Sosok Prajogo Pangestu, Konglomerat Terkaya Indonesia yang Temui Prabowo, Segini Jumlah Hartanya
Profil Prajogo Pangestu, pendiri Barito Pacific yang masuk dalam jajaran orang terkaya Indonesia, disorot buntut pertemuan dengan Presiden Prabowo.
Editor: Noviana
TRIBUNNEWSMAKER.COM – Prajogo Pangestu menjadi satu dari delapan pengusaha yang menemui Presiden Prabowo Subianto, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (6/3/2025).
Ia datang bersama tujuh taipan lainnya, Sugianto Kusuma alias Aguan, Anthony Salim, Boy Thohir, Franky Widjaja, Dato Sri Tahir, James Riady, dan Tomy Winata.
Menurut keterangan Sekretariat Presiden, kedatangan 8 konglomerat Indonesia tersebut untuk membicarakan mengenai kondisi ekonomi dan isu strategis nasional.

Di antaranya sejumlah program pemerintah seperti Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dan program makan bergizi gratis (MBG).
Konglomerat yang menempati posisi orang terkaya di Indonesia ini diketahui merupakan pendiri perusahaan petrokimia dan energi, Barito Pacific.
Baca juga: Sosok Aguan Sugianto Kusumo, Bos Sedayu Group yang Temui Prabowo, Pemilik Gurita Bisnis Properti
Ia tercatat dalam jajaran 10 besar orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes, dengan kekayaan mencapai 35,4 miliar dolar AS atau setara sekitar Rp577,7 triliun.
Namun, baru-baru ini harta Prajoyo Pangestu dikabarkan turun hingga 20,34 persen, sekitar 9,1 miliar dollar AS atau setara Rp148,5 triliun berdasarkan data Forbes Real Time Net Worth.
Profil Prajogo Pangestu
Berdasarkan penelusuran Tribunnews, Prajogo Pangestu lahir di Bengkayang, Kalimantan Barat, pada 13 Mei 1944.
Pria yang terlahir dengan nama Phang Djoen Phen ini sekarang telah berusia 80 tahun.
Baca juga: 5 Topik Pertemuan Prabowo dengan Anggota 9 Naga, dari Aguan, Anthony Salim hingga Tomy Winata
Prajogo Pangestu adalah anak dari seorang pedagang karet. Karena keterbatasan ekonomi, Prajogo hanya mampu mengenyam pendidikan hingga tingkat menengah.
Ia memiliki istri yang bernama Herlina Tjandinegara dan telah dikaruniai tiga anak.
Perjalanan karier Prajogo Pangestu hingga berhasil menjadi orang terkaya di Indonesia, tentu penuh lika-liku panjang.
Setelah lulus dari Sekolah Menengah, ia mencoba peruntungan di Jakarta, namun perjuangannya tersebut belum membuahkan hasil yang memuaskan.
Akhirnya, Prajogo kembali ke kampung halamannya. Ketika kembali di kampung halamannya, ia mulai bekerja menjadi sopir angkot dan membuka usaha kecil-kecilan dengan menjual bumbu dapur dan ikan asin.
Di sela-sela pekerjaannya, Prajogo bertemu pengusaha kayu asal Malaysia, Burhan Uray, pada 1960-an. Pertemuan tersebut menjadi titik balik nasib Prajogo.
Pada 1969, Prajogo memutuskan untuk bergabung di perusahaan milik Burhan, yakni PT Djajanti Grup.
Baca juga: Sri Mulyani Beri Bocoran Kapan THR ASN 2025 Cair, Sebut Tunggu Prabowo, Berapa Besarannya?
Tujuh tahun kemudian, Burhan mengangkat Prajogo menjadi general manager (GM) di pabrik Plywood Nusantara, Gresik, Jawa Timur.
Prajogo hanya menjabat sebagai GM di perusahaan itu selama satu tahun, karena dia memutuskan untuk mengundurkan diri dan membeli sebuah perusahaan yang saat itu mengalami krisis finansial, yang bernama CV Pacific Lumber Coy.
Pada saat itu, Prajogo mengajukan pinjaman dari bank untuk membeli perusahaan tersebut. Setelah akuisisi, perusahaan tersebut diubah namanya menjadi Barito Pacific.
