Camat Ciawigebang Ruslani mengaku belum mengetahui jumlah kerugian akibat perampokan.
Dede Sembeda, adik kandung keluarga korban, mengatakan istri pemilik rumah masih syok dan belum bisa menceritakan kronologis peristiwa itu.
Anggota DPRD Kuningan ini menilai ada keanehan dalam perampokan itu karena pelaku tahu dan langsung masuk kamar pemilik rumah.
Menurut Dede, pada malam sebelum kejadian, satpam, sejumlah asisten rumah tangga, dan pemilik berada di dalam rumah.
"Terlepas dari tindakan maling sampai ke lokasi rumah, ini kan masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kenapa bisa lolos dari daerah ke daerah lainnya," ujarnya.
Namun, dia bersyukur karena kakak kandungnya selamat.
"Ada sedikit benjol karena hantaman gagang katana," ucap Dede.
Dia menduga pelaku masuk dengan mendongkel pintu besi belakang rumah.
Kapolres Kuningan AKBP Lukman Syafri Dandel Malik mengatakan pihaknya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Kami sudah mengembangkan dan pendalaman. Dari keterangan saksi, jumlah pelaku sekitar 20 orang," ujar Lukman.
Pihaknya juga masih mendata kerugian berupa nilai uang dan barang dari kejadian itu.
"Data kerugian sejumlah barang perhiasan, logam mulia, dan uang tunai masih kami kalkulasi," katanya.
Pada 2011, rumah H Udin juga pernah kemalingan.
Polisi menangkap dua pelaku setelah menggasak uang Rp 700 juta dan perhiasan emas seberat 400 gram.
• Dulu Ditembak karena Nekat Ngrampok, Kini Lansia 67 Tahun itu Telah Meninggal Terkena Virus Corona
• Ingin Batal Nikah, Pria Ini Rekayasa Dirinya Dirampok: Ikat Diri ke Jembatan & Berguling di Lumpur
Bupati Kuningan Acep Purnama mengaku prihatin karena ini kejadian kedua kalinya bagi H Udin.