Kunci Jawaban
Soal & Kunci Jawaban Modul 2 Topik 3 PPG 2025, Menerapkan Experiential Learning Pembelajaran Bersama
Berikut ini soal dan kunci jawaban Modul 2 Topik 3 PPG 2025, membahas penerapan Experiential Learning dalam kegiatan pembelajaran
Editor: Talitha Desena
1. Perencanaan Bersama (Co-Planning)
Duduk bersama untuk menyusun tema pembelajaran bersama atau proyek lintas mata pelajaran.
Tentukan:
- Kompetensi dasar masing-masing mata pelajaran.
- Tujuan pembelajaran bersama.
- Pengalaman belajar konkret yang akan diberikan kepada siswa.
- Bentuk penilaian kolaboratif.
2. Merancang Pengalaman Konkret (Concrete Experience)
Rancang kegiatan nyata atau simulatif yang bisa melibatkan banyak aspek pembelajaran.
Bisa berupa:
- Kunjungan lapangan
- Simulasi sosial
- Diskusi kasus nyata
- Proyek berbasis masalah nyata (PBL)
3. Fasilitasi Refleksi Bersama (Reflective Observation)
4. Menghubungkan dengan Konsep (Abstract Conceptualization)
Kunci Jawaban Alternatif:
Menerapkan experiential learning (EL) secara kolaboratif bersama guru lain dapat sangat memperkaya pengalaman belajar siswa dan efektivitas pengajaran. Berikut adalah beberapa langkah dan pertimbangan:
Pertama, identifikasi tujuan dan materi yang terhubung antar mata pelajaran. Carilah topik atau proyek yang memungkinkan integrasi berbagai disiplin ilmu. Misalnya, proyek "Menyelamatkan Lingkungan Sungai Lokal" bisa melibatkan guru IPA (ekosistem, polusi), guru Bahasa Indonesia (laporan observasi, kampanye), guru Matematika (analisis data polusi), dan guru Seni (poster, instalasi). Ini memungkinkan siswa mengalami masalah secara holistik.
Kedua, sepakati peran dan tanggung jawab masing-masing guru dalam siklus Kolb. Guru IPA mungkin memfasilitasi Concrete Experience melalui observasi langsung di sungai. Guru Bahasa Indonesia memandu Reflective Observation melalui sesi jurnal dan diskusi. Guru Matematika dan Seni membantu pada tahap Abstract Conceptualization saat siswa menganalisis data dan merumuskan solusi kreatif. Guru IPA dan Bahasa Indonesia kembali memfasilitasi Active Experimentation saat siswa merancang dan melaksanakan kampanye atau solusi kecil. Pembagian peran ini membuat penerapan lebih terstruktur dan efisien.
Ketiga, jadwalkan sesi perencanaan dan refleksi bersama secara rutin. Penting bagi guru-guru yang berkolaborasi untuk bertemu secara berkala. Dalam sesi perencanaan, mereka bisa menyinkronkan kurikulum, membagi tugas, dan mengantisipasi tantangan. Setelah implementasi, sesi refleksi bersama akan membantu mengevaluasi efektivitas kegiatan, mengidentifikasi pembelajaran siswa, dan merencanakan perbaikan untuk siklus berikutnya. Ini juga menjadi ajang peer learning antar guru.
Keempat, manfaatkan beragam keahlian guru untuk memperkaya pengalaman siswa. Setiap guru memiliki kekuatan dan perspektif unik. Guru olahraga bisa mendesain permainan yang melatih kerjasama tim (KSE), guru TIK bisa membantu penggunaan teknologi untuk presentasi hasil, dan seterusnya. Keragaman ini memperkaya dimensi pengalaman yang diterima siswa.
Dengan kolaborasi yang solid, experiential learning tidak hanya menjadi metode mengajar, tetapi juga sebuah pendekatan holistik yang menembus batas-batas mata pelajaran, memungkinkan siswa belajar secara mendalam melalui pengalaman nyata, didukung oleh beragam keahlian dari tim guru yang solid.
Baca juga: Soal & Kunci Jawaban Post Test FPPN 1 Modul 3 PPG 2025, Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai

Sumber: Tribunnews.com
Bahas Hakikat Ilmu Sains dan Metode Ilmiah, Inilah Soal dan Kunci Jawaban IPA Kelas 7 Halaman 37 |
![]() |
---|
Bahas BUMS Bagi Perekonomian Negara, Inilah Soal dan Kunci Jawaban Ekonomi Kelas 11 Halaman 18 |
![]() |
---|
Bahas Analisis BUMS, Simaklah Kunci Jawaban Ekonomi Kelas 11 Halaman 18 |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 12 Halaman 71: Strategi Mengurangi Perilaku Konsumtif |
![]() |
---|
Bahas A Parade in My Hometown, Inilah Jawaban Bahasa Inggris Kelas 8 Halaman 42 dan 43 |
![]() |
---|