Kunci Jawaban
Nilai-Nilai dalam Novel Pangeran Diponegoro, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA Halaman 67
Berikut ini soal dan kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA halaman 67, nilai-nilai dalam novel sejarah
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut ini soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam alias IPA kelas 8 SMP halaman 67 Kurikulum Merdeka.
Perhatikan dengan baik soal dan kunci jawaban pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA halaman 67, di halaman ini pada Kegiatan 1 terdapat soal tentang Mengidentifikasi Nilai-Nilai dalam Novel sejarah.
Yuk pelajari dengan baik bagian soal dan kunci jawaban bagian pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA halaman 67, anak-anak dapat meningkatkan pemahamanmu tentang nilai-nilai dalam novel sejarah dengan membaca kutipan novel pangeran Diponegoro.
Pahami bagian soal dan kunci jawaban bagian pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA halaman 67, sebelum melihat kunci jawaban, ada baiknya anak-anak mencoba menjawab sendiri terlebih dahulu dengan bantuan orang tua.
Inilah soal dan kunci jawaban pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA halaman 67!
Baca juga: Membedakan Fakta, Asumsi, & Opini! Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Hal 75-78 Komunikasi Ujung Jari
Kunci jawaban soal Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA/SMK pada halaman 67:

Latihan
Untuk meningkatkan pemahamanmu tentang nilai-nilai dalam novel sejarah, bacalah dengan saksama kutipan novel sejarah berikut ini (Judul: Pangeran Diponegoro), kemudian tentukan nilai yang terkandung di dalamnya.
Jawaban:
Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah Pangeran Diponegoro
1. Nilai Moral:
"”Hm.” Jan Willem van Rijnst menerka-nerka ambisi Danurejo di balik pernyataan yang kerang-keroh itu. sambil menatap lurus-lurus ke muka Danurejo, setelah membagi arah pandangannya kepada Raden Mas Sunarko yang sangat tolek, Jan Willem van Rijnst berkata dalam hati, “Al wie kloekzinnig is, handelt met wetenschap, maar een zot breidt dwaasheid uit. Deza kakkerlak verwach zeker een goede positie, zodat hij mogelijk corruptie kan doen” (yang cerdik bertindak dengan pengetahuan, tapi yang bebal membeberkan ketololannya. Kecowak ini pasti berharap kedudukan yang memungkinkan baginya bisa melakukan korupsi)."
Nilai moral dalam kutipan tersebut adalah orang yang cerdik akan bertindak dengan pengetahuannya, tetapi yang bebal akan mengumbar kebodohannya.
Baca juga: Jawaban Apa Tujuan Pembelajaran Sosial Emosional di Sekolah? Soal Modul 2 Topik 1 Merdeka Mengajar

2. Nilai Budaya:
Nilai kebudayaan dalam novel Pangeran Diponegoro terlihat melalui beberapa kalimat di antaranya penggunaan kata-kata bahasa jawa seperti, sugeng, tolek, wisesa ruhani dll.
Kemudian, disebutkan juga kelebihan bangsa Jawa adalah sangat peka terhadap suara hati.
Terdapat juga penyebutan kata wayang dan tembang macapat yang merupakan piranti kebudayaan kesenian.
3. Nilai Sosial:
"Ketika Danurejo II datang kepadanya, dia menyambut dengan bahasa Melayu yang fasih, sementara pejabat keraton Yogyakarta yang merupakan musuh dalam selimut dari Sultan Hamengku Buwono II ini lebih suka bercakap bahasa Jawa.
”Sugeng”, kata Danurejo II, menundukkan kepala dengan badan yang nyaris bengkok seperti udang rebus. Jan Willem van Rijnst bergerak menyamping, membuka tangan kanannya, memberi isyarat kepada Danurejo untuk masuk dan duduk."
Nilai sosial dalam kutipan novel pangeran Dipongero tersebut yakni ketika terjadi interaksi di antara dua orang dengan latar belakang bangsa dan budaya yang berbeda, melakukan pertemuan dan dialog.
Selain itu, tampak pada sikap Danurejo II yang tetap menghormati dan bersikap dengan ramah dan sopan kepada van Rijnst meski merupakan musuh dari Sultan Hamengkubuwono II, begitu pula dengan van Rijnst yang sangat peduli dengan tata krama dalam menyambut tamunya dengan baik.
Baca juga: Apa Saja Lembaga Keuangan yang Ada di Daerah Sekitarku? Kunci Jawaban IPS Kelas 9 SMP Halaman 90 91

4. Nilai Ketuhanan/Religi:
"Terlebih dulu mestilah dibilang, bahwa Jan Willem van Rijnst adalah seorang oportunis bedegong. Asalnya dari Belanda tenggara. Lahir di Heerlen, daerah Limburg yang seluruh penduduknya Katolik. Tapi, masya Allah, demi mencari muka pada pemegang kekuasaan di Hindia Belanda, sesuai dengan agama yang dianut oleh keluarga kerajaan Belanda di Amsterdam sana yang Protestan bergaris kaku Kalvinisme, maka dia pun lantas gandrung bermain-main menjadi bunglon, membiarkan hatinya terus bergerak-gerak sebagaimana air di daun talas."
Nilai ketuhanan yang dimunculkan pada kutipan tersebut adalah latar belakang agama van Rijnst yaitu Katolik dan Protestan. Kemudian, disebut juga agama Hindu Buddha dan Islam.
*) Disclaimer: Jawaban di atas hanya digunakan oleh orangtua untuk memandu proses belajar anak.
Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
Kunci Jawaban Ekonomi Kelas 11 Halaman 57 Menghitung Pendapatan Nasional |
![]() |
---|
Jawaban PAI Kelas 10 Halaman 55 56 57 58 : Iman, Islam dan Ihsan Kesatuan yang Tidak Bisa Dipisahkan |
![]() |
---|
Kunci Jawaban IPS Kelas 8 Halaman 25 Esai Potensi Sumber Daya Alam |
![]() |
---|
Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 39 40 Pesawat Rp 400 M RI Laris |
![]() |
---|
Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 20 Elemen Pamflet, Pamflet Papandayan dan Green Canyon |
![]() |
---|