TRIBUNNEWSMAKER.COM - Nana Mirdad ungkap fakta sebenarnya terkait dua orang dalam pengawasan (ODP) virus corona di Bali yang kabur dari karantina.
Kabar yang beredar menyebutkan pasangan ayah dan anak yang menjadi ODP kabur dari tempat karantina.
Sontak saja kabar ini langsung menggegerkan publik.
Hal ini lantaran dua ODP tersebut dikhawatirkan akan menularkan virus corona ke orang-orang di sekeliling mereka.
Sempat menuai hujatan publik, kini justru terungkap fakta baru terkait kaburnya dua ODP di Bali tersebut.
Fakta mengejutkan diungkap oleh Nana Mirdad yang juga tinggal di Bali.
• Pria di Jepang Kena Virus Corona Lagi Setelah Dinyatakan Sembuh, Simak Penjelasan Pakar Berikut Ini
• Cerita Dokter di Surabaya Tertular Virus Corona, Hanya Dari Hal Sepele Tak Disengaja Pasien Covid-19
Ternyata ODP yang kabur dari karantina ini merupakan teman Nana Mirdad yang bernama Tony.
Istri Andrew White yang mengetahui pemberitaan miring soal temannya ini pun memberikan klarifikasi dan mengurai fakta baru.
Fakta tersebut dibeberkan Nana Mirdad dalam Instagram story-nya.
Dikutip TribunnewsBogor.com dari laman Instagram-nya yang sudah terverifikasi, Nana Mirdad pun menjelaskan perihal kronologi temannya, Tony yang dituding sebagai pasien Covid-19.
"Saya mau memberikan kronologis tentang "bapak dan anak yang kabur dari karantina" yang sedang heboh di Bali saat ini. Saya miris melihat pemberitaan media yang bilang bahwa mereka adalah pasien yang kabur. Apakah mereka kabur ? Iya. Tapi apakah mereka pasien ? sama sekali bukan," tulis Nana Mirdad, Kamis (26/3/2020).
Lebih lanjut, Nana Mirdad pun mengurai rincian kronologi Tony dan putrinya yang dituding sebagai pasien Covid-19.
Saat tiba di bandara, anak-anak Tony yang baru datang dari United Kingdom pun diperiksa temperatur tubuhnya.
Kala itu, salah seorang anak Tony yang bernama Isis menunjukkan temperatur tubuh normal yakni 36,3 derajat celsius.
Namun alih-alih dilepas, Isis justru diminta untuk menjalani rapid test.
Dari 40 penumpang, rupanya hanya Isis yang diminta untuk menjalani tes tersebut.
Sementara kakak Isis, Erica diperbolehkan untuk pulang.
Tak tega meninggalkan anak remajanya sendirian, Tony pun memutuskan untuk menemani Isis menjalani pemeriksaan.
Namun saat tiba di tempat karantina, Tony dan Isis diminta untuk menunggu.
• Pasien Corona DKI Jakarta Tinggi, Jokowi Justru Sebut 4 Provinsi Lain yang Bakal Kena Dampak Buruk
• Acara yang Dihadiri Bupati Karawang Sebelum Positif Corona: Kondangan Hingga Bertemu Gubernur Jabar
Sebab, alat untuk rapid test baru tiba setelah perayaan Nyepi.
"Tony menjemput anak-anaknya (Isis dan Erica) yang baru tiba dari UK di airport kemarin malam.. Pada saat itu mereka berdua melalui pemeriksaan temperatur dan keduanya menunjukkan temperatur NORMAL.
Pada saat itu temperatur Isis adalah 36,3 celcius. Tapi entah kenapa dari 40 penumpang yang ada di QATAR Airways malam itu hanya Isis yang dipanggil ke ruang imigrasi meskipun temperatur normal. Bahkan Erica, kakak dari Isis pun dilepas dan dibiarkan pulang.
Imigrasi mengatakan kalau Isis harus menjalani tes rapid meskipun tidak ada sympton apa2. Namun mereka ngga punya alat test itu jadi mereka akan menahan Isis di karantina sampai test itu didapat.
Tony pun ikut ke tempat karantina karena ia ngga mungkin meningalkan anak peremuannya yang masih remaja sendiri. Sampai tempat karantina mereka bilang kalau alat tes itu baru akan tersedia setelah Nyepi," cerita Nana Mirdad.
