Digelar Sejak Dini Hari Tadi, Reuni Akbar 212 Diawali Salat Tahajud Berjamaah, Begini Faktanya

Editor: Desi Kris
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana jamaah yang datang di Reuni Akbar 212, Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).

Reuni Akbar 212 digelar sejak subuh tadi, para jamaah pun mengawali dengan melakukan salat tahajut, begini faktanya.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Reuni Akbar 212 digelar kembali pada Senin 2 Desember 2019.

Acara tersebut dimulai sejak dini hari pukul 03.00 WIB di Monumen Nasional (Monas).

Massa pun mulai memadati pintu masuk Monas di Silang Merdekat Barat Daya.

Ada juga massa yang memenuhi kawasan Patung Kuda arjuna Wiwaha.

REUNI AKBAR 212 - PA 212 menggelar Reuni Akbar di Monas. Inilah 6 Perbedaan Aksi 212 di Era Gubernur Ahok BTP dan Anies Baswedan (Kolase Kompas.com dan Tribunnews.com)

Persiapan Reuni Akbar 212 sudah terlihat matang sejak Minggu 1 Desember 2019 malam.

Beberapa posko kesehatan sudah terlihat berada di dekat pintu masuk.

Panggung utama pun sudah berdiri di lapangan silang Monas.

Beberapa pedagang pun menjual pernak-pernik khas Reuni Akbar 212 sudah mulai menggelar dagangannya.

Sementara itu, petugas keamanan Monas tampak sibuk meminta para pengunjung untuk meninggalkan lokasi tersebut.

Meski begitu sejumlah petugas kepolisian terlihat sudah berjaga di sekitar simpang Patung Kuda Arjuna Wiwaha.

Mereka mengatur lalu lintas di sekitar simpang tersebut.

Sedangkan dari pantauan Tribunnews.com, arus lalu lintas di sekitar istana masih normal.

Padahal Istana letaknya hanya berseberangan dengan Monas yang harusnya turut menjadi obyek pengamanan.

REUNI AKBAR 212 - Suasana jelang Reuni Akbar 212 di Monas, Senin (2/12/2019) besok. (Tribunnews.com/Theresia)

Apalagi Istana merupakan tempat Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) berkantor.

Karena arus lalu lintas masih terlihat normal, kepolisian belum melakukan penutupan jalan.

Kawat berduri juga tidak terpasang di Jalan Medan Merdeka Utara,‎ yang merupakan akses keluar masuk rombongan presiden.

Terpantau kawat berduri hanya dipasang di depan Monas.

Sehingga warga pun masih bebas berlalu lalang.

 

Meski begitu, beberapa kendaraan taktis seperti ‎water cannon hingga mobil sound system pengurai massa (RAISA) sudah sejak sore terparkir di Silang Selatan Monas.

Selain itu, mobil Brimob dan Sabhara Polda Metro Jaya hingga mobil Div Tik Polri serta mobil pemadam kebakaran juga disiagakan disana.

Sejumlah tenda dum berukuran besar untuk anggota Polri beristirahat sudah berdiri.

Makin malam, jumlah personel Polri yang berjaga makin banyak.

Sebelumnya, meski reuni 212 garis besarnya acara keagamaan, banyak tokoh yang diundang untuk datang, tidak hanya dari kalangan agama.

Dari kalangan politisi pun ikut diundang, satu di antaranya adalah Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Gerindra.

Fadli Zon mengatakan kegiatan tersebut hanya kegiatan sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad.

"Saya cuma mendengar aja bahwa itu sebuah kegiatan maulid agung, atau dalam rangka peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang memang waktunya di pas kan dengan 2 desember," ujar Fadli Zon yang dilansir YouTube Kompas TV, Selasa (26/11/2019).

Bahkan, Fadli Zon mendukung kegiatan 212 dan menganggapnya kegiatan yang berdampak positif.

