaikan pendidikannya hingga tingkat menengah pertama atau SMP.
Baca juga: 7 Strategi Jitu Berdagang Ala Konglomerat Tionghoa, Wajib Dicontek, Dijamin Banjir Cuan: Cepat Tajir

Namun hal itu tidak mengahalangi tekadnya untuk mengubah nasib.
Prajogo Pangestu pun akhirnya merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, namun ia tidak berhasil mendapatkannya.
Karena frustrasi, Prajogo memutuskan untuk pulang ke Kalimantan dan bekerja sebagai sopir angkutan umum jurusan Singkawang-Pontianak.
Sambil menjadi sopir angkot, Prajogo juga membuka usaha kecil-kecilan dengan menjual bumbu dapur dan ikan asin, hingga sesuatu mengubah hidupnya.
“Salah satu faktor yang mengubah hidupnya adalah pertemanannya dengan Burhan Uray atau yang kerap dipanggil Raja kayu," cerita narator.
Prajogo Pangestu pertama kali bertemu dengan Burhan Uray saat ia masih menjadi sopir angkot pada tahun 1961. Burhan pun mengajak Prajogo untuk bekerja di perusahaan miliknya.
Baca juga: 5 Sumber Uang Kiesha Alvaro, Rela Kuras ATM untuk Okie Agustina hingga Bisa Beli 3 Rumah Sekaligus

Pada tahun 1969 Prajogo bergabung dengan Djayanti Group milik Burhan uray untuk mengurusi hak pengusahaan hutan.
Selama di Djayanti Group, karir Prajogo terus melesat tinggi hingga berhasil menjadi General Manager setelah 7 tahun bekerja di sana.
Hanya dalam waktu 1 tahun setelah naik jabatan, Prajogo pun resign dan memutuskan untuk melakukan hal yang sangat beresiko.
Ia membeli sebuah perusahaan kayu yang sedang krisis finansial. Nama perusahaan tersebut adalah CV Pacific Lumber Coy.
Prajogo meminjam sejumlah dana pada sebuah bank untuk membeli perusahaan kayu ini, dan dalam waktu kurang dari satu tahun, Prajogo mampu mengembalikan pinjaman hutang tersebut.
Di tangan Prajogo, perusahaan ini maju pesat menjadi perusahaan kayu terbesar di Indonesia. Ia pun mengganti namanya menjadi PT Barito Pacific, perusahaan yang kita kenal sekarang.
Prajogo Pangestu pun memperbesar bisnisnya dan melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan PT Chandra Asri petrochemical center dan PT Tri polyta Indonesia Tbk.
Sebagai seorang pebisnis, kehidupan Prajogo tidaklah mudah dan selamanya mulus.
Tantangan terbesar Prajogo Pangestu terjadi ketika krisis moneter 1998 terjadi.
Nilai kapitalisasi Barito Pacific menurun drastis dari 5 miliar USD menjadi 3 juta USD.
Belum lagi ia harus mengembalikan utang sebesar 1,8 miliar USD akibat krisis keuangan yang dialami PT. Chandra Asri.
“Tapi bukan Prajogo Pangestu namanya jika menyerah pada keadaan terjepit, ia berhasil memulihkan keuangan bisnis dengan menggabungkan perusahaan-perusahaan miliknya dalam satu platform yaitu Barito grup," ujar narator.
Di bawah Bendera Barito grup, Prajogo Pangestu memperluas bisnisnya di bidang perkayuan Petro Kimia, minyak sawit mentah, dan properti.
Pada tahun 2016 bahkan dilansir dari Force, kenaikan kekayaan Pangestu merupakan yang paling besar karena menguatnya harga saham PT Barito Pacific Tbk hingga 1.000 persen.

Ladang Cuan Prajogo Pangestu:
Sumber kekayaan dari Prajogo Pangestu berasal dari sejumlah aset bisnisnya, di antaranya:
1. PT Barito Pacific Timber (BRPT)
2. PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA)
3. PT Pertindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
4. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
5. Hotel Nusantara
6. Mambruk Hotel & Convention
Pada 2023, empat bisnis milik Prajogo Pangestu mengalami kinerja yang memuaskan.
Pasalnya kenaikan harga saham keempat perusahaannya tersebut semakin melonjak.
Bahkan salah satu perusahaannya yaitu Barito Renewables Energy yang baru listing di BEI pada Oktober 2023 lalu dalam sebulan terakhir harga sahamnya melonjak sekitar 867,9 persen.
(TribunNewsmaker.com/Dika Pradana)
Sumber: Tribunnewsmaker.com
Nasib Vivian Wilson Putri Transgender Elon Musk, Ngekos Sekamar 3 Orang Padahal Bapaknya Kaya Raya! |
![]() |
---|
Momen Kompol Cosmas Menangis, Komandan Brimob Pelindas Affan Kurniawan Dipecat dan Terancam Penjara! |
![]() |
---|
Kondisi Kucing-kucing Uya Kuya yang Sempat Hilang, Cinta Kuya Posting Foto Saat Anabul Masih Kecil |
![]() |
---|
Wajah Glowing, Driver Ojol yang Temui Gibran Dicurigai, Kini Ungkap Penghasilan: Tiap Hari Perawatan |
![]() |
---|
Kontroversi Nilai Ijazah Ahmad Sahroni yang Rata-rata 6, Ini Rekam Jejak Pendidikannya dari SD |
![]() |
---|