Lama menunggu di tempat karantina tanpa kejelasan, Tony pun akhirnya membawa anaknya, Isis untuk pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, Tony langsung memanggil dokter guna memeriksa kondisi Isis.
Saat itu, pihak dokter pun langsung memberikan sertifikat sehat yang menyatakan bahwa Isis dalam kondisi yang baik.
"Setelah sekian lama berada di tempat karantina, tanpa dibekali APD akhirnya Tony memutuskan untuk membawa anaknya pulang ke rumah. Sampai rumah pun mereka langsung memanggil dokter dan dokter memberikan health certificate untuk Isis, menyatakan kalau Isis sehat," ungkap Nana Mirdad.
Namun beberapa saat kemudian, petugas kesehatan tiba-tiba datang dan memaksa Isis untuk kembali ke tempat karantina.
Padahal kala itu, Tony sudah menunjukkan sertifikat kesehatan Isis dari dokter.
"Malam itu rumah Tony didatangi oleh lebih dari 100 orang. Tony bahkan menunjukkan health certificate itu namun tidak diterima dan akhirnya mereka dipaksa untuk balik ke karantina dan melewati hari Nyepi di karantina tanpa pemeriksaan kesehatan ataupun standard APD yang seharusnya," pungkas Nana Mirdad.
Peristiwa yang menimpa Tony itu pun sampai ke telinga khalayak.
Narasi bahwa Tony dan anaknya kabur dari karantina seketika menyeruak.
Padahal menurut Nana Mirdad, fakta yang terjadi sebenarnya bukan seperti isu yang beredar.
Imbas dari pemberitaan tersebut, Tony dan Isis kini banyak menerima teror dari orang tak dikenal.
Sebab foto, video serta kontak pribadi mereka tersebar di masyarakat.
"Darimana saya tahu kronologis ini ? Karena Tony sekeluarga adalah teman dekat saya dan Andrew. Saya sangat prihatin melihat mereka diperlakukan seperti ini dan diberitakan seakan2 mereka pasien yang melarikan diri dan pantas diasingkan masyarakat," ungkap Nana Mirdad.
• KRONOLOGI Jenazah PDP Corona Dibawa Pulang & Plastiknya Dibuka, Keluarga Langsung Diisolasi
• Najwa Shihab Bertanya, Benarkah Virus Corona itu Tentara Allah? Begini Jawaban Quraish Shihab
Kecewa dengan tindakan yang dilakukan petugas kesehatan, Nana Mirdad pun mengurai penjelasan.
Nana Mirdad heran mengapa Isis yang tidak memiliki gejala apapun harus dikarantina.
"Kenapa kita melakukan pengambilan turis yang datang secara acak di bandara ? kenapa 40 penumpang lainnya tidak dikarantina dan tidak semua dicek temperatur di bandara namun anak perempuan yang tidak menunjukkan gejala ini diambil dan dibawa ke karantina pada saat nyepi untuk ditahan sampai alat test datang ?" imbuh Nana Mirdad dalam media sosialnya.
Istri Andrew White ini juga mengurai kondisi tempat karantina Tony dan Isis.
Dalam tempat karantina tersebut, Tony dan Isis tidak didampingi oleh petugas medis.
Malahan diakui mereka, yang berjaga untuk mengawasi mereka adalah satpol PP.
"Saat ini mereka ditahan di karantina, tanpa surat2 resmi atau paperwork apapun, tanpa informasi apa2, tanpa dokter ataupun staff medis. Hanya staff dengan jaket hujan, dan alat termometer. Dan tidak ada siapa2 di sana selain SATPOL PP.Kita sedang menghadapi pandemik bukan hidup di zona perang kan ?"
"Ini adalah tempat mereka ditaruh sekarang, tanpa pengawasan medis tanpa dokter tanpa APD, tanpa surat2 jelas. Mereka diberi nasi bungkus dan tidak diperkenankan untuk keluar sampai alat test datang" ungkap Nana Mirdad.
Hingga artikel ini ditayangkan, belum ada klarifikasi resmi dari petugas bandara dan kesehatan di Bali terkait dengan kasus Tony dan putrinya, Isis yang dituding kabur dari karantina.
(TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Nana Mirdad Cerita Temannya Dituding Kabur saat Karantina Covid-19: Tak Dijaga Dokter Tapi Satpol PP
dan di Tribunnews.com Nana Mirdad Ungkap Fakta ODP Corona di Bali Kabur dari Karantina, Tak Dijaga Dokter, Ruangan Miris