Wajahnya Sering Muncul Saat Umumkan Update Corona di Indonesia, Berikut Rekam Jejak Achmad Yurianto

Penulis: Irsan Yamananda
Editor: ninda iswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru bicara pemerintah untuk penanganan kasus Corona, Achmad Yurianto .

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Akhir-akhir ini, nama dr. Achmad Yurianto sering muncul di pemberitaan nasional.

Wajahnya juga sudah berulang kali muncul di layar kaca televisi guna memberitahu update terbaru perihal perkembangan virus corona di Indonesia.

Yap, dia merupakan juru bicara pemerintah untuk virus corona. 

Selain juru bicara, dr. Achmad Yurianto juga telah resmi dilantik Menteri Kesehatan RI dr. Terawan Agus Putranto sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI.

Achmad Yurianto sendiri sebelumnya menduduki posisi sebagai Sekretaris Ditjen P2P.

Kini, ia dipercaya untuk menjabat sebagai Dirjen P2P menggantikan Anung Sugihantono. 

KABAR GEMBIRA di Tengah Pandemi Corona, Pakar Vaksinologi Oxford Yakin Vaksin Siap Awal September

Petugas Pemakaman Ketakutan saat Kubur Jenazah Pasien Corona Tanpa Peti, Sampai Lakukan Cara Ini

Kondisi Terkini Budi Karya Sumadi, Stafsus Sebut Belum Ada Kepastian Menhub Sudah Negatif Corona

Achmad Yurianto (YouTube/ Kompas TV)

Pelantikan tersebut dilakukan pada Senin, 9 Maret 2020 silam.

Mengutip dari Kompas.com, Achmad Yurianto merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Unair angkatan 1990.

Ia pernah menjabat sebagai Komandan Resimen Mahasiswa Unair pada tahun 1986-1988 saat masih menjadi mahasiswa.

Pria yang akrab dipanggil Yuri ini, merupakan kelahiran Malang, 11 Maret 1962.

Ia memulai karir di dunia militer sebagai Perwira Utama Kesehatan Daerah Militer V Brawijaya pada tahun 1987.

Yuri cukup lama malang melintang sebagai dokter anggota militer.

Dirinya juga sempat menjabat sebagai Kepala Kesehatan Kodam Pattimura serta memimpin Batalyon Kesehatan Kostrad.

Yuri sendiri juga pernah menjalankan misi sebagai dokter Batalyon Infanteri 745/Sampada Yudha Bakti yang ditugaskan ke Dili, Timor Timur pada tahun 1991.

Karirnya mulai meningkat usai ia menjadi Wakil Kepala Rumah Sakit tingkat II Dustira, Cimahi Jawa Barat pada 2006.

Pada tahun 2008, Yuri sempat menjabat sebagai Wakil Kepala Kesehatan Daerah Militer IV Diponegoro Semarang.

Update Virus Corona Nasional Senin 13 April 2020, Tambah 316 Kasus Baru, Total 4.557 Kasus

Inilah 3 Alasan Para Ahli Mengapa Virus Corona Lebih Mudah Menyerang Pria Ketimbang Wanita

Ingat Arteria Dahlan? Dulu Viral karena Bentak Emil Salim, Kini Lakukan Ini Demi Tangani Corona

Setahun kemudian, ia menjabat sebagai Kepala Kesehatan Daerah Militer XI Pattimura Ambon Maluku.

Lalu, pada tahun 2011, Yuri diberi tanggungjawab sebagai Kepala Dinas Dukungan Kesehatan Operasi Pusat Kesehatan TNI.

Pada tahun 2015, ia diminta Menkes Nila Moeloek untuk menjabat posisi sebagai Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes hingga tengah tahun 2019.

Nama Yuri menjadi lebih dikenal publik semenjak mulai munculnya virus corona penyebab penyakit Covid-19.

Sejak ditunjuk sebagai jubir untuk penanganan Covid-19, nama Yuri kerap muncul dalam pengumuman pemerintah terkait hal-hal yang berhubungan dengan virus tersebut.

Melansir dari Website Kemenkes, usai pelantikannya, Yuri menyoroti program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

Pihaknya menyebut, Germas bukan lagi soal tahapan sosialisasi, melainkan sudah harus terus membudayakan Germas.

''Sebenarnya ''kapal'' kita Germas, kalau ''kapal'' Germasnya tidak kuat yang akhirnya muncul itu penyakit."

"Oleh karena itu kita sekarang tidak lagi ngomong sosialisasi Germas tapi membudayakan Germas."

"Germas itu tegas Inpres-nya, sekian Lembaga yang berperan dalam Germas,'' katanya, Senin (9/3) di Gedung Kemenkes, Jakarta sebagaimana dikutip dari website Kemenkes.

KABAR GEMBIRA di Tengah Pandemi Corona, Pakar Vaksinologi Oxford Yakin Vaksin Siap Awal September

Petugas Pemakaman Ketakutan saat Kubur Jenazah Pasien Corona Tanpa Peti, Sampai Lakukan Cara Ini

Kondisi Terkini Budi Karya Sumadi, Stafsus Sebut Belum Ada Kepastian Menhub Sudah Negatif Corona

Ia menilai masih banyak permasalah kesehatan yang harus diselesaikan termasuk, soal Covid-19.

''Sekarang Covid-19 masih, sekarang DBD, kita masih punya masalah dengan TBC, kita masih punya masalah dengan malaria,'' ujar dia. (TribunNewsmaker/ Irsan Yamananda)

dan di Tribunnews.com Rekam Jejak Achmad Yurianto, Juru Bicara Penanganan Corona di Indonesia, Awali Karir di Militer

UPDATE: Jumlah Kasus Covid-19 di Indonesia Kini 4.557, Bertambah 316

Juru bicara pemerintah untuk penanganan kasus Corona, Achmad Yurianto . (Tangkap Layar akun YouTube KompasTV)

Sementara itu, penularan Covid-19 yang disebabkan virus corona masih terjadi di masyarakat. Hal ini terlihat berdasarkan update kasus yang diumumkan pemerintah.

Berdasarkan data yang masuk hingga Senin (13/4/2020) pukul 12.00 WIB diketahui secara total ada 4.557 kasus Covid-19 di Tanah Air.

Dengan demikian, ada penambahan 316 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Hal ini diungkapkan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Senin sore.

"Kasus konfirmasi positif sebanyak 316 orang, sehingga total 4.557 orang," ujar Achmad Yurianto.

• VIRUS Corona Memang Bisa Dimatikan, Tapi Peneliti Ungkap Kerugian Pasien Begitu Pulih dari Covid-19

Yuri juga menjelaskan, dalam periode yang sama ada penambahan 21 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh.

Dengan demikian, totalnya ada 380 pasien yang sudah dinyatakan negatif virus corona setelah menjalani dua kali pemeriksaan.

Pemerintah, menurut Yuri, optimistis bahwa jumlah pasien Covid-19 yang sembuh akan terus bertambah.

Dengan demikian, pemerintah juga berharap masyarakat ikut menjaga optimisme tersebut.

"Ini optimisme bersama bahwa Covid-19 bisa sembuh, dan jumlah yang sembuh akan terus bertambah dari waktu ke waktu," kata dia.

Selain itu, ada penambahan 26 pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Dengan demikian, total ada 399 pasien yang tutup usia setelah dinyatakan positif virus corona.

• Raffi Ahmad Jualan Keripik Singkong saat Pandemi Corona, Suami Nagita Slavina Raih Omzet Rp 100 M

Yuri menjelaskan bahwa sebagian besar dari pasien Covid-19 yang meninggal ini berasal dari kelompok usia di atas 50 tahun.

"Dan memiliki penyakit comorbid atau penyakit yang diderita sebelumnya," ujar Yuri.

Berdasarkan data pemerintah, penyakit comorbid itu yang terbanyak adalah tekanan darah tinggi yang sudah bertahun-tahun serta diabetes yang sudah bertahun-tahun.

"Dan penyakit paru-paru yang kronis seperti asma, bronkitis, dan TBC," kata dia.

Patuhi PSBB

Dengan masih bertambahnya kasus Covid-19, pemerintah pun berharap masyarakat dapat terus mematuhi berbagai imbauan yang disampaikan terkait Covid-19.

Secara khusus, pemerintah berharap masyarakat yang berada di daerah berstatus Pembatasan Sosial Berskala Besar untuk mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan.

"Bukan hanya untuk diketahui tetapi juga harus dijalankan dan harus dipatuhi," ujar Achmad Yurianto.

Masyarakat diminta untuk tetap berada di rumah dan tidak keluar jika memang tidak ada kepentingan mendesak.

Jika harus ke luar rumah, kita diminta untuk memakai masker serta menjaga jarak aman. Selain itu, jangan lupa juga untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun.

Kemudian, masyarakat diimbau tidak bepergian ke mana pun untuk mencegah penyebaran semakin meluas.

Atas nama pemerintah, Yuri mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin, patuh, dan saling mengingatkan satu sama lain.

"Tidak henti-hentinya kami untuk terus mengingatkan: kunci keberhasilan penanggulangan Covid-19 kita adalah berbasis kekuatan masyarakat," ucap Yuri.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UPDATE: Jumlah Kasus Covid-19 di Indonesia Kini 4.557, Bertambah 316".