Kabupaten Klaten
Sejarah Angkringan, Ternyata Diciptakan Warga Klaten, Awalnya Jualan Pakai Pikulan Tumbu Tahun 1943
Inilah sejarah angkringan, yang ternyata diciptakan oleh warga asal Klaten, awalnya jualan menggunakan pikulan tumbu hingga pakai gerobak.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Sejarah Angkringan, Ternyata Diciptakan Warga Klaten, Jualan dari Pikulan Tumbu hingga Pakai Gerobak
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kata "angkringan" sering kali mengingatkan kita pada suasana khas Yogyakarta.
Angkringan selama ini menjadi pilihan utama bagi mereka yang lapar di malam hari.
Gunadi dan Suwarna, pendiri Desa Cikal Bakal Angkringan, mengungkapkan bahwa angkringan pertama kali diciptakan oleh Eyang Karso Dikromo asal Klaten, Desa Ngerangan.
Angkringan berawal dari kreativitas Eyang Karso Dikromo, yang lebih dikenal dengan nama Jukut di masa muda.
Mbah Karso, yang berasal dari Desa Ngerangan, Klaten, merantau ke Solo pada tahun 1930-an ketika berusia 15 tahun.
Inovasi yang dilahirkan Mbah Karso membawa angkringan menjadi bagian penting dari budaya kuliner Indonesia.
"Alasannya karena ayahnya meninggal dunia, sebagai sulung dari empat bersaudara Mbah Karso merasa bertanggung jawab untuk menghidupi keluarganya," ungkap Suwarna kepada Kompas.com, Minggu (30/08/2020).
Sesampainya di Solo ia bertemu dengan Mbah Wiryo, pertemuan dengan Mbah Wiryo merupakan awal dari sejarah angkringan.
Baca juga: Rekomendasi Wisata Terapi Ikan di Klaten, Liburan Bareng Keluarga di Umbul Brintik, Harga Terjangkau

Awal mula angkringan
Mbah Karso Jukut dan Mbah Wiryo berjualan makanan terikan (makanan dari Jawa Tengah dengan kuah kental dengan lauk tempe atau daging) dengan pikulan tumbu pada 1943.
Lama kelamaan, Mbah Karso mendapatkan ide untuk menjajakan minuman agar pembeli bisa melegakan dahaga saat makan.
Mbah Karso dan Mbah Wiryo beremuk ide untuk memodifikasi pikulan jualannya.
Bagian depan untuk makanan, bagian belakang untuk ceret minuman.
Dari berjualan dengan pikulan ini Mbah Karso mengajak warga dari desanya ikut berjualan sepertinya.
Dahulu yang hanya terikan ditambah juga makanannya seperti jadah (ketan) bakar, singkong, getuk, kacang, dan aneka sate.
Macam-macam lauk dimasukkan dalam wadah dari daun pisang yang disebut takir.
Selain aneka lauk, ditambah juga nasi kucing. Kehadiran nasi kucing ini malah menggeser pamor terikan.
Nama asal dari angkringan di Solo adalah warung hik. Asal muasal nama unik ini memiliki beragam versi.
"Ada yang menduga dari cara penjualnya menjajakannya dengan sahutan 'Hiyeek!'.
Ada yang bilang pembelinya sendawa seperti itu.
Versi lainnya saat penjual tersandung mengatakan 'hiyek!'.
Jadi tidak pasti asal kata 'hik' itu," ungkap Suwarna.
Kepopuleran warung hik di Solo pada 1940-an akhirnya merambah ke Yogyakarta pada 1950an, baru nama angkringan lahir.
Baca juga: 5 Rekomendasi Penjual Durian di Klaten, Bisa Inden dan Makan Musang King Langsung di Kebun

Penyebaran angkringan di Indonesia
Kata angkringan sendiri lahir dari Yogyakarta.
Selain angkringan, sebutan lainnya dari Yogyakarta adalah wedangan, warung koboi, dan sego kucing.
Pedagang angkringan beralih dari pikul menjadi gerobak pada 1970-an.
"Itu karena kalau kesandung air panas tumpah ke kaki, salah satu penjual yang membuat ide menggunakan gerobak.
Baru jadi gerobak seperti sekarang tahun 1980an," tutur founder ikon Desa Cikal Bakal Angkringan.
Banyaknya pendatang di Yogyakarta, membuat angkringan berekspansi ke luar Solo dan Yogyakarta.
Hal ini terjadi pada era 1990-an hingga kini.
Perkembangan angkringan sekarang tidak hanya di Indonesia.
Gunadi dan Suwarna mengatakan bahwa ada mahasiswa dari Yogyakarta menjual angkringan di Jepang, Amerika Serikat, dan Swedia.
Pada 26 Februari Februari 2020, Desa Ngerangan resmi menjadi Desa Cikal Bakal Angkringan.
Sumber: Kompas.com
BNN Jateng Libatkan PKK Klaten untuk Cegah Narkoba dari Lingkup Keluarga |
![]() |
---|
Pemkab Klaten Raih Penais Award 2025, Bupati Hamenang: Terima Kasih untuk Penyuluh Agama |
![]() |
---|
Bupati Klaten Hamenang Datangi Murid SMP Viral Tak Sekolah Sepekan, Pastikan Hak Pendidikan Terjamin |
![]() |
---|
Petani Ringinputih Keluhkan Sawah Kekeringan, Bupati Klaten Hamenang Janji Cari Solusi |
![]() |
---|
Sepanjang Agustus, BPBD Klaten Drop Ratusan Ribu Liter Air Bersih untuk Warga Terdampak Kekeringan |
![]() |
---|