Virus Corona

Jusuf Kalla Tolak Herd Immunity untuk Atasi Corona, Korban Berpotensi Banyak, Beberkan Strategi Ini

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Virus Corona dan Jusuf Kalla.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla membeberkan bahaya konsep herd immunity untuk mengatasi pandemi virus corona, Covid-19.

Jusuf Kalla tidak ingin pemerintah menggunakan teori herd immunity.

Diungkapkan Jusuf Kalla, herd immunity untuk mengatasi pandemi Covid-19 berpotensi timbulkan banyak korban jiwa.

Herd immunity atau kekebalan kelompok belakangan ini memang tengah ramai diperbincangkan.

Herd immunity termasuk dalam daftar kata yang banyak dicari pengguna internet beberapa waktu belakangan ini.

Metode ini berkaitan dengan wabah virus corona yang saat ini tengah melanda ratusan negara di dunia.

Soal Herd Immunity untuk Atasi Covid-19, Jusuf Kalla Sebut Korbannya Akan Banyak: Jangan Coba-coba!

Corona Merajelala, Jusuf Kalla Gelisah, Tulis Doa Pilu, Tagih Janji Tuhan Semua Penyakit ada Obatnya

Jusuf Kalla dan ilustrasi virus corona. (Kolase TribunNewsmaker - KOMPAS IMAGES/ANDREAN KRISTIANTO dan Tribunstyle)

Banyak yang mencari tahu mengenai herd immunity dalam mengatasi wabah corona.

Termasuk dampak jika menerapkan konsep herd immunity.

Jusuf Kalla pun memberikan pandangannya terhadap konsep ini.

Menurutnya, penerapan herd immunity untuk upaya melawan Covid-19 di Indonesia tidak tepat.

Ia juga menanyakan siapa yang akan bertanggung jawab jika herd immunity benar dijalankan dan memakan banyak korban jiwa.

Mantan Wakil Presiden Indonesia itu menganggap herd immunity sama saja dengan pembiaran masyarakat.

"Herd immunity itu kan namanya pembiaran masyarakat apa adanya, ya mati mati lah, kemudian terjadilah imunitas komunitas terbatas.

Nah, apa kita mau membiarkan masyarakat seperti itu?

Ini taruhannya jiwa banyak, jadi siapa yang mau tanggung jawab dunia akhirat?," ujar Jusuf Kalla, dikutip dari Youtube CNN Indonesia, Kamis (21/5/2020).

Istilah Herd Immunity & New Normal Viral Terkait Corona, Simak Penjelasan Berikut untuk Tahu Bedanya

WHO Ingatkan Bahaya Herd Immunity untuk Atasi Pandemi Corona, Sebut Manusia Bukan Kawanan Ternak

Ilustrasi Pasien Virus Corona atau Covid-19 (Kolase TribunNewsmaker - Istimewa dan Pixabay.com)

Pria berusia 78 tahun itu juga menegaskan kalau cara itu terbukti tidak berhasil karena memakan bnyak korban.

"Ya (kurang tepat), tidak ada negara yang berhasil dengan cara itu, karena itu korbannya banyak," tutur Jusuf Kalla.

Lebih lanjut, Jusuf Kalla kemudian memberikan beberapa strategi untuk mengatasi Covid-19 di Indonesia.

Ia menjabarkan opsi segitiga virus corona.

Mulanya Jusuf Kalla menganalogikan bahwa melawan virus corona ini sama saja seperti berperang.

"Selalu kita nyatakan ini perang besar," ujar Jusuf Kalla.

Pertama, Jusuf Kalla menjelaskan mengenai strategi bertahan menghadapi virus corona yakni dengan berjaga jarak hingga berdiam di rumah.

"Kita ini kan selalu menyatakan perang besar, kalau perang itu kan harus ada orang bertahan, menghindari corona itu, itulah yang kita lakukan dengan diam di rumah, jaga jarak, itu kan menghindari supaya jangan terkena virus," jelasnya.

Kedua, ia menjelaskan mengenai serangan balik.

Pria yang akrab disapa JK ini menyebut yang bisa dilakukan untuk memenangkan perang yakni dengan melakukan serangan balik.

Serangan balik dalam konteks melawan virus corona yakni dengan menyemprotkan cairan disinfektan.