"Saya kira itu satu hal yang biasa saja apalagi diisi dengan kegiatan munajat, sholawat doa dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan seperti ini saya kira akan berdampak positif di masyarakat," tambahnya.

Fadli Zon juga mengatakan hajatan demokrasi sudah selesai dan sudah tidak ada lagi pemilu untuk itu kegiatan seperti 212 bisa di dukung.

Berbagai tokoh pun ikut mengomentari kegiatan keagamaan tersebut.

Satu di antaranya adalah Fahri Hamzah, Mantan Wakil Ketua DPR RI itu memberi pendapatnya akan kegiatan Reuni 212.

Politisi yang kerap blak-blakkan mengkritik pemerintah itu mengatakan harusnya pemerintah menyambut gembira acara tersebut.

Ia mengatakan melalui akun Twitter pribadinya @Fahrihamzah pada Sabtu (30/11/2019) siang.

"Harusnya pemerintah menyambut gembira #ReuniAkbar212 itu. Apalagi pak @jokowi kan juga alumni. Itu momentum paling manis kalau pemerintah ini mau rekonsiliasi. Tapi kalau niatnya mau berantem terus ya apa boleh buat. Tapi kayaknya kompornya yg keluyuran bikin panas"

Dalam cuitan tersebut ia menyinggung Presiden Jokowi yang harusnya ikut menyambut gembira acara Reuni Akbar 212.

Alasannya adalah Presiden Jokowi juga disebut alumni karena pernah datang menghadiri Acara 212 pada 2017 lalu.

Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma'arif mengatakan, kegiatan aksi Reuni Akbar 212 tidak ada hubungannya dengan kegiatan politik.

PA 212 akan melakukan aksi Reuni Akbar di Monumen Nasional (Monas) pada 2 Desember 2019.

Slamet Ma'arif menilai wajar jika dalam reuni 2018 lalu, disoroti sebagai kegiatan politis.

 

Mengingat pada 2018 kemarin, berdekatan dengan tahun politik 2019 yang akan menyelenggarakan pemilihan presiden.

Namun, pada reuni 2019, Slamet Ma'arif mempertanyakan sorotan kepada PA 212 tersebut.

"Kalau tahun kemarin kita disoroti kegiatan kita politis, itu wajar, kalau sekarang pertanyaannya politisnya apa?" tanya Slamet Ma'arif di Studio TV One, Sabtu (30/11/2019), dikutip dari YouTube Talk Show tvOne.

Slamet Ma'arif mengatakan, aksi Reuni Akbar 212 tidak ada keterkaitan dengan kegiatan politik.

"Justru kita membuktikan bahwa kita tidak ada urusannya dengan politik," kata Slamet Ma'arif.

Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Ma'arif (Tangkap Layar tvOneNews). (tvOneNews)

Ia menegaskan, tetap membela agama Islam, terlepas itu berkaitan dengan kegiatan politik atau tidak.

"Ada urusan politik, tidak ada urusan politik, membela agama, membela Islam, tetap kita laksanakan," jelasnya.

Menurut Slamet Ma'arif Ma'arif, Reuni Akbar 212 tersebut adalah momentum bagi umat Islam di seluruh Indonesia untuk berkumpul.

"Bagi kami momen 212 itu sesuatu yang merupakan anugerah dari Allah, yang wajib kita syukuri dan kita pelihara, dimana menjadi momentum umat Islam di seluruh Indonesia," ujar Slamet Ma'arif.

Ketua PA 212 ini menegaskan, latar belakang gerakan 212 tidak ada hubungannya dengan Prabowo Subianto atau tokoh lainnya.

"Lahirnya 212 pasti ada history-nya, dan saya tegaskan lahirnya 212 tidak ada hubungannya dengan Prabowo Subianto dan sebagainya," jelasnya.

Slamet Ma'arif mengungkapkan, dalam aksi reuni di 2019 ini, PA 212 ingin menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT.

