Breaking News:

Kacab Bank Tewas

Dwi Hartono Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN Lakukan Kecurangan, Manipulasi Nilai Mahasiswa Masuk FK

Dwi Hartono otak pembunuhan kacab bank BUMN pernah lakukan kecurangan, manipulasi nilai mahasiswa yang masuk kedokteran, tarif miliaran.

Editor: ninda iswara
Instagram @klanhartono
KACAB BANK DIBUNUH - Kolase potret Dwi Hartono diambil dari Instagram @klanhartono. Dwi Hartono otak pembunuhan kacab bank BUMN pernah lakukan kecurangan, manipulasi nilai mahasiswa yang masuk kedokteran, tarif miliaran. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kasus pembunuhan terhadap Muhammad Ilham Pradipta, Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN, kini mulai terungkap secara perlahan.

Polisi menetapkan Dwi Hartono sebagai dalang di balik aksi keji yang merenggut nyawa Ilham di Jakarta Pusat.

Diketahui, Dwi Hartono menyewa tujuh orang untuk menculik dan menghabisi nyawa korban.

Motifnya pun mulai terkuak, dugaan kuat mengarah pada penolakan Ilham terhadap pengajuan kredit fiktif senilai Rp13 miliar yang diajukan oleh Dwi.

Namun, penyelidikan yang dilakukan Polda Metro Jaya justru mengungkap fakta baru tentang sosok Dwi Hartono.

Sebelumnya, ia pernah tersangkut kasus pemalsuan ijazah, sebuah noda kelam di masa lalunya yang kini kembali mencuat.

"Benar (aktor intelektual)," ujar Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Dijuluki Crazy Rich, Kenapa Dwi Hartono jadi Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN? Mau Pinjam Rp 13 M

Dendam Berujung Maut

Informasi yang beredar menyebutkan bahwa Dwi Hartono diduga menyimpan dendam mendalam kepada Ilham Pradipta.

Pasalnya, Ilham disebut mengetahui rencana pengajuan kredit fiktif dan menolak permintaan tersebut.

Ilham bahkan mencoret langsung klausul pinjaman yang diajukan Dwi.

Tak terima, Dwi Hartono mulai menyusun rencana pembunuhan. Ia merekrut para debt collector untuk menjalankan aksinya.

Penculikan terjadi di area parkir sebuah supermarket di Ciracas, Jakarta Timur. Dalam rekaman CCTV, Ilham terlihat dipaksa masuk ke dalam mobil putih oleh beberapa orang pelaku.

Beberapa hari kemudian, jasad Ilham ditemukan di area persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Serang Batu, Kabupaten Bekasi.

Tubuhnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan, mata dilakban, tangan dan kaki terikat.

"Benar ditemukannya mayat seorang laki-laki di Kampung Karangsambung. Kondisi korban saat itu dilakban di bagian matanya dan diikat di kaki dan tangan," kata Kapolsek Serang Baru, AKP Hotma Sitompul.

Hasil autopsi menunjukkan Ilham tewas akibat hantaman benda tumpul di bagian dada dan leher yang menyebabkan gangguan pernapasan fatal.

"Kemungkinan ada tekanan pada tulang leher dan dada (akibat hantaman benda tumpul) yang menyebabkan dia (korban) kesulitan bernafas," ungkap Kepala RS Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Prima Heru.

Rekam Jejak Dwi Hartono: Dari Motivator ke Penjahat

Dikenal sebagai seorang motivator dan pengusaha, Dwi Hartono tampak cukup aktif di media sosial.

Dalam profilnya, ia mengklaim berprofesi sebagai pengusaha di berbagai sektor: properti, perkebunan, perdagangan, pendidikan, hingga e-commerce. Ia juga memiliki dua perusahaan, salah satunya bergerak di bidang aplikasi bimbingan belajar (bimbel) online.

Namun di balik citra profesionalnya, Dwi Hartono ternyata menyimpan sejarah kelam.

Pada 2012, namanya sempat terseret kasus pemalsuan ijazah dan manipulasi nilai untuk memasukkan lima orang mahasiswa ke Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.

Kala itu, ia diketahui sebagai mahasiswa angkatan 2004 di fakultas yang sama.

Baca juga: Diculik, Kacab Bank BUMN Diantar ke Sosok Ini, Penculik Diminta Antar Korban Pulang: Tak Bernyawa

DWI HARTONO -- (kiri) Ilham Pradipta (kanan) Dwi Hartono | Dwi Hartono menjadi otak pembunuhan Ilham Pradipta, ia dikenal sebagai crazy rich Jambi yang depat dengan sejumlah pejabat
DWI HARTONO -- (kiri) Ilham Pradipta (kanan) Dwi Hartono | Dwi Hartono menjadi otak pembunuhan Ilham Pradipta, ia dikenal sebagai crazy rich Jambi yang depat dengan sejumlah pejabat (Kolase dok pribadi Ilham Pradipta | dok pribadi Dwi Hartono)

Melalui sebuah lembaga bimbingan belajar, Dwi menjalankan modus curang dengan memanipulasi nilai IPA calon mahasiswa dan bahkan bertindak sebagai joki ujian.

Biaya yang dipatok bervariasi, dari Rp50 juta hingga hampir Rp1 miliar per orang.

Aksi ini dilakukannya sejak tahun 2006.

Dalam pengakuan salah satu pelaku lainnya, Ferry, ia mengaku hanya berperan sebagai perantara dan mendapat imbalan Rp5 juta hingga Rp10 juta untuk setiap peserta.

Penangkapan Para Pelaku

Setelah penyelidikan intensif, polisi akhirnya berhasil membekuk para pelaku utama.

Dwi Hartono bersama tiga orang lainnya, berinisial DH, YJ, dan AA, ditangkap di Solo pada Sabtu malam, 23 Agustus 2025, sekitar pukul 20.15 WIB.

Satu pelaku lainnya, berinisial C, ditangkap sehari kemudian di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.

Dari keempat pelaku tersebut, Dwi Hartono disebut sebagai otak utama yang menggerakkan seluruh rangkaian aksi kejahatan ini.

Tinggal di Bogor

Dilansir dari Warta Kota, Dwi Hartono diketahui berdomisili di wilayah Gunungputri, Kabupaten Bogor.

Lokasi ini menjadi salah satu titik penting dalam pelacakan dan penyelidikan pihak kepolisian.

Saat ini, penyidik masih mendalami motif serta kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat dalam kasus ini.

(TribunNewsmaker/Bangkapos)

Sumber: Bangka Pos
Tags:
Dwi HartonoIlham Pradiptabank BUMN
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved