Tempat Wisata
Perjalanan 1,5 Jam dari Waingapu, Menyusuri Air Terjun Tertinggi di Sumba Timur NTT
Destinasi wisata air terjun yang tertinggi di Sumba Timur NTT dengan waktu tempuh 1,5 jam dari Waingapu
Editor: Tim TribunNewsmaker
Destinasi wisata air terjun yang tertinggi di Sumba Timur NTT dengan waktu tempuh 1,5 jam dari Waingapu
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kabupaten Sumba Timur, selain dikenal dengan pantainya yang memukau dan desa wisata yang eksotik, juga menyimpan keindahan alam lainnya yang tak kalah menakjubkan.
Salah satunya adalah Air Terjun Laiwi, sebuah destinasi wisata yang menawarkan panorama alam yang eksotis dan memikat.
Dengan ketinggian mencapai 60 meter, Air Terjun Laiwi menyuguhkan keindahan alam yang luar biasa.
Di sekelilingnya, tebing-tebing batu yang menjulang tinggi mengelilingi kawasan ini, sementara pohon-pohon besar yang tumbuh di sekitarnya menambah kesan alami dan sejuk.
Nama "Laiwi" sendiri memiliki arti rotan, yang merujuk pada banyaknya tanaman rotan di sekitar area air terjun.
Masyarakat setempat juga mengenal air terjun ini dengan sebutan lain, yaitu Pawai Urang, yang berarti air hujan.

Air Terjun Laiwi terletak di Desa Matawai Ama, Kecamatan Katala Hamu Liwu (Kahali), Kabupaten Sumba Timur, sebuah lokasi yang semakin menarik untuk dijelajahi.
Perjalanan menuju air terjun ini memerlukan waktu sekitar 1,5 jam.
Meskipun medan yang harus ditempuh cukup berat, pesona alam yang ditemukan di akhir perjalanan akan membuat segala usaha terasa sebanding.
Untuk mencapai Air Terjun Laiwi, pengunjung dapat memulai perjalanan dari Kota Waingapu.
Perjalanan dimulai dengan menuju ke arah barat menuju Lewa, lalu dilanjutkan hingga sampai di Parepaha.
Dari simpang Parepaha, belok kiri menuju Tarimbang, dan sekitar 6 kilometer kemudian, anda akan tiba di Desa Kombapori.
Sesampainya di Puskesmas Kombapori, belok kanan untuk menuju Desa Matawai Ama.
"Sampai di jembatan ketiga, baru berhenti. Lokasi air terjun ada di sekitar situ," kata seorang bapak yang ditemui di Kombapori, memberikan petunjuk arah.
Perjalanan dari Kombapori ke Matawai Ama memakan waktu sekitar 5 kilometer.
Jalan yang dilalui sebagian besar adalah jalan aspal, meski ada beberapa bagian yang rusak dan berlapis tanah berbatu.
Setelah melewati medan yang cukup menantang, anda akan tiba di jembatan ketiga yang terletak dekat kantor Desa Matawai Ama.
Di sekitar sana terdapat tempat parkir yang cukup luas, yang dikelola oleh penduduk setempat.
Biaya parkir sepeda motor adalah Rp 3.000, sementara untuk kendaraan roda empat dikenakan biaya Rp 10.000 per mobil.
Uang parkir ini disetorkan langsung kepada pemilik rumah yang mengelola tempat parkir.
Setelah memarkir kendaraan, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang menuju lokasi air terjun.
Jarak yang harus ditempuh sekitar 300 meter, namun medan yang harus dilalui cukup berat.
Pengunjung akan menuruni bukit yang cukup curam, dan untuk melancarkan perjalanan, mereka bisa memegang batang pohon atau rotan yang diikat di kedua sisi jalan.
Di sepanjang jalur tersebut, sudah disediakan tempat pijakan yang menyerupai tangga, yang sangat membantu mempermudah perjalanan.
Namun, karena kemiringan jalannya yang cukup curam, anda harus berhati-hati.
Bagi yang belum terbiasa, kaki bisa terasa bergetar akibat tegangnya otot-otot kaki dan kelelahan.
Jika tidak hati-hati, ada kemungkinan tergelincir.
Namun, semua rasa capek dan perjuangan akan terbayar lunas ketika akhirnya tiba di lokasi air terjun.
Keindahan yang tersaji sungguh luar biasa.
Tebing-tebing batu yang tersusun rapi secara alami memberikan kesan megah dan menakjubkan, dengan nuansa kehijauan yang berasal dari lumut yang tumbuh di dinding tebing.
Pada musim kemarau, debit air terjun ini cenderung berkurang, dan air yang jatuh tampak melintasi dinding tebing yang menyerupai stalaktit, menciptakan pemandangan yang sangat unik.
Di bawahnya terdapat kolam alami tempat pengunjung bisa berenang.
Meski tidak terlalu luas, kolam ini cukup untuk berenang, dengan kedalaman air yang mencapai dada orang dewasa.
Airnya yang sejuk memberikan sensasi segar yang sangat menyenangkan.
Menurut Tedy, seorang warga Desa Matawai Ama yang masih duduk di bangku kelas 6 SD Inpres Laikondak, Air Terjun Laiwi banyak dikunjungi oleh wisatawan, terutama pada akhir pekan.
"Saya sering mengantar pengunjung ke sini. Mereka kebanyakan datang dari Waingapu," ujar Tedy, yang ditemui di lokasi air terjun pada Minggu siang.
Ia juga mengatakan bahwa debit air terjun ini berkurang pada musim kemarau, tetapi pada musim hujan, debit airnya meningkat pesat.
Air Terjun Laiwi ini dikenal sebagai air terjun tertinggi di Kabupaten Sumba Timur.
Keindahan alam yang dimilikinya membuat siapa pun yang datang pasti tak ingin melewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen tersebut. (TribunNewsmaker.com/ Alifian Akbar/ PosKupang.com)
Gunungkidul Punya Kafe Unik, Tawarkan Sensasi Nongkrong di Dalam Goa, 1 Jam 25 Menit dari Tugu Jogja |
![]() |
---|
Malang Jatim Ada Resto Nuansa Alam, Cocok Jadi Destinasi Keluarga, 31 Menit dari Terminal Arjosari |
![]() |
---|
Semarang Jateng Tawarkan Kafe dengan Suasana Asri, Pas untuk Healing, 22 Menit dari Stasiun Poncol |
![]() |
---|
Kota Batu Jatim Tawarkan Kafe dengan Suasana Unik, Serba Vintage, Cuma 18 Menit dari Stasiun Malang |
![]() |
---|
Bogor Jabar Punya Kafe Sejuk nan Estetik Dikelilingi Hutan Pinus, 3 Menit dari Taman Safari |
![]() |
---|