LENGKAP! Ini Rinci Nilai Jokowi di Ijazah UGM Termasuk IPK, Ada yang Dapat A, B, C, 2 Mata Kuliah D

Lengkap! Inilah rinci nilai Jokowi di ijazah UGM, termasuk skor IPK, ada mata kuliah yang dapat nilai A, B, dan C, 2 mata kuliah nilainya D 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Setelah sekian lama diselimuti kabut keraguan, fakta mencengangkan akhirnya terungkap ke permukaan. Nilai ujian skripsi dan IP Presiden Joko Widodo saat kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi dibuka—membungkam segala tudingan miring yang sempat menyeruak.

Padahal sebelumnya, skripsi Jokowi sempat dihantam kritik pedas oleh Roy Suryo, yang bahkan menyebutnya abal-abal. Namun kini, kebenaran berbicara lantang lewat temuan investigasi aparat penegak hukum.

Bareskrim Polri, melalui penyelidikan intensif, berhasil mengungkap banyak bukti kuat terkait perjalanan akademik Jokowi selama menimba ilmu di Fakultas Kehutanan UGM pada rentang tahun 1980 hingga 1985.

Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro, Dirtipidum Bareskrim Polri, menyatakan bahwa timnya telah menemukan fakta otentik yang menunjukkan Jokowi benar-benar memenuhi seluruh syarat kelulusan sebagai sarjana Kehutanan UGM.

Salah satu bukti krusial adalah lembar berita acara ujian skripsi, yang ditandatangani oleh tiga dosen penguji ternama: dr. Ir. Sumitro, Ir. Sofyan, dan Ir. P. Burhanudin.

"Dan telah diuji secara laboratoris oleh Puslabfor dengan hasil identik dengan pembanding," tegas Djuhandhani—mengisyaratkan bahwa tidak ada rekayasa sedikit pun pada dokumen tersebut.

Yang lebih mengejutkan, nilai ujian skripsi Jokowi ternyata adalah A—sebuah penilaian nyaris sempurna yang bertolak belakang dengan tudingan sebelumnya.

Tak hanya itu, polisi juga menemukan rekapitulasi hasil studi sang presiden, termasuk indeks prestasi kumulatif (IP). Dalam sebuah foto yang ditunjukkan kepada publik, terlihat bahwa IP Jokowi—berdasarkan mata kuliah wajib dan pilihan—adalah 2,05.

Transkip Nilai Jokowi :

Terlihat nilai yang didapat Jokowi selama kuliah itu bervariasi dari A hingga D.

Untuk nilai KKN selama kuliah di UGM, Jokowi mendapat nilai A.

Kemudian ia juga mendapat beberapa nilai A untuk mata kuliah lainnya.

Untuk mata kuliah Bahasa Indonesia I, Jokowi mendapat nilai C.

Kemudian mata kuliah Bahasa Indonesia II, Jokowi mendapat nilai B.

Sementara untuk mata kuliah Fisika dan Matematika II ia mendapat nilai D.

lihat foto

Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro mengatakan penyelidik juga menemukan syarat lain yang membuat Jokowi bisa diwisuda menjadi sarjana Kehutanan UGM.

"Adanya surat keterangan bebas dari pinjaman buku, uang atau alat tulis. Untuk mengikuti wisuda sarjana syarat ini diberikan harus dipenuhi untuk memenuhi mengikuti wisuda sarjana," katanya.

Penyelidik juga memastikan skripsi Jokowi identik dengan pembandingnya yakni rekan-rekan junior dan senior di UGM.

Skripsi Jokowi berjudul Studi Tentang Konsumsi Kayu LapisPada Pemakaian Akhir di Kotamadya Surakarta.

"Telah diuji Puslabfor dengan pembanding dari rekan senior dan junior," katanya.

Hasil Puslabfor menunjukan bahwa skripsi Jokowi dibuat menggunakan mesin ketik tipe  pika.

Sedangkan lembar pengesahan yang selama ini dipertanyakan Roy Suryo, dibuat menggunakan mesin cetak handpres.

"Lembar pengesahan skripsi dibuat dengan handpres leterpres sehingga apabila diraba tidak rata atau cekung. Tidak ada proses cetak menggunakan alat lain," katanya.

Meski sudah diuji Puslabfor, namun Roy Suryo tetap berkukuh ada kejanggalan pada skripsi Jokowi.

"Skripsi Jokowi itulah yan tidak ada lembar pengujiannya, lembar pengesahan, bahkan tanda tangannya diragukan putrinya sendiri, nama ayah tidak pakai OE. Melihat tandatangannya dia tertawa, lho ini kok aneh," kata Roy Suryo di Kompas TV.

Ia juga mengatakan skripsi Jokowi tak dilengkapi dengan lembar penguji.

"Lembar skripsi yang tidak ada pengujinya  itu kemudian bisa ditentukan asli atau otentik oleh UGM," katanya.

Hal tersebut membuat Roy merasa heran UGM bisa meluluskan dan menerbitkan ijazah Jokowi.

Bahkan Roy Suryo menyebut skripsi Jokowi abal-abal.

"Ini yang pantas dipertanyakan, kenapa bisa itu bisa terbit ijazah dengan skripsi abal-abal," katanya.

Sementara pengacara Jokowi, Yakup Hasibuan menilai ucapan Roy hanyalah sebatas opini.

"Itu kan opini mas Roy, penyelidik kemarin sudah memberi penjelasan komperhensif. Skripsi diperiks, ditanya ke temannya, dosen. Ini kan negara hukum tidak bisa hanya menggunakan opini, narasi," kata Yakup Hasibuan.

Tribun Newsmaker| Tribun Bogor