Breaking News:

Sosok

Kondisi Terkini Bupati Pati Sudewo Usai Didemo, Tak Hadiri Upacara HUT Ke-80 RI, Apa yang Terjadi?

Kondisi terkini bupati Pati Sudewo, usai didemo besar-besaran langsung sakit.

|
Editor: Candra Isriadhi
KOLASE TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal - TRIBUNJATENG/Mazka Hauzan Naufal
BUPATI DILEMPAR SANDAL - (foto kiri) Bupati Pati Sudewo saat memberikan keterangan pada wartawan di Pendopo Kabupaten Pati, Senin (3/3/2025). (foto kanan) Kini ia dilempar sandal oleh warganya hingga dituntut mundur dalam demo besar-besaran terjadi di depan Kantor Bupati Pati di Jalan Tombronegoro Nomor 1, Kaborongan, Pati Lor, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kondisi terkini bupati Pati Sudewo, usai didemo besar-besaran langsung sakit.

Sebelumnya diketahui Sudewo selaku bupati Pati, Jawa Tengah didemo besar-besaran oleh warganya sendiri pada Rabu (13/8/2025).

Demo besar tersebut terjadi imbas kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen. 

Pada akhirnya Sudewo membantalkan kebijakannya tersebut.

Namun, warga Pati tetap melakukan demo dengan tujuan melengserkan Bupati Pati karena dinilai tidak pro rakyat.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati pun membuat Panitia Khusus (Pansus) hak angket terkait pemakzulan Sudewo.

Baca juga: Bupati Hamenang Jadikan Karnaval Budaya Upaya Bersama Nguri-nguri Tradisi Klaten

Pemakzulan adalah proses pemberhentian seorang pejabat publik, termasuk kepala negara atau kepala pemerintahan, dari jabatannya sebelum masa jabatan berakhir.

Lantas peristiwa apa saja yang terjadi setelah demo besar-besaran 13 Agustus 2025?

Ada Aksi Susulan

BUPATI PATI SUDEWO - Tangkap Layar video Bupati Pati Sudewo saat memberikan pernyataannya usai didemo oleh Warga Pati yang menuntut dirinya lengser. Inilah kabar dari Kabupaten Pati pascademo turunkan Bupati Pati, Sudewo. Warga sebut akan gelar aksi pekan depan hingga Sudewo sakit.
BUPATI PATI SUDEWO - Tangkap Layar video Bupati Pati Sudewo saat memberikan pernyataannya usai didemo oleh Warga Pati yang menuntut dirinya lengser. Inilah kabar dari Kabupaten Pati pascademo turunkan Bupati Pati, Sudewo. Warga sebut akan gelar aksi pekan depan hingga Sudewo sakit. (Tribun Jateng/Istimewa)

Warga Pati bakal lakukan demo susulan lagi, pada 25 Agustus 2025 mendatang.

Berbeda dengan demo pada 13 Agustus yang menuntut Bupati Pati, Sudewo untuk mundur, pekan depan aksi demo membawa tuntutan agar DPRD Pati segera memakzulkan Sudewo dari jabatannya.

Ahmad Husein yang sebelumnya jadi inisiator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (selanjutnya disebut "Aliansi") mengatakan, demo pekan depan ia tak lagi membawa nama yang sama.

Besok, ia akan membawa nama Aliansi Masyarakat Pati Timur Bersatu.

Baca juga: Sosok Julian Saputra, Bocah SD Panjat Tiang Pasang Tali Bendera Lepas, Bupati Nagan Raya Bangga

Kepada TribunJateng.com, ia mengklaim ada 50 ribu orang yang akan ikut demo.

"Namanya Masyarakat Pati Timur Bersatu. Tapi mewakili seluruh masyarakat Pati. Rencananya ada 50 ribu orang yang demo."

"Surat pemberitahuan ke Polresta mungkin kami kirimkan besok. Kami akan mendesak DPRD Pati segera lengserkan Sudewo," jelas Husein, Senin (18/8/2025).

Saat ditanya kenapa membawa nama baru, Husein menyebut karena nama yang lama telah memiliki perjanjian dengan Polresta Pati untuk tidak menggelar aksi demo sebelum Pansus Hak Angket DPRD Pati mengeluarkan hasil.

Supriyono alias Botok dan Teguh Istiyanto, dua koordinator Aliansi sebelumnya menandatangani kesanggupan untuk tidak menggelar demo lagi sebelum proses di DPRD Pati selesai.

Kesepakatan tersebut dibuat sebagai permohonan pembebasan 22 pengunjuk rasa yang ditahan atas dugaan provokasi yang menimbulkan kericuhan saat aksi unjuk rasa.

Husein pun membenarkan hal tersebut, dan tidak menutup kemungkinan, skenario adanya penyusup yang jadi pemicu kerusuhan bisa terjadi lagi pada 25 Agustus nanti.

"Bahkan, saya dengar akan ada penyusup yang bikin kericuhan dengan bawa bom molotov. Saya harap jangan sampai terjadi seperti itu. Saya minta yang ikut demo besok jangan rusak fasilitas umum dan jangan anarkis. Antisipasinya, kalau ada yang ricuh, Polresta Pati harus langsung tangkap," tutup Husein.

Bupati Pati Tak Hadiri Upacara HUT ke-80 RI karena Sakit

DEMO DI PATI - Ribuan massa sudah memadati Alun-alun Kabupaten Pati, Jawa Tengah untuk berdemonstrasi menuntut Bupati Pati, Sudewo mundur dari jabatannya, Rabu (13/8/2025). Tuntutan agar Sudewo lengser menggema sepanjang demonstrasi. Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Ahmad Husein mengatakan ada 100 ribu massa akan mengikuti demo.
DEMO DI PATI - Ribuan massa sudah memadati Alun-alun Kabupaten Pati, Jawa Tengah untuk berdemonstrasi menuntut Bupati Pati, Sudewo mundur dari jabatannya, Rabu (13/8/2025). Tuntutan agar Sudewo lengser menggema sepanjang demonstrasi. Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Ahmad Husein mengatakan ada 100 ribu massa akan mengikuti demo. (Tangkapan Layar Tribun Jateng)

Sementara itu, setelah didemo warga Pati, Sudewo selaku Bupati Pati tak terlihat jadi inspektur upacara HUT ke-80 RI.

Posisi inspektur upacara digantikan oleh Taj Yasin Maimoen, Wakil Gubernur Jawa Tengah.

Taj Yasin diutus langsung oleh Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi karena Sudewo sakit.

Sebelum upacara, Sudewo juga tak terlihat muncul dalam agenda resmi Pemda Pati, seperti pada Rapat Paripurna DPRD Pati, Pengukuhan anggota Paskibra pada Jumat (15/8/2025), dan ziarah serta renungan malam di Taman Makam Pahlawan Giri Dharma, Minggu (17/8/2025) dini hari.

Dalam kegiatan tersebut, Wabub Pati, Risma Ardhi Chandra yang hadir menggantikan Sudewo.

Mengutip TribunJateng.com, Taj Yasin mengatakan bahwa Sudewo tengah sakit.

"Kemarin saya dikasih tahu Pak Gubernur, beliau (Sudewo) sudah menghubungi bahwa tidak bisa ikut upacara 17 Agustus karena kondisinya sedang sakit dan perlu istirahat."

"Maka Pak Gubernur menugaskan saya menjadi Irup (Inspektur Upacara) di Pati,"

"Info yang saya terima sebatas itu. Saya tidak menanyakan beliau sakit apa,” jelas dia.

Selain itu, hadirnya Taj Yasin juga sebagai bentuk komitmen untuk mewujudkan stabilitas dan kondusifitas.

"Maka saya hadir juga untuk memberikan dorongan dan semangat pada para ASN, Forkopimda, Wabup, dan seluruhnya, untuk tetap menjalankan pelayanan pada masyarakat, memberikan yang terbaik."

"Pembangunan harus tetap berjalan. Tidak boleh pemerintahan itu berhenti," tegas dia.

