Mengapa Efek Fotolistrik Tidak Bisa Dijelaskan dalam Teori Fisika Klasik? Ini Jawaban Terbaiknya

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Inilah jawaban dari soal 'Mengapa efek fotolistrik tidak bisa dijelaskan dalam Teori Fisika Klasik?'

Saat dihadapkan soal 'Mengapa efek fotolistrik tidak bisa dijelaskan dalam Teori Fisika Klasik?', Anda perlu berpikir kritis.

Dengan berpikir kritis, kalian diminta untuk menyelesaikan soal yang dimaksud.

Dalam hal ini, kalian dituntut untuk memahami materi tentang Teori Fisika Klasik.

Apabila kalian telah memahaminya, maka bukanlah hal yang sulit untuk menyelesaikan soal yang dimaksud.

Jika Anda kesulitan dalam mengerjakan soal tersebut, simaklah penjelasan dalam artikel ini.

Artikel ini akan memberikan jawaban secara lengkap dan detail terkait pertanyaan tersebut.

Baca juga: Percakapan Menggerakkan Bertujuan? Jawaban Pemahaman Modul Appreciative Inquiry: Merdeka Mengajar

Selain itu Anda juga bisa mengembangkan jawaban Anda sendiri sesuai dengan pola pikir Anda.

Dengan demikian, Anda tak akan kesulitan saat dihadapkan dengan soal tersebut.

Namun, alangkah baiknya Anda dapat mengerjakan soal tersebut secara mandiri terlebih dahulu.

Bacalah ulasan berikut ini hingga tuntas!

Baca juga: Jawaban Akurat Modul 3.2 Perilaku Bullying dari Perspektif Psikologi Sosial Bagian 2, Pintar Kemenag

Soal:

Mengapa efek fotolistrik tidak bisa dijelaskan dalam Teori Fisika Klasik?

Jawaban:

Efek fotolistrik bisa muncul bila frekuensi cahaya yang dijatuhkan pada sebuah materi yang mempunyai nilai lebih besar saat frekuensi tertentu. 

Nilai dari frekuensi minimal yang bisa menimbulkan efek fotolistrik juga sangat tergantung dengan jenis logamnya. Itu juga mendukung sebuah perumusan cahaya tentang gumpalan / paket energi cahaya, yang disebut dengan foton.

Dalam teori fisika klasik, tidak bisa menjelaskan tentang efek fotolistrik. Inilah daftar beberapa pengamatan efek fotolistrik dalam padangan fisika Klasik :

Insentitas Cahaya

Sebuah persamaan, E K-max = e V0, tidak bergantung pada intensitas cahaya. Apabila intensitas cahaya dinaikkan, maka nilai V0 sama sekali tidak ada perubahan.

Sesuai dengan teori gelombang intensitas cahaya sebanding dengan amplitudo gelombang cahaya.

Jadi energi yang dibutuhkan untuk menghentikan foto elektron seharusnya bisa bertambah serta dicirikan dengan bertambahnya potensial henti.

Tapi dalam kenyataan, intensitas cahaya dalam efek fotolistrik bertentangan dengan teori gelombang cahaya dalam fisika Klasik.

Insentitas cahaya justru yang bertambah hanya bisa menambah jumlah elektron yang telah terlepas dari material peka cahaya.

Tandanya yaitu besarnya arus listrik yang juga bertambah besar.

Frekuensi Cahaya

Fisika Klasik menyatakan, V0 atau E K – max, bisa bergantung pada frekuensi cahaya yang dijatuhkan pada sebuah material yang peka cahaya.

Frekuensi cahaya mempunyai potensial henti besar yang juga digunakan untuk menyinari permukaan katoda akan menghasilkan garis lurus.

Bila panjang gelombang cahaya yang dijatuhkan pada katoda diubah.

Sebuah material katoda yang berbeda, memiliki harga frekuensi tertentu/frekuensi potong.

Saat efek fotolistrik tidak akan terjadi saat digunakan pada cahaya yang mempunyai frekuensi lebih kecil dari frekuensi material tersebut.

Jadi efek fotolistrik sama sekali tidak bergantung pada jumlah frekuensi cahaya yang dijatuhkan pada sebuah materi yang peka cahaya.

Untuk menghasilkan efek fotolistrik, nilai frekuensi cahaya harus lebih besar daripada material katoda.

Ada sebuah kondisi yang disebut dengan stopping potensial / potensial henti.

Itu bisa membuat elektron terhenti untuk bisa menjangkau anoda. Anoda itu tidak mempunyai arus yang mengalir yang bisa terlihat pada ampere meter.

Beda potensial V0 disebut dengan potensial henti ada bila nilai arus fotolistrik adalah nol.

Semoga artikel ini membantu!

Semoga beruntung!

Cobalah kerjakan soal ini dengan jujur!

Dengan begitu Anda bisa mengukur kemampuan berpikir Anda!

Sumber: Scrib.com @Bizitzanarin

(TribunNewsmaker.com/Dika Pradana)