"Tahun ini kita kembali menyampaikan rasa syukur kita kepada Allah SWT dengan karunia itu," ungkapnya.

Slamet Ma'arif Ma'arif juga menyebut aksi tersebut untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Kita mau memperingati Maulid Nabi, karena masih dalam suasana Maulid Nabi," ujar Slamet Ma'arif.

Umat muslim mengikuti aksi reuni 212 di Kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (2/12/2018). Aksi tersebut sebagai reuni akbar setahun aksi 212. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Selain itu, Slamet Ma'arif mengatakan Reuni Akbar tersebut sebagai persatuan dan kesatuan dari umat Islam di Indonesia.

"Kedua, kita ingin mengingatkan kembali bahwa ada hari dimana persatuan kesatuan umat Islam itu, Allah satukan dalam satu momen yang penuh kedamaian, ketertiban, aman, bersih, penuh toleransi, berbagi di Indonesia," jelas Slamet Ma'arif.

Slamet Ma'arif juga menyampaikan, aksi tersebut sebagai pengingat bangsa Indonesia, bahwa tidak boleh ada siapapun yang menistakan agama.

"Kita juga perlu mengingatkan kembali kepada anak bangsa, bahwa masih ada kami-kami yang senantiasa Istiqamah, senantiasa konsisten untuk mengingatkan anak bangsa, bahwa negara yang berdasarkan pancasila ini, yang NKRI ini, tidak boleh ada siapapun dia yang menistakan agama," kata Slamet Ma'arif.

Ia berujar PA 212 akan melawan penista agama, siapapun dan apapun agamanya.

"Kami pastikan kepada siapapun yang menistakan agama di Indonesia, agama apapun, kami pasti akan berjuang untuk melawan itu semua," ujar Slamet Ma'arif.

Slamet Ma'arif mengungkapkan dari aksi tersebut, PA 212 ingin ada keadilan di Indonesia.

"Kami juga mengungkapkan harus ada keadilan di negeri ini," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD berpose usai wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Selasa (19/11/2019). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengaku mempersilakan rencana Reuni Akbar 212 itu.

Mahfud menilai aksi tersebut menjadi hak semua warga negara Indonesia.

"Reuni Alumni 212 kami menganggap itu adalah hak warga negara," ujar Mahfud di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Rabu (27/11/2019), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Mahfud mempersilakan rencana Reuni Akbar 212 itu terselenggara, asal berjalan tertib dan tidak menimbulkan keributan.

"Yang penting dilaksanakan dengan tertib, jangan menimbulkan keributan," jelas Mahfud.

Ia menjelaskan, PA 212 sudah menyerahkan surat pemberitahuan kepada pihak kepolisian.

Menurutnya, yang dilakukan oleh peserta aksi Reuni Akbar 212 itu sudah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang yang berlaku.

"Pemberitahuan tentu sudah disampaikan kepada pihak kepolisian, sudah dengan ketentuan Undang-undang," ungkap Mahfud.

Mahfud MD mengimbau Reuni Akbar 212 bisa diatur dengan sebaik-baiknya.

"Kita mempersilakan, tapi supaya diatur dengan sebaik-baiknya," ujar Mahfud MD.

Mahfud MD mengimbau, dalam aksi reuni tersebut jangan sampai terjadi pelanggaran hukum.

"Sekali lagi untuk tidak dilakukan pelanggaran hukum, yang telah dilakukan sesuai Undang-undang," kata dia.

Ia menyampaikan, dari pihak kepolisian akan mengawal dan melindungi aksi tersebut.

Harapannya, hal-hal yang tidak diinginkan bisa dicegah.

"Kita akan mengawalnya dan melindunginya tentu saja, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," jelas Mahfud MD.

(TribunNewsmaker/*)

Sebagian Artikel Ini telah tayang di Tribun Timur dengan judul Reuni Akbar 212 di Monas, Kegiatan Diawali Salat Tahajud Berjamaah, Begini Faktanya