Breaking News:

Tempat Wisata

Cuma 5 Menit dari Alun-alun Ngawi, Ternyata Ada Benteng Semegah Ini, Dulu Sempat Jadi Penjara

Inilah wisata menarik di Kabupaten Ngawi, Jawa Tengah. Ada sebuah benteng yang berlokasi sekitar 1,8 kilometer atau sekira 5 menit saja dari alun-alun

Editor: Febriana
Dok PUPR via Kompas.com
WISATA NGAWI - Potret Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem Ngawi disadur dari Kompas.com pada Minggu (9/3/2025). Benteng Pendem Ngawi diperbaiki dan direvitalisasi menjadi pusat sejarah dan budaya sejak 2019. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Wisata di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur ternyata patut mendapat sorotan.

Salah satunya sebuah benteng yang berlokasi di Desa Administratif Pelem berikut ini.

Jaraknya pun sangat dekat dengan Alun-alun Ngawi, yakni sekitar 1,8 kilometer atau sekira 5 menit.

Ya, itulah Benteng Pendem Ngawi. Benteng ini dibangun pada masa penjajahan Belanda yang terletak di pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun. 

Benteng Pendem Ngawi memiliki ukuran 165 meter x 80 meter yang dibangun di atas lahan seluas 15 hektar. 

Lantas, bagaimana asal-usul nama Benteng Pendem Ngawi?

Nama Benteng Pendem Ngawi berasal dari julukan masyarakat setempat "benteng cekung" karena dibangun lebih rendah dari tanah di sekitarnya sehingga tampak terpendam.

Tujuan dibangunnya Benteng Pendem Ngawi pada masa itu adalah sebagai pusat pertahanan di wilayah Madiun, Jawa Timur, khususnya untuk menanggulangi Perang Jawa. 

Belanda mendirikan Benteng Pendem Ngawi pada abad ke-19 ketika Ngawi dikenal sebagai pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur

Karena dibangun oleh Belanda, Benteng Pendem Ngawi disebut juga sebagai Benteng Van den Bosch.

Sejarah berdirinya Benteng Pendem Ngawi berawal ketika Belanda berhasil menduduki Ngawi pada 1825 dalam Perang Diponegoro. 

Untuk mempertahankan kedudukan mereka, Belanda mendirikan sebuah benteng yang disebut Benteng Pendem sebagai zona pertahanan Belanda untuk melumpuhkan transportasi logistik para pasukan Pangeran Diponegoro. 

Baca juga: Cuma 28 Menit dari Alun-alun Madiun Jatim, Ternyata Ada Wisata Sejarah, Napak Tilas Pergerakan PKI

WISATA NGAWI - Potret Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem Ngawi disadur dari Kompas.com pada Minggu (9/3/2025). Benteng Pendem Ngawi telah dipercantik.
WISATA NGAWI - Potret Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem Ngawi disadur dari Kompas.com pada Minggu (9/3/2025). Benteng Pendem Ngawi telah dipercantik. (Kompas.com/Aisyah Sekar Ayu Maharani)

Lokasi benteng ini dibangun terbilang strategis, yaitu berada di pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun. 

Proses pembangunan Benteng Pendem Ngawi terbilang memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 20 tahun, dari 1825 hingga 1845. 

Setelah selesai dibangun, Benteng Pendem Ngawi digunakan sebagai tempat tinggal 250 tentara Belanda dan 60 kavaleri yang dipimpin oleh Johannes van den Bosch.

Namun, pada masa pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942, benteng ini beralih fungsi menjadi penjara. 

Sekitar Februari 1943 hingga Februari 1944, tercatat ada sekitar 1.580 pria mendekam di benteng tersebut. 

Seiring berjalannya waktu, jumlah penghuninya semakin bertambah hingga menjelang kemerdekaan Indonesia. 

Sayangnya, kondisi Benteng Pendem Ngawi sempat memprihatinkan. 

Maka dari itu, pada bulan Februari 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa kompleks Benteng Pendem Ngawi akan diperbaiki dan direvitalisasi menjadi pusat sejarah dan budaya.

Taman Seestetik Ini Cuma 12 Menit dari Balai Kota Solo, Ada Benda yang Disakralkan di Sekitar Kolam

Kota Solo memang tak pernah berhenti menawarkan wisata yang menarik. Baik yang bersinggungan dengan budaya maupun keindahan alam.

Salah satunya adalah taman yang berlokasi di tengah Kota Solo berikut ini. Jaraknya hanya  3,6 kilometer dari Balai Kota Solo atau sekira 12 menit.

Selain indah, taman tersebut ternyata menyimpan mitos yang tak kalah mencuri perhatian.

Ya, itulah Taman Balekambang. Taman Balekambang kini telah hadir dengan wajah baru yang lebih menarik dan instagramable.

Fasilitas di Taman Balekambang juga makin komplet, serta ada wisata air mancur menari yang bikin tambah estetis destinasi tersebut.

Setelah rampung direvitalisasi, kini wisatawan banyak yang gemar berwisata ke sana.

Bagaimana tidak, banyak spot instagenic yang bisa digunakan untuk selfie, serta fasilitas yang komplet dan memadai.

