TRIBUNNEWSMAKER.COM - Puluhan warga Kampung Malang Nengah, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, mengaku cemas saat tahu jenazah dimakamkan ternyata positif corona.
Selain itu, puluhan warga tersebut juga sempat menggelar tahlilan di rumah almarhum.
"Warga memang benar-benar tidak tahu (almarhum positif) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya."
"Usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif."
"Pada galau (cemas) tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan imbauan isolasi mandiri," ucap Sekretaris Kecamatan Ciseeng, Heri Isnandar ketika dihubungi Kompas.com, Senin (13/4/2020).
Puluhan warga tersebut mengaku kecewa terhadap dinas kesehatan setempat.
• Tak Tahu Jenazah yang Dikuburkan & Ditahlilkan 7 Hari Positif Corona, 25 Warga Heboh & Pilu Jadi ODP
• Pakar Epidemiologi UI Ragu WN Jepang Tularkan Corona ke Pasien 1 & 2: Orang Itu Tertular di Jakarta
• 4 Arahan MUI Soal Ramadhan di Tengah Corona: Jangan Sampai Niat Baik Dilakukan dengan Cara Salah
Mereka menilai dinkes lambat untuk memberi tahu hasil uji laboratorium.
Tak cukup sampai di situ, warga Kampung Malang Nengah juga diketahui sempat memandikan jenazah almarhum.
Peristiwa tersebut terjadi pada hari Jumat (3/4/2020), .
Saat itu, menurut Heri, warga menduga almarhum meninggal dunia karena sakit jantung.
• 4 Arahan MUI Soal Ramadhan di Tengah Corona: Jangan Sampai Niat Baik Dilakukan dengan Cara Salah
• Bisnis Terdampak Corona, Ruben Onsu Kelimpungan Putar Otak Pikirkan Gaji Ribuan Karyawannya
"Informasinya almarhum ini sakit jantung dan memang sejak awal tidak ada SOP Covid-19 pemakaman."
"Makanya warga tetap ikutan tahlilan karena menganggapnya (meninggal) sakit jantung," ungkapnya
Namun, setelah hasil uji lab swab keluar pada hari Sabtu (11/4/2020), almarhum dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19.
Saat pemakaman jenazah, warga pun sama sekali tidak menerapkan protokoler penanganan pasien corona.
Tindakan dinas kesehatan
Setelah mendapati informasi tersebut, Dinas Kesehatan Bogor segera melakukan tes swab kepada anggota keluarga almarhum.
Jika hasil tes tersebut positif, maka status warga lainnya menjadi ODP.
"Ada tiga yang diperiksa, salah satunya pembantu beda kampung."
"Jadi mudah-mudahan hasil semuanya negatif sehingga warga yang hadir di tahlilan itu tidak naik statusnya," ujar Heri.
Sementara itu, Heri menjelaskan, almarhum diketahui bekerja sebagai driver ojek online. Diduga, almarhum tertular saat mengantar penumpang.
• Kena Razia Saat Nongkrong di Cafe, Remaja Ini Kapok & Takut Jika Positif Corona Bakal Dibawa ke RSJ
• Meninggal Saat Wabah Corona, Politisi Ini Minta Dikubur di Dalam Mobilnya, Fotonya Bikin Merinding!
• Sempat Dihujat karena Tutorial Hand Sanitizer, Selebgram Ini Kembali Buat Video Diffuser Ngawur
"Mobilitasnya tinggi entah ke Depok, Tangerang, Jakarta, bisa jadi penularannya dari penumpang begitu," imbuhnya.
Kritik untuk Dinas Kesehatan
Sementara itu, setelah insiden itu, warga mengaku kecewa dan menilai petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) lambat dalam memberikan informasi.
Warga, sejatinya, akan mengikuti prosedur kesehatan yang sudah ditetapkan jika mengetahui almarhum positif corona.
"Kami kecamatan dan desa melakukan tugas sesuai kewenangan."
"Jadi mungkin untuk jajaran Dinkes agar lebih bisa menginformasikan secepatnya apabila ada yang positif meninggal."
"Sehingga kami juga lebih cepat membantu bagaimana mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jangan sampai kecolongan begini."
"Masyarakat jadi parno, takut," kata Heri. (TribunNewsmaker/ *)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Telanjur Tahlilan 7 Hari dan Mandikan Jenazah Positif Corona, Warga Kampung di Bogor Kritik Dinkes ".
dan telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tak Tahu Jasad yang Dimandikan Positif Covid-19, Warga Bogor Kritik Dinkes, Sempat Tahlilan 7 Hari!.
UPDATE: Kasus Covid-19 di Indonesia Ada 4.839, Bertambah 282 Orang
Sementara itu, pemerintah menyatakan bahwa masih terjadi penularan virus corona yang menyebabkan jumlah pasien Covid-19 di Indonesia masih bertambah.
Berdasarkan data yang masuk pada Senin (13/4/2020) pukul 12.00 WIB hingga Selasa (14/4/2020) pukul 12.00 WIB, ada 282 kasus baru Covid-19 di Tanah Air.
Dengan demikian, hingga saat ini total ada 4.839 kasus Covid-19 di Indonesia sejak pertama diumumkan pada 2 Maret 2020 lalu.
Hal ini diungkapkan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Selasa sore.
"Sudah terkonfirmasi positif Covid-19 melalui pemeriksaan PCR real time sebanyak 4.839 orang," ujar Achmad Yurianto.
• Kena Dampak Corona, Ruben Onsu Gelisah Pikirkan Nasib 6.500 Karyawan, Kenapa Tangan Aku Cuma Dua?
Menurut Yuri, jumlah kasus positif Covid-19 itu didapatkan berdasarkan pemeriksaan spesimen terhadap 10.482 orang.
Yuri juga memaparkan bahwa ada penambahan 46 pasien Covid-19 yang sembuh dalam periode yang sama.
Dengan demikian, total pasien yang sudah dinyatakan negatif virus corona kini ada 426 orang.
Namun, Yuri juga menyampaikan kabar duka dengan masih ada penambahan pasien yang meninggal akibat Covid-19 sebanyak 60 orang.
Total ada 459 pasien yang meninggal dunia setelah dinyatakan positif virus corona.
• Kisah Haru di Tengah Corona, Bocah 4 Tahun Sumbangkan Uang Celengannya: Biar Dokter Bisa Beli Obat
"Angka kematian bertambah dengan 60 orang hari ini sehingga totalnya menjadi 459," ucapnya.
Yuri menjelaskan, berdasarkan kajian mendalam, ada faktor penyakit penyerta atau comorbid yang menyebabkan pasien Covid-19 tutup usia.
"Di antaranya faktor penyakit hipertensi, penyakit sesak napas karena kelainan pada paru-paru, bisa disebabkan karena asma, TBC," ujar dia.
"Ini juga menjadi penyebab meninggalnya kasus Covid-19, termasuk di antaranya diabetes," kata Achmad Yurianto.
Dengan demikian, pemerintah menyadari bahwa banyak ancaman penyakit di tengah masyarakat yang bisa saja memperberat kondisi pasien Covid-19.
"Kita harus menyadari banyaknya ancaman penyakit di tengah masyarakat kita yang menjadi comorbid, pemberat sehingga menjadi penyebab kasus kematian," ujar dia.
Dukacita pemerintah
Yurianto mengungkapkan bahwa pemerintah berdukacita atas masih adanya penambahan pasien Covid-19 yang tutup usia.
Apalagi, menurut dia, kasus kematian akibat Covid-19 kini juga terjadi di berbagai provinsi.
"Jumlahnya merata hampir di semua provinsi. Kami meyakini ini masih akan terjadi. Dampaknya dirasakan ke keluarga yang dtinggalkan dan kita semua," ucap Yuri.
Yuri menyatakan bahwa pemerintah pun menyatakan tidak akan berdiam diri dengan kondisi masyarakat yang saat ini menderita akibat Covid-19.
Untuk itu, Yuri mengajak seluruh masyarakat untuk bergotong royong dan saling bantu dalam mengatasi penyebaran Covid-19.
"Keprihatinan mendalam bagi negara, tidak mungkin lagi berdiam diri, tidak mungkin untuk tidak melanjutkan kerja yang besar ini. Mari kita merapatkan barisan untuk bergotong royong, selesaikan masalah ini secara bersama," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UPDATE: Kasus Covid-19 di Indonesia Ada 4.839, Bertambah 282 Orang"