Dilantik menjadi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto ternyata ditemani putra semata wayangnya,Didit Hediprasetyo atau yang akrab Didit Prabowo.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Suasana pelantikan menteri pada Rabu 23 Oktober 2019 masih menjadi perbincangan.
Terdapat 34 menteri yang telah dilantik Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan.
Tentunya, mereka yang dilantik membawa pasangan masing-masing.
Setelah pelantikan selesai Jokowi dan Iriana memberikan ucapan selamat kepada seluruh menteri.
• Jokowi Gandeng Prabowo Masuk Kabinet, LIPI Ingatkan Risiko Bahaya Penguasa Seranjang dengan Oposisi
Namun, saat bersalaman ternyata ada satu sosok yang menjadi sorotan.
Sosok itu adalah Prabowo Subianto.
Sebagaimana diketahui, Prabowo Subianto terpilih menjadi Menteri Pertahanan.
Prabowo tak terlihat ditemani mantan istrinya Titiek Soeharto.
Diketahui, Prabowo Subianto pernah menikah dengan Titiek Soeharto pada tahun 1983.
Sayangnya pernikahan itu harus berakhir dengan perceraian.
Prabowo Subianto justru ditemani putra semata wayangnya, Didit Hediprasetyo.
Didit Hediprasetyo terlihat berdiri disamping Prabowo Subianto.
• Aktivis 98 Relawan Jokowi Menolak Keras Prabowo Jadi Menteri, Beberkan Alasan & Kekecewaannya
Ketika Prabowo dan Jokowi berfoto bersama, Didit Hediprasetyo tampak tak ingin terekam kamera.
Didit Hediprasetyo memilih mundur dari sisi Prabowo Subianto sementara ketika sesi foto tersebut.
Tak lama kemudian, Didit Hediprasetyo kembali berada di samping Prabowo Subianto.
Putra Titiek Soeharto itu bahkan ikut berjabat tangan dengan Jokowi dan Iriana.
Sebagaimana diketahui, Didit Hediprasetyo merupakan satu-satunya anak Prabowo Subianto dari perkawinannya dengan Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.
Didit Prabowo lahir di Jakarta, 22 Maret 1984 silam dengan nama Ragowo Hediprasetyo.
Namun, ia tumbuh besar di Amerika dan melanjutkan sekolah di Parsons School of Design, New York dan École Parsons à Paris.
• Prabowo Merapat ke Jokowi & Jadi Menteri Pertahanan, Najwa Shihab Teringat Ucapan Adian Napitupulu
Sebagai seorang desainer, Didit Prabowo memang sudah enggak bisa dipandang sebelah mata.
Pasalnya, Didit telah berhasil meraih penghargaan Silver Thimble 2006 untuk karya modenya saat masih berstatus sebagai pelajar.
Enggak cuma digunakan oleh seleb Indonesia, rancangan Didit Prabowo juga pernah dikenakan oleh penyanyi asal Kanada, Carly Rae Japsen untuk acara MTV Video Music Awards 2013.
Didit Prabowo juga pernah didapuk sebagai salah satu perancang interior mobil BMW Individual Series 7.
Kemampuan Didit Prabowo sebagai seorang desainer juga telah diakui di Paris Fashion Week.
Buktinya belum lama ini, beredar foto saat ia tengah menghadiri ulang tahun sosialita dunia Paris Hilton. (TribunNewsmaker/*)
Sebagian Artikel Ini telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul Bukan Titiek Soeharto, Prabowo Subianto Justru Ditemani Sosok Ini Saat Pelantikan Jadi Menteri
Jokowi Gandeng Prabowo Masuk Kabinet, LIPI Ingatkan Risiko Bahaya Penguasa Seranjang dengan Oposisi
Presiden Jokowi menggandeng Prabowo Subianto masuk Kabinet Indonesia Maju, LIPI mengingatkan bahaya terhadap iklim demokrasi, ketika penguasa mesra seranjang dengan oposisi.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengkritik upaya Presiden Joko Widodo mengajak pihak oposisi untuk bergabung dalam kabinetnya.
Ia mencontohkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo yang dipanggil oleh Jokowi ke Istana Kepresidenan.
Mereka diproyeksikan menjadi calon menteri.
Padahal, Prabowo dan partainya merupakan kompetitor Jokowi dalam Pilpres 2019.
• Prabowo Merapat ke Jokowi & Jadi Calon Menteri, Rocky Gerung Beri Tanggapan, Singgung Soal Sampah!
"Buat apa kita mengadakan pemilu kalau ujung-ujungnya kekuasaan itu dibagi-bagi antara yang menang dan yang kalah?