Barito Pacific kemudian mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 2007.
Pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terbesar di Indonesia.
Selain mendirikan Barito Pasific, Prajogo tercatat juga pernah menduduki sejumlah posisi strategis di beberapa perusahaan, yakni:
- PT Mangole Timber Producers - Direktur Utama (1969-1977)
- PT Barito Pacific Lumber - Direktur Utama (1976)
- Barito Pacific Group - (1977)
- PT Barito Pacific Timber (dh. PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan) - Direktur Utama (1979-1993)
- PT Mangole Timber Producers - Direktur Utama (1982-1993)
- PT Tunggal Agathis Indah Wood Industries - Direktur Utama (1987-1998)
- PT Tunggal Yudi Sawmill Plywood - Direktur Utama (1987-1998)
- PT Musi Hutan Persada - Komisaris (1991-1993)
- PT Mangole Timber Producers - Komisaris Utama (1993-1998)
- PT Astra International Tbk - Wakil Komisaris Utama (1993-1998)
- PT Tripolyta Indonesia Tbk - Komisaris (1989-1999)
- PT Chandra Asri - Direktur Utama (1990-1999)
- PT Tanjungenim Lestari Pulp & Paper - Komisaris Utama (1999-2005)
- PT Tanjungenim Lestari Pulp & Paper - Wakil Komisaris Utama (1997-1999)
- PT Barito Pacific Tbk (d/h PT Barito Pacific Timber) - Komisaris Utama (1993-sekarang).
Empat Saham Perusahaan
Prajogo Pangestu tercatat memiliki empat saham perusahaan yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Keempat saham itu, di antaranya, holding energi PT Barito Pacific Tbk (BRPT), perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), emiten geotermal PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan emiten batu bara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Baca juga: Sosok Anthony Salim, Bos Indofood yang Temui Prabowo di Istana, Kekayaan Nyaris Rp 200 Triliun
Harta Prajogo Pangestu
Hingga saat ini, Prajogo Pangestu memiliki kekayaan mencapai 35,4 miliar dolar AS atau setara sekitar Rp577,7 triliun.
Meski begitu, baru-baru ini harta orang terkaya di Indonesia itu turun hingga 20,34 persen, sekitar 9,1 miliar dollar AS atau setara Rp148,5 triliun.
Dilansir Kompas.com, penurunan drastis ini terjadi setelah beredar kabar bahwa Morgan Stanley Capital International (MSCI) tidak akan memasukkan tiga emiten miliknya ke dalam MSCI Investable Market pada review Februari 2025.
MSCI merupakan indeks pasar global yang menjadi acuan utama bagi investor institusional dalam menentukan portofolio mereka.
Keputusan untuk tidak memasukkan tiga emiten milik Prajogo, yakni Barito Renewables Energy (BREN), Petrindo Jaya Kreasi (PTRO), dan Barito Pacific (CUAN) diperkirakan berdampak besar pada kepercayaan pasar terhadap saham-saham tersebut.
Hal ini turut memengaruhi kapitalisasi pasar dan akhirnya berimbas pada kekayaan bersih Prajogo Pangestu.
(Tribunnews.com/David Adi) (Kompas.com/Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Hartanya Anjlok hingga Rp 148,5 T
Sosok Herly Puji, Sekdis Sumut yang Lakukan 5 Pelanggaran Fatal, Kini Dicopot Bobby Nasution |
![]() |
---|
Tabiat Suami Bakar Istri di Cakung Jaktim Diungkap Warga, Pernah Tenggelamkan Adik Ipar di Empang |
![]() |
---|
Kisah Wigih Hartono Sebelum Tertimbun Longsor Freeport: Pulang Sebulan Lalu, Perjumpaan Terakhir |
![]() |
---|
Rayakan HUT PMI ke-80, Bupati Klaten Hamenang Ajak Masyarakat dengan Senam Tema Tebar Kebaikan |
![]() |
---|
Hadiri Tradisi Bersih Sendang Sinongko, Bupati Hamenang Ajak Warga Syukuran dengan Gulai Kambing |
![]() |
---|