Taj Yasin Hormati Proses Hak Angket DPRD Pati

Taj Yasin juga menghormati proses yang sedang dijalankan oleh DPRD Pati terkait pemakzulan Sudewo.

Ia juga menghormati tuntutan warga Pati pada aksi unjuk rasa 13 Agustus pekan lalu.

“Kalau untuk tuntutan masyarakat Pati kemarin, kami hormati. Inilah demokrasi yang ada di negara kita. Namun saat ini kita tentu tidak mau pakai "adat hutan","

"Kita ini negara berdasarkan UU, sudah diatur semuanya. Dalam hal ini, terutama UU nomor 23 tahun 2014 yang berbicara tentang pemerintahan daerah. Konsekuen saja, aturan kita tegakkan," jelas Taj Yasin, dikutip dari TribunJateng.com.

Ia berharap, semua pihak bisa saling menjaga kondusifitas sambil menunggu hasil dari Pansus Hak Angket DPRD Pati.

"Tahapan-tahapan yang saat ini mulai diambil-alih oleh DPRD Pati, kami harap semua bisa menunggu bagaimana perkembangannya. Saya juga lihat sudah ada beberapa yang dipanggil oleh Pansus DPRD."

"Itu bentuk dari demokrasi untuk terwujudnya aturan di pemerintahan. Apa pun hasilnya, sesuai prosedur saja."

"Kami juga akan menunggu hasil Pansus DPRD untuk nanti diserahkan pada kami," pungkas Taj Yasin.

Dirikan Posko

Demi mengawal pemakzulan Sudewo, Aliansi mendirikan posko pengawalan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket pemakzulan Bupati Pati, Sudewo.

Posko tersebut didirikan di depan Gedung DPRD Pati, Jawa Tengah, Senin (18/8/2025).

Langkah lanjutan ini diambil setelah mereka menggelar unjuk rasa besar-besaran yang menuntut Sudewo turun dari jabatannya Rabu 13 Agustus 2025 lalu.

Mereka memasang spanduk bertuliskan "Posko Masyarakat Pati Bersatu".

Ada tiga poin tujuan dari pendirian posko tersebut, yakni pengawalan Pansus Hak Angket Pemakzulan Bupati Pati, pengaduan korban kebijakan Sudewo, dan pengaduan kekerasan aparat dalam aksi demo 13 Agustus 2025.

Mengutip TribunJateng.com, Hanif selaku koordinator posko menyampaikan bahwa pihaknya juga bakal menerima aduan dari masyarakat.

"Nanti kami juga menerima aduan masyarakat, misal ada yang ketangkap atau kena intimidasi, bisa sampaikan uneg-uneg di sini."

"Mekanismenya mirip posko donasi kemarin, tapi yang ini difokuskan untuk mengawal Pansus dan menampung uneg-uneg warga," jelas dia.

Ia menuturkan, posko tersebut didirikan hingga Pansus Hak Angket DPRD Pati selesai dan bakal buka 24 jam tiap hari.

"Tujuannya supaya masyarakat ikut mengawal dan menunggui Gedung DPRD Pati."

"Karena DPRD ini, kan, rumah kita bersama," jelas Hanif.

Ia berharap, DPRD Pati bisa cepat mengurus hal ini.

"Harapannya DPRD jangan sampai ‘masuk angin’, tetap fokus mengawal kasus Sudewo sampai dia lengser," kata dia.

Proses hak angket pun kini telah bergulir dan apabila terbukti ada pelanggaran berat dalam kebijakan dan kepemimpinan Sudewo, maka proses pemakzulan bisa berlanjut sesuai ketentuan undang-undang.

Pemakzulan sendiri merupakan proses resmi untuk memberhentikan seorang pejabat dari jabatannya sebelum masa tugasnya berakhir.

Kepala daerah seperti gubernur atau bupati bisa dimakzulkan oleh presiden atas usulan DPRD apabila terbukti melanggar sumpah jabatan atau melakukan pelanggaran hukum yang pemeriksaannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.

(TribunNewsmaker.com/Tribunnews.com/Tribunjanteng.com)

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
SudewoPatidemo
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved