Kabar Wilayah
Kota Bahari Peringkat 5 Kota Termaju Jateng, Cuma Ungguli Pekalongan tapi Kalah dari Solo & Salatiga
Hanya ungguli Pekalongan tapi kalah dari Solo dan Salatiga, inil peringkat 5 kota termaju di Jawa Tengah, dijuluki Kota Bahari.
Editor: Febriana
Hanya ungguli Pekalongan tapi kalah dari Solo dan Salatiga, inilah peringkat 5 kota termaju di Provinsi Jawa Tengah versi IDSD 2024, dijuluki Kota Bahari yakni Tegal.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) 2024 secara gamblang merefleksikan dinamika ekonomi dan geliat inovasi yang tengah bergulir di Jawa Tengah.
Di panggung nasional, Jawa Tengah memang belum mampu menembus dominasi tiga besar yang kokoh dihuni oleh DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Bali.
Provinsi ini masih bertengger di peringkat ketujuh dengan raihan skor 3,84.

Kendati demikian, sorotan utama patut diarahkan pada persaingan ketat di antara kota-kota di Jawa Tengah sendiri.
Surakarta, atau yang akrab disapa Solo, berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan menempati puncak klasemen berkat skor impresif 4,39.
Tak jauh di belakangnya, Semarang kokoh di peringkat kedua, diikuti oleh Magelang yang menempati urutan ketiga.
Menariknya, Tegal, kota yang masyhur dengan julukan Kota Bahari menduduki peringkat kelima berkat perolehan skor 4,08.
Lantas, bagaimana dengan daerah lainnya? Berikut adalah daftar peringkat IDSD BRIN 2024 untuk kota di Provinsi Jawa Tengah:
1. Kota Surakarta (Solo) - 4,39
2. Kota Semarang - 4,31
3. Kota Magelang - 4,26
4. Kota Salatiga - 4,16
5. Kota Tegal - 4,08
Baca juga: Sumedang, Bandung, Kuningan Masuk 3 Besar Kabupaten Termaju di Jabar, Kota Mangga Paling Bawah

6. Kota Pekalongan - 3,87
Apa Itu IDSD?
Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) merupakan indikator nasional yang dikembangkan oleh BRIN untuk mengukur tingkat produktivitas dan daya saing suatu daerah.
Terdapat sejumlah pilar utama yang menjadi fondasi penilaian.
Masing-masing pilar ini terdiri dari indikator atau sub-komponen yang merepresentasikan berbagai aspek pembangunan strategis.
1. Institusi
Pilar ini mencerminkan kualitas tata kelola pemerintahan, transparansi, serta efektivitas kebijakan publik yang dijalankan oleh pemerintah daerah.
2. Infrastruktur
Mencakup kondisi dan ketersediaan infrastruktur dasar seperti jalan, transportasi, energi, air bersih, hingga fasilitas publik yang mendukung produktivitas.
3. Adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Menilai sejauh mana daerah mampu mengintegrasikan teknologi digital dalam layanan publik, pendidikan, dan sektor ekonomi.
4. Stabilitas Ekonomi Makro
Menggambarkan kestabilan fiskal dan ekonomi daerah, termasuk pengelolaan APBD, inflasi, dan keberlanjutan fiskal.
5. Kesehatan
Meliputi akses terhadap layanan kesehatan, kualitas fasilitas medis, dan tingkat kesehatan masyarakat secara umum.
6. Keterampilan
Pilar ini mengevaluasi kapasitas tenaga kerja dari segi pendidikan, pelatihan, dan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan pasar.
Baca juga: Sumedang, Bandung, Kuningan Masuk 3 Besar Kabupaten Termaju di Jabar, Kota Mangga Paling Bawah

7. Pasar Produk
Mengukur dinamika perdagangan lokal, efisiensi pasar barang dan jasa, serta kemudahan berusaha di tingkat daerah.
8. Pasar Tenaga Kerja
Fokus pada fleksibilitas pasar kerja, hubungan industrial, dan kemampuan menyerap angkatan kerja secara optimal.
9. Sistem Keuangan
Menilai kemudahan akses terhadap layanan keuangan, stabilitas lembaga keuangan lokal, serta dukungan pembiayaan untuk pelaku usaha.
10. Ukuran Pasar
Menggambarkan skala ekonomi lokal, jumlah penduduk, dan potensi konsumsi yang tersedia di wilayah tersebut.
11. Dinamika Bisnis
Pilar ini mencerminkan tingkat kewirausahaan, kemudahan memulai usaha, serta tingkat pertumbuhan UMKM dan investasi.
12. Kapasitas Inovasi
Menilai sejauh mana daerah mendorong riset, pengembangan teknologi, serta membangun ekosistem inovasi yang berkelanjutan.
(TribunNewsmaker.com)(TribunJateng.com)