Cuma 4 Menit dari Simpang Lima Semarang, Taman Hiburan Seseru Ini Kini Terbengkalai, Dulu Termegah

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Semarang memang menjadi salah satu daerah di Jawa Tengah yang memiliki banyak objek wisata.

Namun tak sedikit pula objek wisatanya yang kini telah tutup dan terbengkalai. Salah satunya berlokasi di daerah Candisari berikut ini. 

Objek wisata tersebut sejatinya hanya berjarak 2,1 kilometer atau sekira 4 menit dari Simpang Lima Semarang.

Ya, itulah Wonderia. Pada masanya, Wonderia merupakan sebuah taman hiburan keluarga terbesar dan termegah yang pernah ada di Jawa Tengah. 

Wonderia di bangun di atas lahan seluas 3 hektar di wilayah yang cukup strategis, yakni di Jl. Sriwijaya No. 29, Tegalsari, Candisari, Kota Semarang. 

Hanya dengan membayar tiket masuk sebesar Rp9.000 untuk hari biasa dan Rp10.000 untuk hari libur, kala itu Wonderia dapat dikatakan menjadi primadona bagi para keluarga yang ingin sekadar menikmati waktu luang atau melepas penat. 

Tidak main-main, Wonderia secara langsung diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2007. 

Sayangnya, tidak lama setelah peresmian tersebut, salah salah satu wahana yang sedang beroperasi mendadak jatuh dari ketinggian 15 meter dan menyebabkan 16 korban luka-luka. 

Hari-hari setelahnya, pengunjung berangsur-angsur surut dan 2 hari setelahnya Wonderia dikabarkan tutup sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan dengan alasan penyelidikan. 

Sampai pada saat ada rumor yang menjadi titik awal keterpurukan Wonderia. 

Rumor-rumor miring yang beredar luas menyebabkan pengunjung enggan untuk bermain lagi di Wonderia, terutama setelah insiden jatuhnya salah satu wahana di sana dan beberapa insiden kecelakaan lain yang sebelumnya juga pernah terjadi.

Baca juga: Cuma 29 Menit dari Alun-alun Purbalingga, Ternyata Ada Curug Seeksotis Ini, Tiket Masuk Rp5 Ribu

Namun, usut punya usut, rumor yang beredar juga kerap menyambungkan kecelakaan ini dengan hal-hal berbau mistis. 

Ada salah satu rumor yang mengatakan jika adanya makhluk tak kasat mata yang mendiami wahana rumah hantu Wonderia. 

Selain itu, rumor bahwa Wonderia dibangun di atas lahan pemakaman juga turut menyumbang citra buruk Wonderia di mata pengunjung.

Sampai pada akhirnya Wonderia yang dikelola oleh PT. Semarang Asrana Rekreasi Trusta (SMART) resmi ditutup oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang pada tahun 2017 karena menunggak pajak dan royalti senilai 3,1 miliar.

Sejak Wonderia ditutup dan mulai terbengkalai, banyak orang-orang datang untuk uji nyali sekaligus mencoba menguak jatuhnya Wonderia yang tentunya dikaitkan dengan hal-hal mistis di luar nalar. 

Salah satu orang yang datang dan mencoba menguak misteri Wonderia ini adalah Om Hao (Kisah Tanah Jawa) yang merupakan seorang dengan kemampuan spiritual atau metafisika yang menjabarkan jika Wonderia masih sama meriahnnya seperti saat masih beroperasi.

Yang membedakan hanya saat ini Wonderia dimeriahkan oleh tawa makhluk astral yang katanya ikut ‘bermain’.

Di lain kesempatan, Billy Christian, seorang sutradara film-film horor mengajak dua orang Youtuber indigo untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang notabenenya tidak bisa dijelaskan dengan nalar. 

Baca juga: Air Terjun Secantik Ini Cuma Sejam dari Pusat Probolinggo, Konon Pertapaan Terakhir Patih Gajah Mada

Saat dikulik lebih jauh, lahan tempat taman hiburan ini berdiri merupakan bekas rawa yang sering menelan korban jiwa, seperti terpeleset, tenggelam, dan bunuh diri. 

Kawasan ini dulunya juga merupakan lahan pemakaman bagi para tetua suku Jawa dan Tionghoa. 

Sebelum akhirnya diputuskan untuk dibangun, masyarakat sekitar sudah memperingatkan pengelola untuk tidak membangunnya, dan jika tetap memaksa maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pihak pengelola agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Sayangnya, pendiri Wonderia yang merupakan warga negara asing tidak mempercayainya dan menolak syarat-syarat yang ada.
   
Lewat kanal Youtubenya, Billy juga menjelaskan jika kecelakaan demi kecelakaan yang terjadi dipengaruhi oleh ‘mereka’ yang merasa tidak terima jika ‘rumah’ mereka diganggu gugat tanpa adanya timbal balik.

(TribunNewsmaker.com)(Sonora.id)