TRIBUNNEWSMAKER.COM - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hingga kini masih menyoroti ekspor benih lobster.
Langkah Susi Pudjiastuti seakan tak gentar untuk menyelamatkan lobster di laut Indonesia.
Tak cuma menolak dengan adanya ekspor benih lobster, Susi Pudjiastuti juga mengkritik opsi untuk budidaya lobster.
Menurut wanita 54 tahun ini, budidaya lobster tidak diperlukan.
• Edhy Prabowo Tak Akan Mundur Ekspor Benih Lobster, Susi Pudjiastuti Geram: Nelayan Sudah Didengar?
Hal itu dikarenakan perkembang biakan lobster akan lebih baik dilakukan di laut.
Diketahui, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kini tengah mengusulkan untuk menawarkan pantai selatan sebagai lokasi budidaya lobster.
Hal tu tentu saja membuat Susi Pudjiastuti memberikan kritikan.
Bahkan Susi Pudjiastuti menyarankan Ridwan Kamil untuk belajar mendalami dulu kebijakan publik sebelum mengatakan di hadapan publik.
Tak hanya itu saja, Susi Pudjiastuti menyarankan agar Ridwan Kamil sebaiknya bertanya dulu ke masyarakat apa yang lebih baik.
Kritikan tersebut diungkapkan Susi Pudjiastuti melalui kicauan di akun Twitternya @susipudjiastuti.
Sambil mengunggah artikel yang berjudul "Ridwan Kamil Tawarkan Pangandaran Jadi Lokasi budidaya Lobster".
Postingan tersebut diunggah oleh Susi Pudjiastuti pada Senin 23 Desember 2019.
"Mestinya Pimpinan daerah belajar mendalami suatu kebijakan public sebelum mengatakannya ke publik.
Bertanya ke Masyarakat di daerahnya apa yg terbaik untk mereka & lingkungannya.
Ridwan Kamil Tawarkan Pangandaran Jadi Lokasi budidaya Lobster," tulis Susi Pudjiastuti pada kicauannya.
Seperti diberitakan sebelumnya, mengenai kebijakan Menteri KKP Edhy Prabowo soal ekspor benih lobster ini memang menjadi pro kontra.
Sehingga dibuatlak kebijakan untuk budidaya lobster sebagai opsi Menteri KKP.
Opsi tersebut akhirnya membuat Ridwan Kamil untuk menawarkan Pantai Pangandaran sebagai lokasi budidaya lobster.
Budidaya lobster ini ternyata juga mendapat dukungan dari Menko Perekonomian Airlangga Hartanto.
Dilansir TribunNewsmaker.com melalui Tribun Jabar, usulan tersebut disampaikan langsung oleh Ridwan Kamil.
• Tak Hanya Edhy Prabowo, Donald Trump Ternyata Juga Pernah Kena Bully Soal Lobster, Simak Kisahnya
"Kalau boleh saya mengusulkan, Pantai Selatan Jawa Barat.
Bisa Pangandaran, bisa Pelabuhan Ratu, bisa Garut Selatan.
Saya kalau itu ada, kami tawarkan kepada Menteri di situ saja," kata gubernur yang akrab disapa Emil ini di Gasibu, Senin 23 Desember 2019.
Lantas Emil mencotohkan jika di Pangandaran merupakan kawasan yang cocok untuk budidaya lobster.
Diketahui, lobster membutuhkan tempat yang nyaman untuk tumbuh besar.
• Bantah Pernyataan Edhy Prabowo, Susi Pudjiastuti Pamer Data Ekspor Lobster RI Meningkat Sejak 2016
"Pangandaran, kan lobster itu butuh suhu pas, butuh ekosistem yang nyaman.
Nyamannya di Pangandaran yang garis pantainya masih luas," ujar Emil.
Diketahui, kebijakan Edy Prabowo saat ini ingin berupaya agar benih lobster bisa dibudidayakan di dalam negeri.
Edhy Prabowo sempat menyatakan daerah yang telah melakukan pembesaran benih lobster seperti, NTB, Sulawesi Tenggara, dan Lampung. (TribunNewsmaker.com/Desi Kris)
Tanggapan Susi Pudjiastuti soal PPATK Penyelundupan Lobster, 'Bibit Lobster Lebih Gede dari Harley'
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, memberi tanggapan soal bibit lobster.
Temuan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) mengenai penyelundupan benur lobster ditanggapi langsung oleh Susi Pudjiastuti.
PPATK mencatat adanya aliran dana dari hasil penyelundupan ekspor benur lobster hingga Rp 900 miliar.
Menanggapi hal itu Susi Pudjiastuti tampak tertawa.
• Soroti soal Ekspor Benih Lobster, Susi Pudjiastuti Sampai Istighfar Tidak Boleh Kita Kufur
Diketahui, Susi Pudjiastuti memang selalu menolak tegas ekspor benur lobster.
Hal tersebut dikarenakan lobster ukuran besar bisa dijual dengan harga yang jauh lebih mahal.
Menurut Susi Pudjiastuti, untuk ukuran benihnya saja, harga lobster bisa lebih tinggi dari Harley Davidson.
Dilansir melalui YouTube PPATK Indonesia, Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin mengungkap pihaknya berkerja sama dengan Kementerian KKP dan Bada Reserse Kriminal Porli untuk mengungkap kasus ini.
Menurut Kiagus Ahmad Badaruddin, dalam satu tahun ada aliran dana dari luar negeri yang digunakan untuk mendanai pengepul pembelian benur lobster mencapai Rp 300-900 miliar.
Modus yang digunakan oleh pelaku merupakan melibatkan sindikat internasional.
"Jadi lobster ini kami sampaikan bahwa lobster itu uangnya antara Rp 300-900 M.
Uang itu cukup besar dan melibatkan antar negara.
Jadi ini satu hal juga yang menarik bahwa penyelundupan lobster ini juga menggunakan tata cara pencucian uang yang melibatkan beberapa usaha.
Jdi banyak sekali pihak yang terlibatkan, termasuk pihak yang sebagai ekspor dan impor, yang digunakan sebagai penyamaran untuk menerima lobster itu," bebernya.
Di samping mengancam sumber daya lobster di Indonesia, pengambilan bibit lobster ini juga merugikan negara.
"Karena kebijakannya menteri KKP yang lalu (Susi Pudjiastuti) benar-benar membudidayakan lobster itu dibesarkan dulu, sehingga diekspor dengan harga yang tinggi," jelasnya.
• Dirinya Diisukan Bakal Jadi Bos BUMN, Susi Pudjiastuti: Tidak Dengar dan Tidak Tahu
Meski begitu, ia menjelaskan bahwa pihaknya akan mendukung kebijakan pemerintah dengan masalah lobster ini.
"Jadi pada waktu itu lobster dilarang dieskpor, lalu terjadi penyelundupan, dan kami berusaha menelusuri transaksinya. Lalu hasilnya kami sampaikan kepada pegenegak hukum," tandasnya.
Menanggapi hal itu, Susi Pudjiastuti pun memberikan komentarnya.
Di akun Twitter-nya ia memposting artikel berita soal itu.
"Sekarang baru tahu kan bibit lobster ukurannya lebih gede dari harley," tulisnya sambil memberi emoji tepuk jidat.
Soal Ekspor Benih Lobster
Sebelumnya, Susi Pudjiastuti terlihat menanggapi rencana kebijakan pemerintah yang akan membuka keran ekspor benih lobster.
Tanggapan Susi dibagikannya melalui akun twitter pada Selasa malam (10/12/2019) tepatnya pukul 19.16 WIB.
Susi menyebut, lobster sangat bernilai ekonomi tinggi sehingga kelestariannya perlu dijaga.
Apalagi, Indonesia telah dianugerahi laut yang luas dan kaya sumber daya.
Dia pun menyebut hendaknya manusia tidak boleh tamak alias serakah karena tergiur dengan harganya yang mahal itu, utamanya harga benih lobster yang melonjak drastis di pasar luar negeri.
"Lobster yang bernilai ekonomi tinggi tidak boleh punah,
hanya karena ketamakan kita untuk menual bibitnya; dengan harga seperseratusnyapun tidak.
Astagfirulah .. karunia Tuhan tidak boleh kita kufur akan nikmat dr Nya," tulis Susi Pudjiastuti dikutip Kompas.com, Rabu (11/12/2019).
Tak hanya menulis kata-kata di atas, dia pun membagikan video yang memperlihatkan keseruannya menikmati dua ekor udang lobster besar ditemani semangkuk nasi putih dan lauk-pauk lainnya.
Dalam video yang diunggah, Susi mengatakan harga lobster yang dia makan sudah bernilai jual tinggi.
Lobster yang dia makan beratnya kurang lebih 400-500 gram dengan rerata harga Rp 600.000 sampai Rp 800.000.
Dia pun membandingkan dengan harga bibit yang dijual ke Vietnam dengan harga lebih murah.
Harga 1 bibit hanya berkisar Rp 100.000 sampai Rp 130.000. Terlebih bila yang dijual adalah lobster mutiara.
"Bibitnya diambil dan dijual hanya dengan Rp 30.000 saja. Berapa rugi kita? Apalagi kalau lobsternya mutiara jenisnya. Di mana satu kilo mutiara bisa sampai Rp 4-5 juta," ucap Susi Pudjiastuti.
Dia menuturkan, seorang nelayan hendaknya tidak boleh bodoh melihat harga benih lobster yang sangat kecil mencapai Rp 100.000.
Padahal kalau dibesarkan, harganya lebih mahal dari itu.
"Satu ekor 400 gram itu sudah berapa harganya? Rp 1 juta rupiah. Kita jual ke Vietnam hanya dengan harga Rp 100.000 atau Rp 130.000. Nelayan tidak boleh bodoh dan kita akan dirugikan bila itu dibiarkan," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mempertimbangkan membuka ekspor benih lobster.
Pertimbangan Edhy soal peredaran benih lobster bukan tanpa alasan.
Dia menemukan, benih lobster yang diimpor ke Vietnam dari Singapura sebanyak 80 persennya berasal dari Indonesia.
Hal itu membuat harga benih lobster kian melambung jadi Rp 139.000 per benih dari Rp 50.000 hingga Rp 70.000 per benih.
"Coba kalau kita mengarahkan ini, me-manage ini dengan baik, kita atur rapih-rapih, kita buat aturan. Langsung dagangnya dari Indonesia ke Vietnam. Baru kemudian kita hitung berapa pajak yang harus mereka bayar," tutur Edhy Prabowo. (TribunNewsmaker/*)
Sebagian Artikel Ini telah tayang di Tribun Bogor dengan judul Temuan PPATK Penyelundupan Lobster Rp 900 M, Susi Pudjiastuti Tepuk Jidat: Lebih Gede dari Harley !