Dulu Di-Drop Out, Mahasiswa Ini Sukses Bangun Bisnis E-Commerce, Omzet Rp477 Miliar: Tercatat Forbes
Dulu di-drop out, mahasiswa ini justru sukses membangun bisnis e-commerce dengan omzet Rp477 miliar.
Penulis: Dika Pradana
Editor: Dika Pradana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Dulu di-drop out, mahasiswa ini justru sukses membangun bisnis e-commerce dengan omzet Rp477 miliar.
Di usianya yang masih relatif muda yakni 28 tahun, namanya telah tercatat di Majalah Forbes sebagai pengusaha sukses.
Namun siapa sangka, jauh sebelum sukses menjadi miliarder, mahasiswa ini dulunya hanyalah mahasiswa biasa.
Bahkan, pebisnis muda ini dulunya sempat didrop out karena suatu hal.
Lantas siapakah sosok pria yang dimaksud?
Dia adalah Ferry Unardi, founder e-commerce Traveloka.
Ferry Unardi lahir di Padang pada 1988 dan merupakan pendiri salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia.
Sebelum berhasil mendirikan perusahaan e-commerce miliknya, Ferry Unardi merupakan mahasiswa drop out dari salah satu universitas.
Baca juga: Dulu Sopir, Pemuda Ini Kini Jadi Miliarder, Sukses Jadi CEO Termuda di Indonesia, Hartanya Rp119 M

Berkat kegigihanya, Ferry Unardi berhasil menemukan cara untuk membangun perusahaan e-commerce dengan omzet lebih dari Rp477 miliar setiap tahunnya.
Kisah Ferry Unardi dalam membangun perusahaan e-commerce nya ini bisa dijadikan inspirasi bagi pebisnis muda yang sedang merintis bisnis serupa.
Sebelum mendirikan perusahaan sendiri, Ferry Unardi sempat mengenyam pendidikan di Purdue University dan mengambil Computer Science and Engineering.
Menjadi insinyur adalah impian sejak kecil dan lewat ketekunannya dalam belajar ia berhasil diterima kerja di perusahaan Microsoft sebagai software engineer selama tiga tahun.
Selama bekerja di Microsoft ia sadar bahwa persaingan di bidang engineer sangatlah kompetitif dan sulit baginya untuk berkembang.
Baca juga: Jatuh Bangun YouTuber Dulu Ngontrak di Rusun Kumuh, Kini Omzet Rp40 Miliar: Intip Gurita Bisnisnya!
Maka dari itu dia memutuskan untuk keluar dari perusahaan Microsoft dan memutuskan untuk menjadi pengusaha.
Kemudian pria kelahiran 16 Januari 1988 itu pergi ke China untuk belajar bahasa mandarin selama enam bulan.
Selama di China, ia kagum dengan perkembangan internet di sana. Selain sangat maju, internet juga menjadi inovasi dan solusi bisnis disana.
Ketika mengenyam pendidikan di Amerika, ia selalu menggunakan pesawat sebagai media transportasi saat ia pulang ke Padang.
Menurutnya dunia pernerbangan saat itu tidak dapat dipisahkan darinya, namun ia mengalami banyak kesulitan ketika memesan tiket pesawat.
Ketika ia ingin pulang ke kampung halamannya di Padang, ia harus menempuh penerbangan dari Indiana Polisi ke Jakarta terlebih dahulu barulah ia dapat melanjutkan penerbagan dari Jakarta ke Padang.
Baca juga: Kisah Crazy Rich Makassar, Dulu Jadi Biduan Sejak Kelas 5 SD Kini Bos Skincare, Tiap Jumat Beli Emas

Kesulitan tidak berhenti disitu, sesampainya di Jakarta ia masih harus membeli tiket pesawat secara offline.
Infrastruktur pemesanan tiket pesawat online saat itu sangat buruk dan sering mengalami gangguan saat transaksi.
Bagi Ferry Unardi pelayanan yang tidak praktis itu menyulitkan dan tidak membuatnya nyaman sebagai pelanggan.
Dari pengalamannya itu, ia kemudian berpikir untuk membuat perusahaan tiket online yang nyaman, praktis dan dapat diandalkan.
Namun dia tidak tahu bagaimana cara memulai dan mendirikan sebuah perusahaan maka dari itu ia mendaftar program master di Harvard Business School.

