Demo Buruh
Haru Pemakaman Affan Kurniawan, Sang Ayah Dipapah Nyaris Pingsan, Ratusan Ojol Menyerukan Perlawanan
Haru pemakaman Affan Kurniawan, ayah sang driver ojol dipapah hingga kakak nyaris pingsan, ratusan ojol menyerukan perlawanan.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Haru Pemakaman Affan Kurniawan, Sang Ayah Dipapah Nyaris Pingsan, Ratusan Ojol Menyerukan Perlawanan
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Affan Kurniawan, pemuda berusia 21 tahun, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Jumat (28/8/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.
Suasana pemakaman sejak pagi sudah dipadati ratusan orang, terutama rekan-rekan sejawatnya yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online.
Jalan Jenderal Sudirman bahkan sempat berubah menjadi lautan warna hijau, lantaran iring-iringan jaket ojol yang membanjiri jalan tersebut.
Pemandangan itu membuat lalu lintas padat merayap, namun tak sedikit pengguna jalan yang justru ikut menghentikan langkah mereka untuk menyaksikan momen penuh solidaritas tersebut.
Banyak warga sekitar yang berdiri di tepi jalan, mengeluarkan ponsel mereka, dan merekam iring-iringan panjang kendaraan ojol yang mengawal mobil jenazah Affan.
Mobil jenazah yang membawa jasad almarhum menjadi pusat perhatian, seakan-akan menjadi simbol duka bersama yang dirasakan oleh masyarakat.
Tidak kurang dari ratusan pengemudi ojol ikut dalam barisan iring-iringan, mengawal dan mengantarkan Affan hingga ke tempat peristirahatan terakhir.
Mereka tidak hanya hadir sebagai pengantar, tetapi juga sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan yang menimpa salah satu rekan mereka.
Warna hijau yang mendominasi jalanan ibarat lautan solidaritas yang bergerak serempak menuju TPU Karet Bivak.
Baca juga: Shalawat Bergema! Jenazah Affan Kurniawan Diantar Ribuan Ojol, Pekerja Kantoran Ikut Keluar Gedung

Dari trotoar, para warga tampak mengabadikan momen itu dengan kamera ponsel, menyadari bahwa peristiwa ini bukan sekadar pemakaman biasa, melainkan simbol persatuan.
Setibanya di area pemakaman, suara tangisan dan pekikan pelayat langsung pecah memenuhi udara.
Keranda almarhum yang diturunkan membuat suasana makin pilu, seiring riuh pelayat yang berdesakan di sekitar tenda pemakaman.
Keluarga inti almarhum, ibu, ayah, dan dua adiknya, tak kuasa menahan duka mendalam.
Sang ibu terlihat lemah, langkahnya gontai, lalu duduk di pinggir makam sambil terus menangis tersedu.
Ia bahkan mengesot perlahan hanya untuk bisa mendekat, agar dapat menyaksikan wajah putranya untuk terakhir kalinya.
Adik perempuan Affan pun tak berhenti menangis, terutama saat keranda dibuka dan wajah sang kakak terlihat untuk terakhir kalinya.
Air matanya jatuh tanpa henti, memperlihatkan betapa kehilangan itu terasa begitu nyata bagi keluarganya.
Sementara sang ayah, Zulkifli, tidak mampu turun langsung ke liang lahat untuk mengantarkan jasad putranya.
Tubuhnya bergetar hebat, nafasnya terengah, hingga akhirnya harus dipapah dan diberi minum oleh kerabat yang menemaninya.
Di sela kesedihan itu, beberapa pengemudi ojol terlihat mengepalkan tangan ke udara sambil mengibarkan bendera kuning sebagai simbol duka dan perlawanan.
Momen paling mengharukan terjadi ketika tanah merah mulai menutup tubuh Affan yang sudah berbalut kain kafan.
Zulkifli, dengan sisa tenaganya, akhirnya mendekat untuk menaburkan bunga ke liang lahat putranya.

Baca juga: Identitas 7 Anggota Brimob Diamankan Imbas Rantis Lindas Driver Ojol di Jakarta, Ada Pangkat Kompol
Di sisi lain, kakak laki-laki Affan hampir pingsan karena tak kuasa menyaksikan jasad adiknya perlahan menyatu dengan tanah.
Sepanjang proses pemakaman, ratusan pelayat yang mayoritas adalah driver ojek online terus menyerukan tuntutan mereka.
"Usut tuntas kasusnya!," teriak para pelayat dengan suara lantang yang menggema di area TPU.
Teriakan itu menjadi bentuk desakan agar aparat benar-benar mengusut penyebab tewasnya Affan Kurniawan secara transparan.
Mereka tidak ingin tragedi serupa kembali menimpa pengemudi lain yang sedang mencari nafkah.
Kronologi tragis yang menimpa Affan bermula pada Kamis malam, 28 Agustus 2025, ketika ia sedang mengantar pesanan makanan ke kawasan Bendungan Hilir.
Naas, saat melintas di Pejompongan, Jakarta Pusat, ia terjebak dalam kemacetan akibat demonstrasi ricuh di sekitar Gedung DPR RI.
Di tengah kerumunan massa, Affan terpeleset dan jatuh, tepat ketika sebuah kendaraan taktis (rantis) Brimob melaju kencang untuk membubarkan kerumunan, menabrak dan melindas tubuhnya.
Rantis itu sempat berhenti sejenak, namun kemudian melaju lagi, meninggalkan Affan dalam kondisi kritis sebelum akhirnya dibawa ke RSCM, di mana nyawanya tidak tertolong.
Sosok Affan Kurniawan
Usia: 21 tahun
Domisili: Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat
Status: Belum menikah
Pekerjaan: Driver ojek online, sebelumnya satpam
Keluarga: Tinggal di kontrakan bersama orang tua, kakak, dan adik perempuan yang masih SMP
Karakter: Rajin, pendiam, tulang punggung keluarga
Divisi Propam Polri telah mengamankan dan memeriksa tujuh personel Brimob yang berada di dalam rantis saat kejadian:
Kompol C
Aipda M
Bripka R
Briptu D
Bripda M
Bharaka Y
Bharaka D
Pemeriksaan dilakukan di Mako Brimob Kwitang.
Identitas sopir rantis masih didalami, karena belum ada yang mengakui peran sebagai pengemudi