Breaking News:

Gegara Saling Ejek Nama Bapak, Siswa SMP di Sumut Dibunuh Teman, Kondisi Jasad Dibuat Bak Kecelakaan

Gegara saling ejek nama bapak, siswa SMP di Sumut dibunuh teman-temannya, kondisi jasad dibuat bak kecelakaan.

Kolase Tribun Medan/Istimewa
JASAD - Muhammad Ilham, siswa SMP di Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, ditemukan pada 13 April 2025 di parit Jalan Pelak, Lubukpakam. Sepeda motornya ditemukan di dekat jasad. Kini terungkap M Ilham merupakan korban pembunuhan. 

Gegara Saling Ejek Nama Bapak, Siswa SMP di Sumut Dibunuh Teman, Kondisi Jasad Dibuat Bak Kecelakaan

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kasus kematian tragis yang menimpa Muhammad Ilham (13), seorang siswa SMP di Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, kini memasuki babak baru yang mengejutkan publik.

Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa pihak kepolisian berhasil meringkus tiga pelaku yang ternyata masih berusia remaja, sedangkan dua pelaku lainnya masih dalam pengejaran.

Fakta ini membuat masyarakat terhenyak, mengingat usia para pelaku yang begitu muda namun tega menghilangkan nyawa teman sendiri.

Motif yang terungkap pun terdengar sepele namun berujung fatal. “Motifnya sakit hati karena ejek-ejekan nama bapak,” demikian keterangan yang diterima dari pihak keluarga korban.

Persoalan yang awalnya hanya berupa candaan atau ejekan itu justru berubah menjadi tragedi berdarah yang merenggut nyawa seorang anak.

Peristiwa ini bermula ketika Ilham ditemukan tewas pada 12 April 2025 di sebuah parit di Jalan Pelak, Lubuk Pakam.

Saat ditemukan, posisi jasad Ilham tampak seperti sedang bersujud, sementara sepeda motornya sengaja diletakkan dalam kondisi terjungkal.

Tujuannya, agar kematian Ilham terlihat seperti akibat kecelakaan lalu lintas biasa.

Namun, keluarga korban mulai merasakan kejanggalan. Luka di kepala Ilham dinilai tidak wajar, seolah ada unsur kekerasan yang sengaja disamarkan.

Dugaan mereka semakin kuat setelah laporan awal yang disampaikan ke Polresta Deli Serdang justru dialihkan ke Satlantas, dengan alasan kematian korban merupakan kecelakaan lalu lintas.

Tidak tinggal diam, keluarga kemudian mendesak pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan lebih serius.

Bahkan, mereka bersama warga setempat melakukan aksi unjuk rasa di Mapolresta Deli Serdang demi menuntut keadilan.

Baca juga: Alberto Tanos Dibunuh Usai Pergoki Pacar Pesta Miras, Sempat Makan Bareng, Polisi Ungkap Motifnya

JASAD - Muhammad Ilham, siswa SMP di Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, ditemukan pada 13 April 2025 di parit Jalan Pelak, Lubukpakam. Sepeda motornya ditemukan di dekat jasad. Kini terungkap M Ilham merupakan korban pembunuhan.
JASAD - Muhammad Ilham, siswa SMP di Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, ditemukan pada 13 April 2025 di parit Jalan Pelak, Lubukpakam. Sepeda motornya ditemukan di dekat jasad. Kini terungkap M Ilham merupakan korban pembunuhan. (Kolase Tribun Medan/Istimewa)

Tekanan publik ini akhirnya membuahkan hasil ketika pada 23 Juli 2025 pihak kepolisian melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam untuk melakukan autopsi terhadap jenazah Ilham.

Hasil autopsi menjadi titik balik penting. Polisi memastikan bahwa penyebab kematian Ilham adalah pembunuhan, bukan kecelakaan lalu lintas sebagaimana yang semula disimpulkan.

Dari penyelidikan yang dilakukan oleh Satuan Reserse Kriminal Polresta Deli Serdang, terungkap fakta mengejutkan: para pelaku adalah orang-orang yang dikenal baik oleh korban.

Tiga remaja berinisial DRU (15), DB (15), dan AS (19) berhasil ditangkap di lokasi berbeda pada Sabtu (9/8/2025) pagi.

Penangkapan ini dilakukan oleh Tim Bringas yang bergerak cepat setelah mengantongi identitas para pelaku.

Dua pelaku lainnya hingga kini masih berstatus buron dan terus diburu oleh aparat.

“Mereka warga satu kampung dengan korban, dari Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam,” ungkap seorang sumber di Satreskrim Polresta Deli Serdang yang enggan disebutkan namanya.

Pernyataan ini mempertegas bahwa kasus ini bukan hanya soal tindak kriminal, melainkan juga tragedi yang meretakkan hubungan sosial di lingkungan yang sama.