Awalnya ia berharap dapat menimba ilmu bisnis sebanyak mungkin di Harvard namun ternyata ia tidak dapat fokus dengan pendidikan.
Akhirnya ia memutuskan berhenti kuliah dan drop out dari Harvard demi bisa fokus mendirikan perusahaanya sendiri.
Saat itu ia melihat bidang usaha pemesanan tiket online makin populer di Indonesia dan ia menangkap ada peluang bisnis disitu.
Disaat dia baru memulai bisnis salah satu saingan bisnis Tiket.com sudah mendapatkan pendanaan pertama dari investor.
Meskipun begitu ia pantang menyerah, ia mencoba mencari celah bisnis yang belum dijamah oleh pesaing bisnisnya.
Ia melihat kebiasaan masyarakat Indonesia mencari tiket pesawat yang murah sebagai celah yang belum dapat dipenuhi oleh pesaing bisnisnya.

Kemudian pada 2012, Ferry Unardi mendirikan perusahaan mesin pencari yang dapat membandingkan harga pesawat bernama Traveloka.
Mesin pencarian Traveloka dapat memunculkan harga tiket pesawat dari berbagai maskapai penerbangan yang datanya diambil dari website lain.
Dengan begitu konsumen dapat melihat perbandingan harga dari berbagai maskapai dan dapat memilih harga pesawat yang sesuai dengan kemampuan finansial mereka.
Namun ternyata Traveloka belum mampu memenuhi semua kebutuhan konsumen. Para konsumen mengaku kesulitan memesan tiket di tempat lain dan Traveloka tak ubahnya hanya mesin penyedia informasi.
Ferry sadar kalau Traveloka hanya sebagai travel metasearch makan perusahaan gagal dalam menjawab permasalahan konsumen yaitu pembelian tiket pesawat yang murah.
Kemudian Traveloka memutuskan mengubah strategi bisnis dari travel metasearch menjadi website e commerce yang melayani pemesanan tiket.
Berawal dari strategi bisnis yang baru Traveloka mulai berkemabang karena berkomintem menjaga kualitas layanan konsumen mulai dari mencari harga tiket hingga pemesanan tiket pesawat.
Tapi kesulitan mereka tidak berhenti disitu, pihak Traveloka masih kesulitan untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan maskapai penerbangan.
Maka setiap ada transaksi mereka harus membeli tiket dari pihak ketiga bukan dari maskapai langsung, perusahaan pun menjadi sulit mengambil keuntungan.
Dengan memprioritaskan kepuasan konsumen, pelanggan website meningkat pesat dan perusahaan maskapai yang mulanya menolak bekerjasama mulai melirik Traveloka sebagai rekan bisnis yang menguntungkan.
Hingga saat ini Traveloka telah bekerjasama dengan lebih dari 100 penerbangan, 450 hotel, 400 perusahaan rental mobil di Indonesia dan 4000 penyedia layanan aktivitas dan atraksi hiburan.
Dengan mengutamakan memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen pada tahun 2020 Traveloka berhasil meraih omzet lebih dari Rp477 miliar per tahun.
(TribunNewsmaker.com/Dika Pradana)
Sumber: Tribunnewsmaker.com
Riset Ipsos 2025: Ungkap Aspek UMKM & Brand Lokal dalam Memilih Platform E-Commerce |
![]() |
---|
Transjakarta Buka Lowongan Kerja 2025, Dicari Banyak Lulusan Jurusan IT, Ijazah SMA Boleh Mendaftar |
![]() |
---|
Ajinomoto Buka Lowongan Kerja 2025 Penempatan Jakarta, Fresh Graduate Boleh Daftar Posisi Penting |
![]() |
---|
LPS Buka Lowongan Kerja 2025, IPK Cuma 2,75 Masih Bisa Diterima Jadi Calon Pegawai |
![]() |
---|
PT Pelni Buka Lowongan Kerja 2025, Usia 35 Tahun Boleh Melamar Asisten Kepala Pelayanan & Perbekalan |
![]() |
---|