Breaking News:

Kabar Wilayah

Top 3 Daerah dengan Tingkat Kemiskinan Tinggi di DIY, Posisi Teratas Dijuluki Permata Pulau Jawa

Ternyata meski dikenal sebagai jantung kebudayaan dan pariwisata Jawa, Daerah Istimewa Yogyakarta belum sepenuhnya terbebas dari persoalan kemiskinan.

Generated by AI
DAERAH TERMISKIN DI DI YOGYAKARTA - Ternyata meski dikenal sebagai jantung kebudayaan dan pariwisata Jawa, Daerah Istimewa Yogyakarta belum sepenuhnya terbebas dari persoalan kemiskinan. Manakah itu? (foto ilustrasi) 

Yogyakarta sering dipuja sebagai kota impian yang penuh pesona, budaya, dan keramahan. Namun siapa sangka, di tengah geliat pariwisata dan pendidikan, provinsi ini masih dihantui oleh bayang-bayang kemiskinan.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama ini dikenal luas sebagai pusat pariwisata dan kebudayaan di Pulau Jawa. 

Kota ini kerap dijuluki sebagai destinasi impian para pelancong, berkat pesona alamnya yang menawan, kekayaan seni dan budayanya, serta keramahan masyarakatnya. 

Namun di balik citra glamor tersebut, DIY masih menyimpan persoalan klasik yang belum terselesaikan yaitu masalah kemiskinan.

Di balik julukan indah 'Permata Pulau Jawa', sebuah kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta jumlah penduduk miskinnya justru terbanyak di DIY, lebih parah dibanding Bantul dan Gunungkidul
Di balik julukan indah 'Permata Pulau Jawa', sebuah kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta jumlah penduduk miskinnya justru terbanyak di DIY, lebih parah dibanding Bantul dan Gunungkidul (MNL/Generated by Meta AI)

Angka Kemiskinan Masih Cukup Tinggi
Pada tahun 2025, Pemerintah Provinsi DIY mencatat bahwa tingkat kemiskinan di wilayah ini masih berada pada angka 10,4 persen. 

Jika dibandingkan dengan total penduduk DIY sebanyak 3.759.500 jiwa (berdasarkan data tahun 2024), maka sekitar 430.470 orang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Ironi ini cukup mencolok, mengingat DIY dikenal memiliki sektor pariwisata dan pendidikan yang berkembang pesat. 

Namun, jika dicermati lebih dalam, pertumbuhan ekonomi ternyata belum merata di seluruh wilayah.

Ketimpangan Antarwilayah
DIY terdiri dari lima wilayah administratif diantaranya Kota Yogyakarta dan empat kabupaten yaitu Sleman, Bantul, Gunungkidul, Kulon Progo. 

Ilustrasi Lava Tour Merapi.
Ilustrasi Lava Tour Merapi. (Dok. Wikimedia Commons/Wrsrachma)

Sayangnya, tidak semua wilayah ini menikmati pertumbuhan ekonomi yang sama. 

Beberapa kabupaten bahkan masih menjadi penyumbang terbesar dalam angka kemiskinan DIY.

Berikut adalah tiga kabupaten dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Daerah Istimewa Yogyakarta, berdasarkan data dari jogjaprov.go.id dan Badan Pusat Statistik DIY:

3. Kabupaten Bantul
Tingkat kemiskinan: 11,68 persen

Jumlah penduduk miskin: ± 126.930 orang

Bantul berada di posisi ketiga dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. 

Meski demikian, Bantul termasuk salah satu daerah yang memiliki daya saing cukup baik di Indonesia, berdasarkan indeks daya saing daerah yang mencakup empat aspek yaitu pasar, sumber daya manusia, ekosistem inovasi, dan lingkungan pendukung.

WISATA ALAM - Potret suasana malam di Hutan Pinus Pengger, disadur dari Kompas.com pada Kamis (13/3/2025). Hutan Pinus Pengger berada di Bantul.
WISATA ALAM - Potret suasana malam di Hutan Pinus Pengger, disadur dari Kompas.com pada Kamis (13/3/2025). Hutan Pinus Pengger berada di Bantul. (Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)

2. Kabupaten Gunungkidul
Tingkat kemiskinan: 15,8%

Jumlah penduduk miskin: ± 120.410 orang

Gunungkidul menempati posisi kedua dalam hal jumlah dan persentase penduduk miskin. 

Tingginya angka ini juga dipengaruhi oleh total jumlah penduduk yang relatif sedikit, yaitu sekitar 776.584 jiwa. 

Meski demikian, Gunungkidul terus mengembangkan potensi wisatanya, terutama wisata alam seperti pantai dan goa, untuk mendorong perekonomian daerah.

1. Kabupaten Kulon Progo
Tingkat kemiskinan: 15,62%

Jumlah penduduk miskin: ± 71.480 orang

Kulon Progo menjadi daerah dengan persentase kemiskinan tertinggi di DIY, meskipun jumlah absolut penduduk miskinnya lebih sedikit dibanding kabupaten lain. 

Hal ini disebabkan oleh total populasi yang memang lebih kecil, yakni sekitar 444.516 jiwa.

Ilustrasi pemukiman di daerah miskin.
Ilustrasi pemukiman di daerah miskin. (Generated by AI)

Namun, prospek pertumbuhan ekonomi Kulon Progo cukup menjanjikan. 

Kehadiran Bandara Internasional Yogyakarta (YIA)—salah satu bandara terbesar di Indonesia—diprediksi akan menjadi katalisator kemajuan wilayah ini.

Kulon Progo juga dikenal dengan berbagai julukannya, seperti:

- The Jewel of Java (Permata Pulau Jawa): menggambarkan keindahan alam dan potensi wisata.

- BINANGUN: singkatan dari Beriman, Indah, Nuhoni, Aman, Nalar, Guyub, Ulet, Nyaman—semboyan daerah yang mencerminkan nilai-nilai luhur dan visi pembangunan masyarakatnya.

Kemiskinan masih menjadi tantangan besar bagi Daerah Istimewa Yogyakarta, meskipun wilayah ini dikenal sebagai ikon pariwisata dan pendidikan di Indonesia. 

Ketimpangan antarwilayah menunjukkan perlunya strategi pembangunan yang lebih merata dan inklusif, agar seluruh masyarakat DIY benar-benar dapat merasakan manfaat dari geliat ekonomi daerah mereka.

Tribunnewsmaker.com | Sinta Manila | Yusuf Aminudin

Tags:
DIYDaerah Istimewa YogyakartaKota YogyakartaSlemanBantulKulon ProgoGunungkiduldaerah paling miskin di DI Yogyakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved