Tempat Wisata
Semarang Jateng Punya Kafe Seestetik Ini, Bak Nongkrong di Kerajaan, Cuma 1 Jam Lebih dari Klaten
Inilah kafe yang menarik di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 91,1 kilometer atau sekira 1 jam 15 menit perjalanan dari Klaten.
Editor: Febriana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kabupaten Semarang menjadi salah satu daerah di Jawa Tengah yang memiliki wisata kuliner yang beragam.
Salah satu yang menarik untuk disambangi berada di Kecamatan Bergas berikut ini. Pengunjung bisa menyantap makanan layaknya di sebuah kerajaan.
Ditinjau dari Google Maps, jaraknya sekitar 91,1 kilometer atau sekira 1 jam 15 menit dari Klaten.
Ya, itulah Lodji Londo Coffee yang terletak di Jalan Kaprawiran No.98, Sidorejo Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Lodji Londo Coffee dapat menjadi salah satu tujuan untuk nongkrong dan menikmati kopi dengan pemandangan sawah dan megahnya Gunung Ungaran.
Lodji Londo juga menjadi salah satu coffee shop yang memiliki keunikan dalam bangunannya.
Sesuai dengan namanya, Lodji berarti loji atau benteng kompeni masa penjajahan Belanda di Indonesia yang menjadi konsep arsitektur dan keunikan.
Lodji Londo Coffee terletak cukup jauh dari tengah kota Semarang atau terletak di daerah Semarang bagian atas yang memiliki udara sejuk pegunungan dan suasana sawahnya yang masih asri.
Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Lodji Londo dapat mencarinya menggunakan Google Maps untuk memudahkan dalam perjalanan.
Lodji Londo tidak hanya menjual kopi saja, tetapi juga berbagai macam minuman lainnya dan berbagai makanan mulai dari makanan ringan hingga makanan berat seperti burger hingga nasi goreng.
Baca juga: Cuma 3 Menit dari Stasiun Tangerang, Ada Museum Seestetik Ini, Suguhkan Sejarah Peranakan Tionghoa

Menu-menu disini dapat disantap untuk mengisi kekosongan perut dengan harga yang ramah kantong, yaitu mulai dari Rp.13.000 hingga Rp.35.000 saja.
Bagi wisatawan yang tertarik, Lodji Londo buka 6 hari dalam seminggu terkecuali hari Selasa.
Café ini beroperasi dari pukul 11.00 hingga 21.00 WIB.
Terdapat lahan parkir yang luas mampu menampung mobil dan motor dengan jumlah yang cukup banyak sehingga tidak perlu khawatir bagi kalian yang datang dengan kendaraan pribadi.
Lodji Londo menyediakan 2 tempat tongkrongan yaitu indoor dan outdoor yang nyaman dan Instagramable bak di Belanda.
Bagi wisatawan yang datang jangan lupa membawa kamera atau handphone untuk mengabadikan momen bersama teman, keluarga atau pacar di Lodji Londo Cafe Semarang.
Baca juga: Cuma 1,5 Jam dari Alun-alun Trenggalek, Ada Wisata Pantai Seindah Ini, Bonus Air Terjun yang Eksotis

Candi Seindah Ini Cuma 27 Menit dari Alun-alun Mojokerto, Dibuat untuk Peringati Wafatnya Jayanegara
Selain wisata alam, wisata sejarah di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ternyata juga menarik dijelajahi.
Salah satunya yang berlokasi di Kecamatan Trowulan berikut ini. Wisatawan bisa menikmati keindahan sebuah candi yang mengagumkan.
Ditinjau dari Google Maps, jaraknya sekitar 15,6 kilometer atau sekira 27 menit dari Alun-alun Mojokerto.
Ya, itulah Candi Bajang Ratu, sebuah bangunan berbentuk gapura peninggalan Kerajaan Majapahit.
Melansir situs resmi Kemdikbud, fungsi Candi Bajang Ratu adalah sebagai pintu masuk ke sebuah bangunan suci untuk memperingati wafatnya Jayanegara, raja kedua Majapahit yang memerintah antara 1309-1328.
Candi Bajang Ratu terletak di Jalan Candi Bajang Ratu, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Nama Bajang Ratu pertama kali disebut pada 1915 dalam laporan kepurbakalaan zaman Hindia Belanda (Oudheidkundig Verslag).
Menurut para ahli, pembangunan gapura atau Candi Bajang Ratu berhubungan dengan wafatnya Raja Jayanegara pada 1328.
Kitab Pararaton menyatakan bahwa, “Sira ta dhinarmeng kapopongan, bhisaka ring Crnggapura pratista ring Antawulan.”
Menurut sejarawan Belanda N.J. Krom, Crnggapura yang dimaksud dalam Pararaton sama dengan Cri Ranggapura dalam Kitab Nagarakertagama.
Sedangkan Antawulan dalam Pararaton sama dengan Antarsasi dalam Nagarakertagama.
Dari situ muncul kesimpulan bahwa dharma (bangunan suci) Raja Jayanegara berada di Kapopongan alias Crnggapura atau Cri Ranggapura dan pratistanya (bangunan suci) berada di Antawulan atau Trowulan.
Dengan demikian, Candi Bajang Ratu diduga dibangun sebagai pintu masuk ke sebuah bangunan suci untuk memperingati wafatnya Jayanegara, yang di dalam Pararaton dan Negarakertagama disebut kembali ke dunia Wisnu pada 1328.
Baca juga: Cuma 1 Jam dari Mojokerto, Ada Spot Healing Sesejuk Ini, Bonus Mata Air Segar dan Wahana Permainan

Pendapat tersebut didukung adanya relief Sri Tanjung dan sayap Garuda di bagian kaki gapura yang menggambarkan sebuah pelepasan.
Tahun pembangunan Candi Bajang Ratu tidak diketahui pasti. Hanya saja, melihat tahun wafat Raja Jayanegara dan relief-relif yang ada, gapura ini diduga kuat dibangun pada abad ke-14.
Bangunan Candi Bajang Ratu saat ini merupakan hasil pemugaran yang dilakukan antara tahun 1989 hingga 1992.
Candi Bajang Ratu berbentuk pintu gerbang tipe paduraksa, atau gapura yang memiliki atap.
Denah bangunannya berbentuk segi empat berukuran 11,5 x 10,5 meter, tinggi 16,5 meter, dan lebar lorong pintu masuk 1,4 meter.
Bangunan Candi Bajang Ratu memiliki sayap dan pagar pada kedua sisinya. Secara vertikal, bangunannya terdiri dari tiga bagian utama, yakni bagian kaki, tubuh, dan atap.
Pada bagian kaki terdapat relief Sri Tanjung, yang memang umum ditemukan pada candi-candi peninggalan Kerajaan Majapahit.
Pada bagian atas ambang pintu terdapat kala dengan hiasan sulur-suluran.
Sedangkan bagian kanan dan kiri bingkai pintu terdapat relief binatang bertelinga panjang.
Atap Candi Bajang Ratu mempunyai cukup banyak relief, yakni kepala kala diapit singa, relief matahari, naga berkaki, kepala Garuda, dan relief mata satu atau monocle cyclop.
Relief-relief tersebut memiliki fungsi sebagai pelindung atau penolak mara bahaya.
Selain itu, pada sayap kanan Garuda terdapat panel sempit yang dihias dengan relief cerita Ramayana, yang menggambarkan perkelahian raksasa melawan kera.
(TribunNewsmaker.com)(Sonora.id)(Kompas.com)