Berita Viral
'Ya Allah Takut' Tragedi Ida Jadi TKW Disiksa Majikan sampai Lumpuh dan Koma, Trauma Selamanya
Niat hati membenahi perekonomian keluarga, Juhaidarna yang seorang janda jadi TKW malah disiksa majikan.
Editor: Delta LP
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Juhaidarna niat hati ingin membenarhi perekonomian keluarganya, justru berujung nahas.
Dia yanag juga seorang janda memutuskan untuk menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita).
Wanita yang akrab disapa Ida ini berasal dari Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Ida pergi merantau ke Malaysia mencari nafkah sebagai TKW namun malah disakiti oleh sang majikan.
Ida disiksa oleh majikannya dan pulang dengan membawa luka trauma yang tak akan pernah sembuh.
Berangkat dengan badan segar dan wajah cantik keibuan, namun Ida pulang dalam kondisi yang memprihatinkan.
Tubuh kurus kering dan penuh luka lemab di sekujur badan ia dapatkan selama tiga tahun merantau ke Negeri Jiran.
Majikam menyiksa Ida hingga dia koma dan lumpuh.
Kini Ida hanya bisa terbaring di tempat tidur karena tak bisa beraktivitas seperti sedia kala.
Bagaimana dengan pengobatan?
Derita Ida kini juga ditanggung oleh keluarganya yang berusaha mencari biaya untuk berobatnya.
Saat sadar dari koma, terucap kalimat pilu yang bisa dirasakan siapa saja yang mendengarnya.
“Ya Allah ya Allah tolong, tolong, takut, takut,” itulah kalimat lirih yang pertama kali diucapkan Ida.
Ida kini hanya bisa terbaring lemah, separuh tubuhnya lumpuh dan sekujur badannya penuh luka dan lebam.
Kondisinya sangat memprihatinkan setelah pulang ke Indonesia pada 1 Juni 2025.
Ida adalah janda dengan dua anak yang memutuskan menjadi TKW sejak 2017, demi mengubah nasib keluarganya.
Ia sempat kembali ke Indonesia pada 2019, lalu kembali bekerja ke Malaysia pada 2023 setelah dijanjikan merawat lansia seperti pekerjaan sebelumnya.
Namun, kenyataan berkata lain.

“Dia sempat ganti majikan, sampailah ketemu majikannya yang baru,” ujar Cindi, adik sepupu Ida, dikutip dari Kompas.com, Minggu (10/8/2025)
Majikan Tutupi Kondisi Ida ke Keluarganya
Setelah bekerja untuk keluarga kaya di Malaysia, Ida justru mengalami penyiksaan berat secara tidak manusiawi hingga jatuh sakit dan akhirnya koma.
Ia dirawat di Hospital Pulau Penang, Malaysia.
Namun, kondisinya disembunyikan oleh majikan dan pengacara mereka.
“Kami bilang, supaya kami tidak khawatir, tolonglah difoto kondisi kakak kami, atau video call, tetapi tidak pernah dituruti,” kata Cindi.
Merasa ada yang janggal, keluarga berinisiatif mencari dana lewat donasi dan akhirnya Cindi bisa menyusul Ida ke Malaysia.
“Saya sampai tidak kenal, Pak, bahwa yang sejak awal di depan saya itu adalah kakak saya,” ungkapnya, pilu.
Baca juga: Penampakan Rumah Mewah Mantan TKW yang Dinikahi Sultan Arab Saudi, Megah Ada Sentuhan Emas
Ida ditemukan dalam keadaan koma, berat badannya tinggal setengah dari kondisi sehat.
Dari 68 kilogram menjadi kurang dari 35 kilogram.
Dalam kondisi koma, Cindi membisikkan harapan ke telinga Ida agar kembali pulang ke Indonesia.
Mukjizat pun terjadi.
“Setelah itu dia langsung meneteskan air mata... Kata pertama dia itu, 'Ya Allah ya Allah tolong, tolong takut, takut',” kenang Cindi.

Janji Palsu dari Majikan
Pengacara majikan sempat menjanjikan akan menanggung semua biaya.
Namun, surat yang diberikan justru berisi pengalihan tanggung jawab kepada keluarga Ida.
“Pas saya terjemahkan, ternyata ucapan terima kasih keluarga, serta bersedia menanggung semua biaya,” jelas Cindi.
Beruntung, seorang WNI asal Medan yang tinggal di Malaysia bernama Wani Hasibuan membantu Cindi selama proses pemulangan.
Pihak KJRI pun memfasilitasi kepulangan Ida tanpa biaya.
Setelah tiba di Jambi, kondisi Ida masih memprihatinkan.
Ia hanya bisa terbaring di tempat tidur, lumpuh, dan mengalami komplikasi.
“Ya sekarang ini penyakitnya itu sudah komplikasi, Pak. Ya, hanya Tuhan yang bisa sembuhkan, karena mau berobat juga tidak ada biaya,” kata Cindi.
Beberapa hari lalu, pihak Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Kerinci sudah menjenguk Ida dan berjanji akan membantu biaya pengobatan.
Negara Harus Hadir
Kasus TKW yang disiksa majikan, seperti yang dialami Ida, menyampaikan beberapa pesan penting dan mendalam baik bagi pemerintah, masyarakat maupun individu.
Kasus seperti ini menegaskan sistem perlindungan hukum bagi pekerja migran masih lemah.
Negara harus hadir secara nyata dari proses perekrutan, pelatihan, penempatan, hingga pemulangan.
Ida dan banyak TKW lainnya berangkat karena ingin memperbaiki nasib.
Tapi kemiskinan seharusnya tidak jadi alasan untuk menerima perlakuan tidak manusiawi.
Ini panggilan moral bagi semua pihak untuk menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan di dalam negeri.
Pentingnya Jalur Pengaduan yang Cepat dan Efektif
Kasus kekerasan sering luput dari perhatian karena TKW tidak tahu cara atau takut melapor.
Harus ada sistem pelaporan yang mudah diakses, cepat tanggap, dan bisa dipercaya.
Ketika TKW menjadi korban, keluarga di rumah ikut terdampak secara ekonomi dan psikologis.
Mereka sering bingung harus mencari bantuan ke mana, apalagi jika korban pulang dalam kondisi sakit atau cacat. (TribunNewsmaker/TribunJatim)
Tulis Ayahku Lengserkan Agen CIA, Anak Purbaya Yudhi Pernah Nyinyiri Pemerintah & Masyarakat Ini |
![]() |
---|
Pernah 4 Tahun Dipenjarakan, Adam Deni Curhat Kangen Ahmad Sahroni: Saya Keluar Dia Malah Ngilang |
![]() |
---|
Pilu Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Diduga Kelelahan Jadi Guide Pejabat, KBRI Buka Suara |
![]() |
---|
Siapa Sangka Penjual Mainan Ini Punya Masa Lalu Epik, Dulu Mata-mata, Sering Nyamar Jadi Orang Gila |
![]() |
---|
Purbaya Yudhi Sadewa Kaget Gantikan Sri Mulyani Sebagai Menkeu: Pak Prabowo Tidak Cerita ke Saya |
![]() |
---|