Sosok
Sosok & Profil Dadang, Tewas dalam Ledakan Amunisi di Garut, Bertaruh Nyawa Demi Bantu Orang Lain
Simak sosok dan profil Dadang, warga jadi korban tewas ledakan amunisi di Garut, jiwa sosialnya tinggi, rela pertaruhkan nyawa demi bantu orang lain.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Tragedi ledakan amunisi di Garut menyisakan duka mendalam, terutama bagi keluarga salah satu korban, Dadang Hermawan.
Sosok Dadang tak hanya dikenang karena musibah yang merenggut nyawanya, tetapi juga karena kebaikan hati dan pengabdiannya semasa hidup.
Sepupunya, Enggan B, tak kuasa menahan kesedihan saat mendengar kabar duka tersebut.
Ia merasa sangat kehilangan sosok Dadang yang dikenal sebagai pribadi dermawan dan penuh kepedulian terhadap sesama.
Baca juga: Sosok & Profil Endang, Warga Sipil jadi Korban Ledakan Amunisi di Garut, Tinggalkan 3 Anak: Humoris
"Ini baru kali pertama (Dadang ke lokasi peledakan amunisi), kalau diajak saya tidak tahu, yang penting menurut informasi, saya dengar itu saya memastikan saudara saya kena ledakan itu terkonfirmasi dari pak kades," ungkap Enggan dalam wawancara yang dikutip dari kanal YouTube tvOne News.
Ledakan maut itu terjadi di area pemusnahan amunisi TNI di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) sekitar pukul 09.30 WIB.
Sebanyak 13 orang dinyatakan tewas dalam insiden tersebut, terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil.
Enggan mengungkapkan, kabar kematian Dadang datang bagai petir di siang bolong.
Terlebih, menurutnya, Dadang baru pertama kali berada di lokasi peledakan tersebut.
Lebih lanjut, Enggan menceritakan bahwa Dadang meninggalkan seorang istri dan satu anak yang kini masih duduk di bangku SMA.
Ia sangat khawatir membayangkan bagaimana keluarga Dadang akan menjalani hari-hari tanpa sosok kepala keluarga yang mereka andalkan.
"Dadang Hermawan meninggalkan satu istri dan satu orang anak yang masih sekolah di tingkat menengah atas," imbuhnya lirih.
Kenangan akan kebaikan Dadang juga menjadi sesuatu yang sulit dilupakan oleh Enggan.
Meskipun tak memiliki pekerjaan tetap, Dadang dikenal sebagai pribadi yang ringan tangan dan senang membantu siapa saja yang membutuhkan.
Baca juga: Sosok & Profil Mayor Cpl Anda Rohanda, Tewas Akibat Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut, Perwira TNI

"Beliau memang tidak punya pekerjaan tetap. Tapi yang sangat saya kenang dari beliau adalah jasa sosialnya (korban)," akui Enggan.
Enggan mengisahkan bahwa meskipun hidup dalam keterbatasan ekonomi, Dadang tak pernah ragu menolong orang lain.
Bahkan, ia seolah mengesampingkan kebutuhan dirinya demi membantu sesama.
"(Jiwa) Sosialnya (korban) begitu baik, membantu orang padahal dia juga layaknya dibantu. Dia membantu orang tanpa batas, tanpa waktu, padahal dia sendiri butuh bantuan sebetulnya secara ekonomi," lanjutnya.
Salah satu momen yang paling membekas di ingatan Enggan adalah ketika Dadang tanpa ragu membantunya menyeberangi sungai besar saat ia pulang malam-malam dari Garut.
Air sungai saat itu sedang tinggi, namun Dadang rela turun tangan tanpa alat demi memastikan sepupunya sampai dengan selamat.
"Suatu saat kan, rumah saya bersebelahan dengan beliau terhalang dengan sungai besar. Ketika saya pulang malam dari Garut, kebetulan air (sungai) gede, dia (Dadang) dengan relanya mengantarkan untuk menyeberangi sungai tanpa alat," kenangnya.
Tak hanya keluarganya, Dadang juga dikenal masyarakat sebagai sosok yang siap membantu siapa pun yang kesulitan menyeberangi sungai.
Ia melakukannya tanpa meminta imbalan sepeser pun.
"Kebetulan saya punya lembaga pendidikan, ketika ada air gede (di sungai), beliau (Dadang) terjun (ke sungai) tanpa upah, ibadah sosialnya luar biasa, tanpa pamrih. Kami kehilangan betul-betul," tutup Enggan, penuh haru.
Alasan warga ke TKP peledakan
Sementara itu terkait dengan tragedi memilukan tersebut, pihak TNI sempat buka suara.
Saat ini pihak TNI masih menyelidiki penyebab ledakan dan tewasnya belasan orang tersebut.
Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi pun mengungkap fakta soal alasan warga berada di lokasi terlarang yakni pemusnahan amunisi.
Usut punya usut, sudah jadi kebiasaan warga mendekati lokasi pemusnahan amunisi saat personel TNI melakukan pemusnahan.
Hal itu dilakukan warga guna mengumpulkan sisa-sisa ledakan dari amunisi kadaluarsa tersebut.
Serpihan bekas amunisi berupa besi, tembaga dan logam itu bernilai jual tinggi.
Sehingga warga pun tertarik mendatangi lokasi peledakan amunisi itu demi mendapatkan cuan alias uang hasil penjualannya.
"Biasanya selesai peledakan, masyarakat datang untuk mengambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan logamnya yang dikumpulkan, apakah tembaga, besi yang memang sisa dari granat, dari mortir, itu yang biasanya masyarakat mengambil logam tersebut. Kita akan dalami lagi kenapa itu bisa terjadi," kata Mayjen Kristomei Sianturi.
(TribunNewsmaker/TribunBogor)
Sumber: Tribun Bogor
Sosok Adwin Haryo Indrawan Anak Kedua Sri Mulyani, Dokter Lulusan UI, Profesi Istri Tak Kalah Keren |
![]() |
---|
Sosok Luqman Indra Pambudi Anak Bungsu Sri Mulyani, Lulusan Amerika, Kini Jadi Konsultan di London |
![]() |
---|
Sosok Kades Sugeng, Ungkap Kunci Pembunuhan Sahroni Sekeluarga di Indramayu, Temukan Mobil Korban |
![]() |
---|
Sosok Dewinta Illinia, Putri Sulung Sri Mulyani Mantan Menteri Keuangan yang Jadi Sorotan Warganet |
![]() |
---|
Sosok Erni Ariyanti, Ketua DPRD Sumut Ogah Tanggapi Tunjangan Rumah Rp40 Juta, Ayahnya Eks Bupati |
![]() |
---|