Tempat Wisata
3 Rekomendasi Kuliner di Kudus, Ada Sate Kerbau, Pindang, dan Lentog Tanjung, Cipipi di Akhir Pekan
Berikut ini 3 rekomendasi kuliner di Kudus, ada sate kerbau, pindang, dan lentog tanjung, bisa dicicipi ketika akhir pekan
Editor: Talitha Desena
Ilmu membuat sate kerbau didapat Sugiarto dari bapak mertuanya, mendiang Kusrin.
Sugiarto yang tahun 1974 menikahi Mahmudah, anak sulung Kusrin, mengisahkan,
"Bapak mulai jualan sate kerbau tahun 1977 dengan nama Maju. Awalnya saya hanya membantu," kata Sugiarto yang kala itu pegawai honorer staf TU sebuah sekolah.
Honor sebulan, tak bisa mencukupi kebutuhan keluarga Sugiarto. Itu sebabnya, Sugiarto ingin membuka usaha sendiri dengan berjualan sate.
Ia pun paham, ia mesti memilih daging yang tak banyak uratnya, setelah daging bermutu baik didapat, daging ditumbuk.
"Saat itu, belum ada mesin giling, agar empuk, daging digebuk pakai kayu agar empuk, wah, tangan bisa pegal-pegal."
Setelah lembut, daging diberi bumbu dendeng yakni paduan ketumbar, jinten, bawang putih, gula.
Daging diolesi bumbu sampai merata, kemudian ditusuk dan dibakar.
"Nah, sebelum disajikan, satai dibakar lagi, lalu dikasih bumbu kacang campur srundeng," kata Sugiarto yang pertama kali jualan tahun 1977.
Usaha Sugiarto yang juga membawa nama Maju, benar-benar maju, bahkan ada suatu masa, dalam sehari ia menghabiskan 1000 tusuk.
"Banyak pelanggan dari luar kota. Waktu itu, saking larisnya, saya sampai nolak pembeli," kata Sugiarto seraya mengatakan, kelima anak Kusrin, semua meneruskan usaha jual satai.
Sayang, situasi ekonomi membuat usaha Sugiarto surut.
"Sejak kenaikan harga BBM, semua barang-barang naik. Sekarang harga daging sekilo sudah Rp 50 ribuan. Saya jual sate per porsi isi 10 tusuk Rp 11 ribu. Relatif mahal.
Bandingkan dengan harga soto yang per porsi Rp 5 ribu, meski begitu, hasilnya masih lumayan, bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari," kata Sugiarto yang sehari menghabiskan sekitar 350 tusuk.
"Kalau pun sisa, jual sate kerbau tidak ada istilah rugi. Karena dibumbu dendeng, satai kerbau awet sampai tiga hari." Keuntungan dagang sate kerbau disebut Sugiarto maro, artinya separoh dari pendapatan kotor.
Sumber: Kompas.com
Semarang Jateng Ada Resto Sebagus Ini, Masih Satu Area dengan Dusun Semilir, 55 Menit dari Tugu Muda |
![]() |
---|
Lembang Jabar Ada Resto Secantik Ini, Menu Lezat Berpadu View Ciamik, 27 Menit dari Gedung Sate |
![]() |
---|
Sleman Jogja Punya Resto Estetik, Tawarkan Menu Bernuansa Belanda, 34 Menit dari Stasiun Maguwo |
![]() |
---|
Semarang Jateng Punya Kafe Seteduh Ini, Bisa Sambil Melukis hingga Meronce, 20 Menit dari Tugu Muda |
![]() |
---|
Bandung Jabar Tawarkan Kafe Nuansa Tropical, Serasa Liburan di Bali, Cuma 7 Menit dari Gedung Sate |
![]() |
---|