Ya kalau kompetisi sepak bola ibarat semua dapat piala," kata Syamsuddin dalam diskusi bertajuk Mencermati Kabinet Jokowi Jilid 2 di Upnormal Raden Saleh, Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Ia menilai, hal semacam itu bertentangan dengan rasionalitas demokrasi.
Sebab, dalam kompetisi pilpres, pihak yang menang berhak berkuasa.
Sementara itu, pihak yang kalah harus legawa dan berperan sebagai oposisi pemerintah.
"Bukan kemudian diajak masuk semua.
• Profil & Rekam Jejak Edhy Prabowo Calon Menteri Jokowi, Prabowo Berperan Penting dalam Hidupnya
Kalau semua diajak masuk atau katakanlah enggak ada oposisi atau cuma tinggal PKS, ini bisa membawa apa yang disebut model negara integralistik, model negara kekeluargaan.
Ini sungguh-sungguh mengancam demokrasi," kata dia.
Syamsuddin mengatakan, dalam konsep negara seperti itu, tidak ada oposisi.
Semua diibaratkan sebagai keluarga sehingga tidak mungkin kepala keluarga menyakiti anggota keluarga, begitupun sebaliknya.
"Mestinya Pak Jokowi tidak usah mengajak Gerindra ke kabinet.
Dan semestinya Pak Prabowo dan teman-teman menolak ajakan itu, tetapi ya mau bagaimana lagi, sudah kejadian," kata dia.
• Bakal Jadi Menteri, Masa Lalu Prabowo di Kopassus Diungkap Pengamat Politik, Dikenal Rising Star
Ia memandang ini bentuk pendangkalan dalam esensi berpolitik.
Seharusnya, kata dia, kegiatan berpolitik yang patut dijunjung tinggi adalah politik yang menghargai posisi masing-masing, pendukung pemerintah dan oposisi pemerintah.
"Atau politik yang menjunjung tinggi sportivitas, yang kalah mengakui yang menang dan yang menang mengangkat yang kalah," kata dia. (kompas.com/ Dylan Aprialdo)
Sumber, Kompas.com : Prabowo Calon Menteri, Peneliti LIPI: Buat Apa Pemilu kalau Ujungnya Kekuasaan Dibagi?
Gerindra: Prabowo Masuk Kabinet Jokowi, Isyarat Dia Berjiwa Besar, Sportif dan Negawaran
Ketua DPP Partai Gerindra Riza Patria optimistis Ketum Prabowo Subianto bakal mendapat simpati dari masyarakat dengan masuk ke pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
"Beliau menunjukkan jiwa besar, lapang dada, sportivitas, dan, kenegarawanan beliau semakin paripurna. Rakyat akan melihat bahwa Prabowo dalam sikap dan keputusannya selalu mendahulukan kepentingan negara, bangsa, dan rakyat," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2019)
Riza mengenal betul sosok Prabowo yang dinilainya selalu mengalah untuk kepentingan rakyat banyak. Prabowo mengedepankan kepentingannya yang lebih besar agar polarisasi tidak terus tajam, tidak terjadi perpecahan di antara akar rumput, di anak bangsa.
"Dulu 2014 seharusnya Gerindra jadi Ketua MPR, tapi untuk kepentingan yang lebih besar Gerindra mengalah.
Jadi Prabowo itu kepentingan partai selalu dikalahkan kepentingan bangsa. Sudah teruji kenegarawanannya," lanjutnya.
Riza mafhum sebagian pendukunh Prabowo dan juga Gerindra menginginkan eks-Danjen Kopassus itu berada di luar pemerintah. Riza menilaimitu sebagai hal yang waja.
"Itu dinamika yang kita biarkan tumbuh, tidak boleh dilarang hambatan-hambatan seperti itu, tantangan-tantangan seperti itu, kita amati dan kita atasi.
Bukan kita larang. Tapi biarlah itu bagian dari koreksi kita semua, supaya demokrasi kita semakin baik," pungkasnya.
Seperti diketahui, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memperkuat kabinet kerja II.
Hal itu disampaikan Prabowo usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Mengenakan kemeja putih, Prabowo didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo.
"Kami diminta memperkuat Kabinet beliau," ujar Prabowo.
Mantan rival Jokowi di Pilpres 2019 lalu itu mengatakan dirinya diminta membantu di bidang pertahanan.
"Saya beliau ijinkan untuk menyampaikan, saya diminta untuk membantu beliau di bidang pertahanan," jelasnya.
Jokowi pun memberikan beberapa pengarahan terkait bidang yang akan diemban Prabowo.
"Saya akan bekerja sekeras mungkin untuk mencapai sasaran-sasaran dan harapan-harapan yang ditentukan," tegasnya. (Tribunnews/ Reza Deni)