5 Fakta Baru Dugaan Penipuan WO Pandamanda, Tak Bayar Vendor Lain, Oleng Sejak Beli Rumah 2 Tingkat

Editor: ninda iswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

5 Fakta Baru Dugaan Penipuan WO Pandamanda, Tak Bayar Vendor Lain, Oleng Sejak Beli Rumah 2 Tingkat

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kasus dugaan penipuan Wedding Organizer (WO) Pandamanda masih bergulir.

Fakta-fakta baru terkait dugaan penipuan pun bermunculan.

Seperti yang diketahui, kasus penipuan WO ini berawal dari utas yang ditulis oleh seorang pemilik akun Twitter.

Pemilik akun Twitter menceritakan pernikahan temannya yang tak seperti pesta lainnya.

Tak ada dekorasi dan makanan di pesta tersebut.

Kendati demikian, pesta pernikahan tetap berlangsung namun penyelenggara hanya memberikan air mineral kepada para tamu.

AS yang merupakan pemilik WO Pandamanda di bilangan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Jajaran Polres Metro Depok memamerkan sejumlah barang bukti yang diperoleh hasil penggeledahan kantor wedding organizer bodong Pandamanda di bilangan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Rabu (5/2/2020). (KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN)

AS ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan.

Pemilik WO diamankan di dekat kantor Pandamanda pada Senin 3 Februari 2020.

Penangkapan terhadap AS dilakukan sehari setelah korban melaporkan pesta pernikahannya tak sesuai dengan apa yang ditawarkan oleh Pandamanda.

Sejumlah fakta bermunculan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap tersangka AS.

Berbagai modus yang dilakukan AS untuk mencuri keuntungan dari jasa yang ia tawarkan pun telah dikantongi oleh pihak kepolisian.

1. Berpotensi rugikan lebih dari 40 pengantin

Kapolres Metro Depok, Kombes Azis Andriansyah menyatakan bahwa jumlah pelapor dugaan penggelapan dana pernikahan oleh wedding organizer "Pandamanda" sudah tembus 40 calon mempelai.

Keempat puluh pelapor itu baru akan melangsungkan pernikahan dalam beberapa waktu ke depan, tetapi sudah menyetor sebagian maupun seluruh harga paket pernikahan pada Pandamanda.

"Yang berpotensi menjadi korban sampai saat ini sudah 40 calon korban. Bisa jadi jumlah calon korban itu berkurang jika dia bisa melaksanakan (pernikahan) dengan baik di bulan-bulan ke depan," jelas Azis kepada wartawan, Rabu (5/2/2020) sore.

2. Order masuk sampai Januari 2021 setara Rp 2,5 miliar

Kantor Pandamanda di Pancoran Mas, Depok, wedding organizer yang tersandung masalah dugaan penggelapan dana, dalam keadaan terkunci, Rabu (5/2/2020) dini hari. (KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN)

AS disebut telah menerima miliaran rupiah sebelum diringkus polisi.

Berdasarkan pengakuan AS, Pandamanda membuka tiga paket pernikahan, yakni paket Rp 50 juta, Rp 65 juta, dan Rp 100 juta.

Azis menyebut, dihitung secara kasar, AS ditaksir sudah menerima Rp 2,5 miliar dari order-order ini, baik dana yang diterima 100 persen maupun uang muka.

Menurut penuturan AS pada wartawan, ia sudah meraup 50 order penyelenggaraan pernikahan, yang paling jauh akan berlangsung Januari 2021 kelak.

3. Limbung sejak beli rumah 2 tingkat

Pandamanda disebut mulai oleng neraca keuangannya sejak 2018, ketika AS menebus rumah semimewah tak jauh dari kantor Pandamanda.

"Ini mulai trouble setelah dia beli rumah, untuk DP rumahnya itu dia pakai uang pelanggannya. Jadi uang yang sudah diterima oleh AS ini sudah sebagian digunakan untuk keperluan yang lain, misalnya untuk operasional kantor, untuk beli rumah, dan sebagainya," jelas Azis.

Azis berujar, rumah tersebut dibeli AS seharga Rp 1,2 miliar.

Ia membelinya dengan cara cicil, dengan uang muka sejumlah Rp 300 juta. Hingga hari ini, rumah tersebut belum lunas.

4. AS klaim mismanajemen pegawai setahun belakangan

AS (kaos jingga), tersangka dugaan penipuan dana jasa penyelenggaraan pernikahan melalui wedding organizer Pandamanda ditahan Polres Metro Depok, Rabu (5/2/2020). (KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN)

AS mengklaim, sejak 2013, perusahaannya tak pernah bermasalah kecuali pada event pernikahan terakhir yang membuatnya dilaporkan ke polisi oleh salah satu pengantin, Minggu (2/2/2020).

Saat itu, katering yang sudah dibayar kliennya tak datang ke pesta pernikahan.

AS mengklaim, itu kegagalan perdana Pandamanda mengelola dana klien, berbeda dengan versi polisi yang menyatakan bahwa Pandamanda mulai "menyunat" hak klien pada 2018.

Preseden itu, ujar AS, disebabkan oleh mismanajemen yang berujung keterlambatan pengiriman semata.

"Bisa ada klien yang enggak dapat fasilitas kemarin (Minggu, 2 Februari 2020) itu kasusnya juga karena SDM. Kan satu hari itu kami ada 10 (event pernikahan sekaligus)," kata AS pada wartawan dengan mengenakan kaos tahanan di Mapolres Metro Depok, Rabu sore.

"Jadi kendalanya ya di transportasi, ya secara umum di SDM itu," imbuh dia.

AS mengaku dibantu oleh sekira 10 pegawai dalam menahkodai Pandamanda.

Enam di antaranya adalah pegawai tetap yang saban bulan ia gaji dengan kisaran Rp 1-1,8 juta.

Gaji pegawai itu bisa ia kucurkan lewat keuntungan Pandamanda yang tidak begitu besar, yakni Rp 5 juta per even.

Dalam sepekan, rata-rata Pandamanda bisa menggelar 4 even pernikahan.

5. Tak penuhi hak vendor lain

Lea Ghozal, salah satu perwakilan vendor-vendor yang tak dibayar Pandamanda membagikan ceritanya.

Menurut dia, perusahaan sound system-nya hanya satu dari sekian vendor yang merasa jadi korban wedding organizer itu, seperti penyedia jasa dekorasi, katering, dan rias pengantin.

"Saya sendiri belum dibayarkan (untuk sewa sound system pernikahan) di Cikarang, Cengkareng, dan di Bella Vista (Bekasi). Paketannya Rp 2 jutaan. Jadi totalnya Pandamanda utang ke saya Rp 6,2 juta," jelas Lea di Mapolres Metro Depok, Rabu sore.

"Saya sudah hampir 2 tahun kerja sama dengan Pandamanda. Lancar sih lancar biasanya, tetap dibayar walaupun telat. Awal-awal ikut itu lancar," imbuh dia.

Lea mulai sadar bahwa AS dan Pandamanda-nya punya masalah finansial.

Hal tersebut tampak dari dari cara Pandamanda melunasi tunggakan pada perusahaan Lea.

"Jadi gini dia sistemnya. Ketika saya mau ikut event selanjutnya, event yang minggu lalu baru dilunasin. Jadi gali lubang, tutup lubang," ujar dia.

"Begitu kan otomatis saya harus terikat dengan dia. Saya dikasih jadwal dulu ke depan, baru dibayarkan event yang minggu lalu," tutup Lea. (TribunNewsmaker.com/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ini 5 Temuan Baru Dugaan Penipuan Wedding Organizer Pandamanda