"Yang kedua, kita juga harus intervensi untuk mematikan virus ini, menyerang balik, yaitu dengan cara disinfektan.

Itu dijalankan oleh PMI dan organisasi lainnya, kerja sama dengan TNI, itu dilakukan supaya jangan hanya kita menerima nasib, tapi kita juga harus mematikan virus itu dengan cara disinfektan," terangnya.

Diungkapkan JK dua cara tersebut terbukti berhasil di beberapa negara yang juga tengah menghadapi pandemi ini.

"Dan itu dilakukan di negara-negara yang berhasil turun, seperti di China, Thailand, Vietnam, New Zaeland, semua dilakukan seperti itu.

Sehingga terjadi kombinasi antara pertahanan dan juga penyerangan balik," jelasnya lagi.

Bantah Pemerintah Gunakan Herd Immunity, Achmad Yurianto: Ke Depannya Juga Tidak Digunakan

JK kemudian melanjutkan yang ketiga, yakni penyembuhan yang dilakukan oleh dokter dan para tenaga medis.

Diungkapkan JK, strategi penyembuhan itu ada di akhir, bukan di awal.

"Setelah itu, upaya penyembuhan, kesehatan oleh para dokter di rumah sakit. Itu kalau terjadi korban, baru tugas mereka.

Jadi di depannya itu pencegahan, teori kesehatan yang umum kan pencegahan lebih dulu daripada penyembuhannya," ujar Jusuf Kalla.

"Urutannya kan begitu, jadi penyembuhan itu di belakang, kalau ada yang kena," imbuhnya.

Berikut videonya :

Berpotensi Banyak Korban Jiwa

Sebelumnya dalam diskusi Universitas Indonesia Webinar "Segitiga Virus Corona" yang diselenggarakan pada Selasa (19/5/2020), Jusuf Kalla juga memberikan tanggapannya mengenai opsi herd immunity.

Ia menyakini jika pemerintah menggunakan konsep herd immunity maka akan banyak korban berjatuhan.

"Herd immunity bisa saja, cuma korbannya banyak," ujar Kalla, Selasa (19/5/2020), dikutip dari Kompas.com.

Mantan Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 ini lantas mencontohkan penerapan herd immunity yang dilakukan Swedia.

Jusuf Kalla menyebut angka kematian di Swedia justru lima kali lipat lebih tinggi dibanding negara di sekitarnya.

Hal itu lantaran Swedia menerapkan herd immunity tanpa dibarengi dengan dilakukannya lockdown.

WHO Sebut Herd Immunity untuk Mengatasi Pandemi Corona adalah Konsep Berbahaya (YouTube Tribunnews)

POPULER - Soal Herd Immunity, Jusuf Kalla Sebut Korbannya Akan Banyak: Jangan Coba-coba!

Herd Immunity Jadi Perbincangan, Ini Kata Ahli Terkait Potensinya untuk Hentikan Corona di Indonesia

"Tingkat kematian di Swedia lima kali lipat dibanding negara di sekitarnya akibat ingin mencoba herd immunity," ujarnya.

Lebih lanjut, pria berusia 78 tahun ini menyebut resiko yang akan diterima jika pemerintah menggunakan opsi herd immunity, yakni korban akan semakin banyak.

Kendati demikian, Jusuf Kalla mengatakan tidak masalah apabila dampak kebijakan tersebut hanya menyasar pada korban materi.

Namun, ia akan mempertanyakan langkah pemerintah apabila yang terjadi adalah korban jiwa melayang.

Ia pun mengingatkan untuk jangan menerapkan opsi tersebut untuk mengatasi pandemi Covid-19.

"Jadi jangan coba-coba yang kaya gini, korbannya banyak pasti," ungkap dia.

Jusuf Kalla juga mengatakan WHO sangat tidak menganjurkan penggunaan opsi herd immunity.

"Apakah kita akan memilih itu, jangan.

Negara apa yang ingin seperti itu dan itu tidak dianjurkan oleh WHO atau lembaga manapun," tegas Kalla. (Tribunnewsmaker/ Listusista)

Baca juga di Tribunnews Jusuf Kalla Sebut Herd Immunity Bisa Timbul Banyak Korban, Bocorkan Strategi Ini untuk Atasi Corona