CCTV Detik-detik Jenderal Iran Qassem Soleimani Tewas Diserang Rudal & Disebut Picu Perang Dunia 3

Editor: Talitha Desena
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CCTV Detik-detik Jenderal Iran Qassem Soleimani Tewas Diserang Rudal

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Qassem Soleimani tewas dalam serangan rudal yang diluncurkan Amerika Serikat.

Kematian Qassem Soleimani disebut-sebut membuat pihak Iran akan membalas dendam dan picu Perang Dunia 3.

Ini rekaman CCTV serangan rudal Amerika pada Qassem Soleimani.

Rekaman CCTV detik-detik Jenderal Iran Qassem Soleimani tewas diserang rudal oleh Amerika, disebut-sebut akan picu Perang Dunia Ketiga.

Donald Trump (Kolase TribunNewsmaker - ABC - time.com)

Masyarakat dunia tengah dipenuhi kekhawatiran akan kemungkinan meletusnya Perang Dunia 3.

'Perang Dunia 3' pun menjadi salah satu topik pencarian yang dicari.

Beredar meme-meme mengenai Perang Dunia 3 di media sosial.

Meski ada ketakutan, banyak yang bereaksi dengan candaan dengan meme-meme tersebut.

Banyak pula yang mengecam ulah Presiden Amerika, Donald Trump.

Iran dan AS telah lama bersitegang karena disebut-sebut Iran tidak suka AS terlalu ikut campur masalah ISIS.

Setelah Donald Trump menjadi Presiden AS, Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran.

Donald Trump juga menerapkan kembali sanksi terhadap Iran yaitu melarang produksi Nuklir.

Dikutip dari Kompas, 27 Desember 2019, Pangkalan Udara K-1 di provinsi Kirkuk, Irak diserang oleh lebih dari 30 roket yang menewaskan seorang kontraktor sipil AS, melukai empat tentara AS dan dua personel pasukan keamanan Irak.

Peristiwa itu dicurigai sebagai inisiasi kelompok milisi Kata'ib Hezbollah.

Donald Trump jadi geram, AS menyerang lima posisi Kata'ib l Hezbollah di wilayah Irak dan Suriah dengan jet tempur F-15 pada 29 Desember 2019.

25 pejuang milisi terbunuh dan 55 luka-luka termasuk empat komandan Kata'ib Hezbollah.

Kemudian, para demonstran asal Irak yang pro Iran menyerbu kedutaan besar AS di Irak.

Donald Trump kembali tidak terima atas terjadinya peristiwa tersebut.

Puncaknya, tanpa sepengetahuan DPR AS, Donald Trump merencanakan penyerangan rahasia pada tanggal 3 Januari 2020.

AS menyerang Baghdad, Irak dan menewaskan setidaknya 8 orang.

Salah satu yang meninggal adalah Jenderal Top asal Iran, Qassem Soleimani.

Soleimani tewas bersama pemimpin milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, di Bandara Internasional Baghdad, Irak.

Kematiannya jelas mengejutkan. Pasalnya, dia merupakan komandan Pasukan Quds yang adalah cabang dari Garda Revolusi Iran.

Rekaman CCTV yang beredar memperlihatkan, konvoi Jenderal Iran itu dan Muhandis terbakar setelah dihantam rudal dari drone AS.

Selain Soleimani, Brigadir Jenderal Hussein Jafari Nia dan Mayor Jenderal Hadi Taremi yang notabene figur Garda Revolusi juga tewas dalam serangan.

Dilansir Daily Mirror Jumat (3/1/2020), Soleimani dilaporkan "tewas tercabik-cabik" dalam serangan rudal itu.

Menurut penuturan pejabat anonim AS, setidakya ada empat rudal yang secara presisi menghantam rombongan Soleimani.

Teheran sudah menyatakan serangan itu sebagai "pembunuhan", dengan kelompok Hezbollah berseru mereka akan melakukan balas dendam.

Sementara AS mengklaim, mereka harus melenyapkan Soleimani karena dia merencanakan penyerangan terhadap diplomat dan militer mereka di Irak.

Melalui Pentagon, serangan tersebut merupakan upaya Negeri "Uncle Sam" untuk mencegah adanya kekerasan lanjutan di masa depan.

Adapun dalam kicauannya di Twitter, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa Qasem Soleimani seharusnya "dibunuh" bertahun-tahun silam.

Presiden 73 tahun itu berkata, Soleimani bertanggung jawab atas kematian warga AS, dan "ketahuan" berada di Bandara Baghdad.

Perdana Menteri sementara Irak, Adel Abdul Mahdi mengatakan, serangan udara itu adalah pelanggaran atas kedaulatan mereka, dan bisa memantik perang.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan "pembalasan dendam" atas "penjahat yang sudah menumpahkan darah Soleimani".

"Kami akan balas dendam terhadap pelaku yang bertanggung jawab," kata Amir Hatami, menteri pertahanan sekaligus komandan elite Pasukan Quds.

Ribuan warga Irak turun ke jalan. Mereka membakar bendera AS serta meneriakkan yel-yel seperti "Matilah Amerika".

Sejumlah negara seperti China dan Perancis menyerukan supaya kedua belah pihak menghindari situasi yang bisa jadi lebih panas.

(Tribunnewsmaker/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Beredar Rekaman CCTV Detik-detik Jenderal Iran Tewas Diserang Rudal AS