Informasi yang diterima media menyebutkan, salah satu pelaku menyimpan dendam mendalam karena korban kerap mengejek nama bapaknya.

Ejekan yang mungkin dianggap sepele oleh sebagian orang itu ternyata memicu kemarahan yang sulit dibendung.

Dalam kondisi emosi yang memuncak, mereka pun nekat menghabisi nyawa Ilham dengan cara yang kejam.

Pengacara keluarga korban, Boyle F Sirait, membenarkan informasi mengenai motif tersebut.

“Iya, semalam ditangkapi pelakunya. Motifnya sakit hati karena ejek-ejekan nama bapak.

Polisi sudah memberi kabar ke kami,” kata Boyle pada Senin (11/8/2025).

Meski tiga pelaku telah diamankan, pihak kepolisian masih enggan memberikan keterangan detail terkait kronologi lengkap pembunuhan tersebut.

Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang, Kompol Risqi Akbar, hingga kini belum menyampaikan pernyataan resmi kepada media.

Publik kini menunggu perkembangan selanjutnya, khususnya terkait penangkapan dua pelaku yang masih buron.

Selain itu, masyarakat juga ingin mengetahui bagaimana rekonstruksi pembunuhan ini akan dilakukan dan sejauh mana peran masing-masing pelaku dalam menghilangkan nyawa korban.

Kasus ini menjadi pengingat pahit bahwa masalah kecil yang dibiarkan memanas dapat berujung pada peristiwa besar yang menghilangkan nyawa seseorang.

Di tengah duka mendalam yang dirasakan keluarga, harapan mereka kini hanya satu, agar seluruh pelaku segera tertangkap dan dihukum setimpal sesuai hukum yang berlaku.

Baca juga: Kemana Pacar Alberto Tanos Setelah Cucu 9 Naga Dibunuh? Menghilang setelah Disebut Pemicu Tewas

Ilustrasi pembunuhan
Ilustrasi pembunuhan (TribunWow)

Jejak Kasus 

Kasus ini bermula saat Ilham meninggalkan rumah pada 12 April lalu.

Remaja SMP itu tak kunjung pulang ke rumah. 

Kegelisahan keluarga terjawab keesokan harinya, 13 April 2025, ketika mendapat kabar jasad Ilham ditemukan warga di parit Jalan Pelak Lubukpakam.

Posisi jasad Ilham seperti bersujud.

Dan sepeda motor yang dibawa berada di dekatnya.

Berdasarkan keterangan pihak keluarga, ban motor bagian depan berada di parit dan bagian ban belakang di atas tanah.

Posisi motor nyungsep ke dalam parit. Bodi motor bersandar ke tembok bengkel las yang jauh dari pemukiman warga. 

Saat itu sama sekali tidak ada ditemukan bercak darah di lokasi.

Dari keterangan ibu korban, Suyati (56), anaknya itu pergi meninggalkan rumah sekira pukul 18.00 WIB pada 12 April.

Jasadnya ditemukan sekitar 1 km dari rumah. Saat ditemukan bagian kepalanya penuh dengan luka yang diduga sabetan benda tajam. 

"Pergi dari rumah untuk beli nasi sore-sore itu karena katanya dia lapar.

Saya baru pulang undangan sempat ditanyanya mamak bawa apa.

Karena nggak ada dan dia bilang lapar, saya suruh beli nasi dan itulah dia pergi naik sepeda motor," sebut Suyati. 

Suyati saat itu menyebut tidak ada memiliki firasat apa pun. Ia semakin gelisah ketika setelah azan magrib anaknya tidak juga kembali ke rumah.

Keluarga semakin panik karena hingga malam hari ketika dicari-cari ke rumah teman-temannya juga tidak ditemukan. 

"Kami malam sudah enggak tidur karena nggak pernah dia nggak pulang.

Abang sama bapaknya cari ke rumah temannya pun enggak ada. 

Saya juga ikut cari malam-malam itu sampai naik becak muter-muter," kata Suyati. 

Pihak keluarga menduga bahwa pelaku adalah kelompok geng motor.

Hal ini mengingat dalam waktu sebulan terakhir kelompok geng motor bukan hanya beraksi tengah malam saja, tapi juga sore hari di Lubuk Pakam.

Apalagi lokasi tempat awal pertama kali jasad korban ditemukan jauh dari area pemukiman warga. 

"Adik aku ini anak baik.

Nggak pernah dia gabung-gabung sama kelompok geng motor gitu. 

Mainnya pun nggak pernah jauh-jauh," ucap abang kandung korban, Diki. (dra/tribun-medan.com)

(TribunNewsmaker.com/ TribunBatam)

Sumber: Tribun Batam
Tags:
Siswa SMPpembunuhankecelakaanSumatera Utara
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved