TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kisah pilu dialami perawat RSUP Kariadi Semarang yang berinisial NK (38).
NK meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona.
Perlakuan miris justru didapat oleh NK yang sudah tak bernyawa.
Awalnya, jenazah NK akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, Ungaran Timur.
Namun jenazah NK justru ditolak sebagian warga meski liang lahat telah digali.
Suami NK, Joko Wibowo, menceritakan detik-detik jenazah sang istri ditolak oleh warga.
• Kisah Pilu Perawat Lawan Stigma di Tengah Pandemi Corona, Jenazah Ditolak hingga Ditampar & Diancam
• Terduga Provokator Penolakan Pemakaman Jenazah Perawat Positif Covid-19 Ditangkap
• Tetangganya Meninggal Akibat Corona, Keluarga Ini Ikut Dikucilkan, Terpaksa Hidup Miris di Hutan
Pengakuan tersebut Joko Wibowo ungkap dalam kanal Youtube Mata Najwa.
Joko Wibowo menuturkan kalau keluarganya memakamkan NK di TPU Sewakul lantaran ingin mendekatkan dengan mendiang sang ayah yang telah lebih dulu tiada.
"Itu sebenarnya inisiatif dari kami sekeluarga, memang kondisi istri saat itu sudah masuk ICU, saya tidak bisa ketemu jadi intinya kami dari keluarga yang berinsiatif untuk mendekatkan dengan ayah tercintanya di pemakaman itu," jelas Joko Wibowo, seperti yang TribunNewsmaker.com dari YouTube Mata Najwa.
Joko Wibowo mengaku sejak NK masuk ICU, ia tak bisa bertemu dengan sang istri.
Tak hanya itu, kesedihan Joko wibowo bertambah lantaran ia juga harus dikarantina dan tak bisa bertemu dengan anak-anaknya.
"Saya sangat kecewa saat itu, sudah tidak ketemu istri sekian lama memikirkan kondisinya.
Kemudian saya juga tidak ketemu anak-anak sampai saya dinyatakan negatif, karena saya juga diperiksa swab, " ujar Joko Wibowo.
• Ganjar Pranowo Sayangkan Penolakan Pemakaman Perawat Positif Covid-19 di Semarang, Kenapa Tega?
• Ganjar Pranowo Tanggapi soal Warga Tolak Pemakaman Perawat Corona, Siapkan Taman Makam Pahlawan
Kesedihan suami NK bertambah ketika jenazah sang istri justru ditolak oleh warga.
Hati Joko Wibowo merasa perih mengingat peristiwa tersebut.
"Dan istri meninggal hanya ingin menempatkan pada posisi di liang lahat kok susah, saya rasanya perih," tambahnya.
Joko Wibowo kala itu hanya ingin sang istri segera dimakamkan.
Namun ia justru mendapat penolakan dari warga sekitar TPU Sewakul.
"Sudah habis perasaan ini, cuma ada keinginan supaya istri cepat mendapatkan tempat," ucap Joko Wibowo.
"Namun ada beberapa orang yang menolak, itu rasanya sungguh sakit sekali," imbuhnya.
Joko Wibowo pun menceritakan detik-detik penolakan jenazah sang istri saat akan dimakamkan di TPU Sewakul.
Saat itu jenazah sang istri masih berada sekitar 500 meter dari TPU Sewakul.
Joko Wibowo sendiri tak ikut memakamkan jenazah NK.
Ia hanya mendapat laporan bahwa jenazah sang istri ditolak warga melalui sambungan telepon.
• Warga Tolak Jenazah Perawat Covid-19, Ganjar Pranowo Kecewa, PPNI Jateng Tetap Bawa ke Ranah Hukum
• Jasad Perawat Ditolak Warga, PPNI Bawa ke Ranah Hukum, Ketua RT Minta Maaf & Ngaku Nangis Dalam Hati
Joko Wibowo mendengar suara kekacauan yang bersumber dari protes warga.
"Sebenarnya untuk jenazah masih dalam rombongan masih sekitar 500 meter dari pemakaman, saya tidak tahu secara langsung hanya melalui telepon," jelas Joko Wibowo.
"Ada suara yang kacau, ada protes warga," imbuhnya.
Joko Wibowo menjelaskan sebenarnya selama perjalanan menuju TPU rombogan sudah tiga kali berhenti.
Hal tersebut lantaran terdengar kabar adanya penolakan besar-besaran.
Joko Wibowo kemudian tetap melanjutkan perjalanan, dan tak menyangka kabar tersebut menjadi nyata.
"Dari Semarang sudah tiga kali dihentikan, ada kabar sekelompok warga tak ingin jenazah istri saya dimakamkan di situ," kata Joko Wibowo.
Mengenang sosok sang istri, Joko Wibowo mengungkap pengabdian NK.
Menurut penuturan sang suami, almarhumah NK menjadi perawat selama 15 tahun lamanya.
Selama menjadi perawat, NK merupakan sosok yang gigih dan selalu bekerja dengan maksimal.
Bahkan ketika sedang sakit, NK tetap menjalankan tugasnya di rumah sakit.
"Istri saya usia 38 tahun, jadi perawat sejak tahun 2005 hingga ajal menjemputnya," kata Joko Wibowo.
"Istri saya adalah perawat yang gigih bekerja dengan seoptimal mungkin,
Sampai dirawat di rumah sakitpun dia masih dalam kondisi bekerja," imbuhnya.
Najwa Shihab yang mendengar pengakuan Joko Wibowo ini pun merasa takjub.
"Sampai terakhir pun masih terus bekerja?" ucap Najwa Shihab.
"Kondisinya sebenarnya sudah panas, tapi dia tetep memaksakan diri untuk bekerja," jelas Joko Wibowo.
• Jenazah Perawat Positif Corona Ditolak Warga, Aksi Viral Tenaga Medis Pakai Pitam Hitam Bikin Haru
• Jenazah Perawat Positif Corona Ditolak Warga, Suami Curhat Pilu, Ungkap Kronologi: 3 Kali Dihentikan
Sempat mengalami panas, kondisi NK justru tak kunjung membaik.
Hingga akhirnya NK diminta sang suami untuk memeriksakan diri.
"Dia bekerja masuk siang, saya suruh periksa, kemudian dirawat," ucap Joko Wibowo.
Joko Wibowo menuturkan, ketika memasuki ruang perawatan, NK mengalami pusing dan demam.
NK juga mengalami sesak setelah empat hari dirawat hingga akhirnya dipindahkan ke ruang isolasi.
"Istri saya itu bekerja di ruang perawatan, kurang tahu dia dapat (virus corona) di ruang perawatan atau emergency," ucap Joko Wibowo.
"Tanggal 16 masuk di ruang rawat inap, keluhannya panas dan pusing.
Keluhan bertambah menjadi sesak, pada tanggal 21 dirawat di ruang isolasi, karena dokter mencurigai terkena Covid-19," tambahnya.
Setelah tiga hari dirawat di rung isolasi, NK menghembuskan napas terakhirnya. (TribunNewsmaker.com/Ninda)
dan di Tribunnews.com Curhat Suami Perawat Corona yang Jenazahnya Ditolak Warga, Sebut Sang Istri Tetap Kerja Meski Sakit