Sebagai wisata ramah keluarga, Taman Balekambang juga bisa dikunjungi bersama anak-anak.

Kamu bisa mengajaknya jalan-jalan dan bersantai di taman.

Nah, jika tertarik mau liburan ke Taman Balekambang coba simak dulu yuk informasi lengkap seputar harga tiket masuk, cara bayar, hingga aturan berkunjung ke sana.

Harga Tiket Masuk dan Cara Bayar

Tiket masuk Balekambang dipatok Rp 5.000. 

Sedangkan untuk Gedung Pertunjukan Rp 100.000 dan Amphiteater Rp 15.000, untuk kedua venue ini bisa berubah menyesuaikan penyelenggara.

Jadi untuk bisa masuk Taman Balekambang, pengunjung setidaknya harus membawa handphone yang terdapat aplikasi m-banking/aplikasi e-commerce seperti Shopee Pay, Dana, dan lain-lain.

Baca juga: Tak Sampai 2 Jam dari Solo, View Seindah Ini Cocok untuk Healing, Suasana Sejuk Manjakan Mata

WISATA SOLO - Spot ikonik Taman Balekambang Solo, Jawa Tengah, Selasa (19/4/2022). Taman Balekambang menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Solo.
WISATA SOLO - Spot ikonik Taman Balekambang Solo, Jawa Tengah, Selasa (19/4/2022). Taman Balekambang menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Solo. (TribunTravel/Nurul Intaniar)

Namun untuk parkir di kawasan Taman Balekambang tetap diberlakukan tunai/cash.

Mengapa tiket masuk Taman Balekambang hanya menggunakan non-tunai?

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aryo Widyandoko mengungkapkan pihaknya ingin agar pengunjung terbiasa dengan pembayaran non-tunai.

Selain itu hal ini juga memudahkan pihaknya dalam melakukan monitoring jumlah pengunjung.

"Tiket masuk dan semua yang di Balekambang menggunakan QRIS kecuali parkir. Agar mudah kemungkinan kesalahan berkurang. Sekaligus edukasi untuk familiar menggunakan QRIS," jelasnya.

Ke Taman Balekambang jangan khawatir kelaparan, karena ada Food Court di lantai 1 Gastronomi.

Harga makanan dan minumannya terjangkau.

Harga minuman mulai dari Rp 5.000.

Sedangkan harga makanan mulai Rp 10.000.

Aturan Berkunjung

Kalau ingin piknik membawa makanan dari rumah juga bisa.

Taman Balekambang juga memperbolehkan pengunjungnya menggelar tikar dan membawa makanan sendiri.

Hanya saja, Aryo menekankan pihaknya tetap mengatur agar gelaran tikar tidak merusak rumput.

"Rumput sudah mulai tumbuh. Silakan menggelar tikar walaupun akan kami buat zonasi. Nanti akan berpindah rumput yang boleh digelari tikar,” terangnya.

Baca juga: Ngabuburit Seru di Solo: 3 Tempat Asyik Sambil Menunggu Adzan Maghrib

WISATA SOLO - Bangunan baru gedung pertunjukan di Taman Balekambang Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2024). Taman Balekambang kini memiliki wajah baru yang lebih menarik.
WISATA SOLO - Bangunan baru gedung pertunjukan di Taman Balekambang Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2024). Taman Balekambang kini memiliki wajah baru yang lebih menarik. (TribunTravel/Nurul Intaniar)

Ternyata ini menjadi daya tarik sendiri.

Piknik dengan menggelar tikar dan membawa makanan sendiri memang memiliki nuansa nostalgia.

"Tiap Sabtu Minggu penuh hampir semua bawa makanan sendiri menggelar tikar. Yang jualan di sini juga harus laku."

"Semua akan kita atur agar nyaman," jelasnya.

Taman Balekambang dibuka Selasa-Minggu pukul 10.00-16.00, setiap Senin tutup.

Pengelola meliburkan hari Senin untuk kegiatan maintenance.

"Libur di hari Senin. Karena di hari Sabtu Minggu banyak yang mencari tempat rekreasi," tambahnya.

"Hari Senin walaupun hari kerja kita tutup sekalian cek mungkin ada kerusakan kita rawat," jelas Aryo.

Mitos Taman Balekambang

Taman Balekambang di Solo, Jawa Tengah, menyimpan banyak cerita.

Konon, tempat wisata yang berlokasi di Jalan Balekambang, Solo, ini dahulunya adalah tempat bersantai untuk keluarga dan kerabat Istana Pura Mangkunegaran.

Bicara soal mitos, sejumlah bagian di area Taman Balekambang Solo yang merupakan taman peninggalan KGPAA Mangkunagoro VII disebut-sebut sakral. 

Nyaris semua area Taman Balekambang dikeramatkan.

Salah satu benda yang disakralkan adalah patung Nakula dan Sadewa di sekitar kolam air.

Selain itu, terdapat prasasti KGPAA Mangkunagoro VII yang tersimpan di bawah pohon beringin.

(TribunNewsmaker.com | Kompas.com| TribunTravel.com | TribunSolo.com)

Sumber: Kompas.com
Tags:
NgawiJawa TimurBenteng Pendem
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved