TRIBUNNEWSMAKER.COM - Didi Kempot belakangan sedang digandrungi penikmat lagu Tanah Air.
Menyajikan jenis musik berbeda justru membuat Didi Kempot memiliki penggemar di kalangan sendiri.
Menjadi penyanyi lawas, penggemar Didi Kempot tak hanya kalangan orangtua.
Kini banyak anak muda yang juga mengidolakan dan kerap mendengarkan lagu-lagu yang dinyanyikan olehnya.
Penggemar Didi Kempot sendiri dikenal dengan sebutan Sobat Ambyar.
Hal ini lantaran lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Didi Kempot kebanyakan bertema sakit hati.
Tak hanya itu, ada yang spesial dari lagu-lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi yang dijuluki The Godfather of Broken Heart ini.
Beberapa lagu yang dinyanyikan oleh Didi Kempot terselip nama obyek wisata di Indonesia.
Bukan tanpa alasan Didi Kempot menyelipkan beberapa nama obyek wisata di Indonesia ke dalam lagunya.
Musisi Didi Kempot mengaku banyak menciptakan lagu bertema pariwisata untuk membantu memperkenalkan destinasi wisata.
Dalam lagu yang diciptakan, ia ingin turut mempromosikan pariwisata Indonesia.
“Saya itu kayanya dalam batin saya ada keharusan saya harus turut mempromosikan pariwisata yang ada di negara kita ini,” kata Didi, ditemui di sela persiapan konser oleh Lembaga Pendidikan Mahesa Agni di Lapangan Desa Ngawu, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (30/9/2019) petang.
Beberapa lagu yang sudah dirilisnya bertema pariwisata diantaranya, Pantai Klayar, Banyu Langit (Tengang Gunung Api Purba Nglanggeran), Bangjo Malioboro (tentang jalan Malioboro), Parangtritis, Dalan tembus (Keindahan Jalan Karanganyar – Magetan), dan sejumlah lagu lainnya.
“Saya pengennya harus selalu ada entah setahun sekali atau dua tahun sekali harus ada lagu-lagu saya tentang pariwisata,” ucapnya.
Laki-laki yang dijuluki ‘Father of Broken Heart’ ini mengaku bangga jika pariwisata bisa dikenal banyak orang. Salah satu promosinya melalui lagunya.
“Saya nyaman kalau di situ tempat wisata dikenal orang banyak paling tidak saudara kita pedagang kecil paling tidak ikut mencari nafkah di tempat wisata tersebut.
Ada tujuannya mas, kalau bisa mempopulerkan tempat wisata,” ujarnya.
“Yang kita dengar (Gunung Api Purba) Nglanggeran cukup luar biasa.
Saya berterimakasih kepada Tuhan apa yang saya buat bisa bermanfaat untuk orang banyak,” tambah Didi.
Sebelumnya, Bidang Pemasaran Pokdarwis Gunung Api Purba Nglanggeran Heru Purwanto, mengatakan, dampak lagu Banyu Langit sudah sejak tiga tahun terakhir.
Dampak dari lagu ini diketahuinya ketika berbincang bersama wisatawan.
Bahkan ada yang memang belum mengetahui adanya wisata Gunung Api Purba, sebelum tenarnya lagu itu.
Sebagian besar wisatawan yang menanyakan wisatawan dari Jawa Timur.
"Ada juga yang tahu Gunung Api Purba Nglanggeran karena lagu tersebut.
Ada juga beberapa wisatawan datang ingin tahu apa yang sesuai yang dinyanyikan Didi kempot," ucap Heru. (TribunNewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ini Alasan Didi Kempot Selipkan Obyek Wisata dalam Lagunya
Komentar Didi Kempot terkait penyanyi yang cover lagunya
TRIBUNSTYLE.COM - The Godfather of Broken Heart, Didi Kempot mengungkapkan isi hatinya terkait banyaknya lagu miliknya yang di-cover oleh penyanyi-penyanyi lain.
Lagu-lagu yang dibawakan oleh Didi Kempot seperti Pamer Bojo, Cidro, Banyu Langit, Layang Kangen, Sewu Kutho dan Suket Teki telah banyak di-cover dan tayang hingga ribuan kali di Youtube.
Menanggapi hal ini, Didi Kempot mengungkapkan rasa prihatinnya.
Menurut Didi Kempot, seharusnya sebelum meng-cover lagu-lagu miliknya, para penyanyi itu harus meminta izin terlebih dahulu karena terkait hak cipta.
"Saya selalu sampaikan lebih baik kalau mau cover lagu siapa pun itu izin karena itu ada hak ciptanya, ada penciptanya," ujar Didi Kempot saat konferensi pers di Live Space SCBD, Jakarta Selatan pada Jumat 20 September 2019 seperti yang dikutip dari Grid.id.
Adik mendiang pelawak Mamiek Prakoso yang tergabung dalam Srimulat ini lalu menyebut bahkan jika ingin meng-cover lagu dari penyanyi yang sudah meninggal tetap harus izin kepada ahli warisnya.
"Yang sudah mati pun kalau bisa diminta izin sama keluarganya atau ahli warisnya. Lah ini masih hidup kok pada nyolong," jelas Didi.
Didi pun menambahkan bagi orang-orang yang meng-cover lagunya tanpa izin harus siap menanggung seluruh dosa-dosanya.
"Gak apa-apa saya bilang (mau cover lagu), tapi hati-hati dosaku sama anak, istri, cucu-cucuku kamu nanti yang ngambil," tegasnya.
Hingga saat ini Didi pun masih berharap akan mendapatkan royalti dari hasil cover lagu-lagunya itu.
"Harapan saya, dapat (royalti). (Hingga saat ini) belum (menerima royalti)," pungkas Didi seperti yang dikutip dari Grid.id.
Sebelumnya Didi juga sempat mengungkapkan bahwa dirinya telah menciptakan ratusan lagu.
"Saya sudah menciptakan sekitar 700 sampai 800 lagu," ungkap Didi seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Karir Didi berawal sebagai musisi jalanan di Solo, kota kelahirannya.
Lalu pada tahun 1987, Didi mengadu nasib ke Jakarta hingga tahun 1989.
Nama belakang Kempot yang dipakai Didi rupanya singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar.
Grup pengamen itulah yang mengantarkan putra seniman Ranto Gudel ini hijrah ke Jakarta untuk mengadu nasib. (TribunStyle/Vega Dhini Lestari)