Virus Corona

Ketika Pembagian Bansos Semrawut, Diduga Pakai Data 2011, Warga Sudah Meninggal Masih Dapat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BANTUAN TUNAI - Pemerintah Kota Tangerang, menyalurkan bantuan sosial jaring pengaman sosial dari Pemerintah Provinsi Banten kepada warga terdampak Covid-19, salah satunya di Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, Senin (4/5/2020). Bantuan langsung uang tunai sebesar Rp 600/kk/yang akan diberikan selama 3 bulan ini untuk meringankan beban warga yang mengalami kesulitan mencari nafkah karena terdampak Covid-19.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pembagian bantuan sosial di tengah wabah pandemi Indonesia mengalami kesemrawutan.

Semrawutnya pembagian bantuan sosial terkait Covid-19 terjadi, pemerintah desa diduga pakai data tahun 2011.

Di tengah pandemi Covid-19, penyaluran bantuan sosial masih banyak yang belum tepat sasaran.

Salah satunya juga terjadi di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

Ketua RT 6 Pademangan Barat, Sukirno (kiri) memberikan langsung paket bantuan sosial (bansos) kepada warga Pademangan Barat, Jakarta Utara, Rabu (15/4/2020). Bantuan sosial yang berisi sembako dan sejumlah kebutuhan lainnya diterima warga miskin yang terdampak wabah virus corona (Covid-19). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak Kamis (9/4/2020) mulai menyalurkan bantuan sosial kepada 1,2 juta warga yang tercatat sebagai keluarga miskin dan rentan miskin yang bermukim di Jakarta. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Kalimantan Barat (Kalbar) Maria Goreti menduga ada penyaluran bantuan sosial tunai (BST) yang menggunakan basis data yang sudah usang.

• POPULER Kekecewaan Wali Kota Bogor Dapati Ibu-ibu Pakai Uang Bansos untuk Beli Baju Lebaran

• 6 Ibu-ibu Pakai Uang Bansos untuk Belanja Baju Lebaran, Bima Arya Kecewa: Akan Kita Cabut Bantuannya

Akibatnya, terjadi pembagian bansos terkait pandemi Covid-19 yang semrawut.

Dia mengaku telah menemukan sejumlah desa di Kabupaten Bengkayang, Kalbar, yang masih menggunakan data penerima bantuan dari tahun 2011.

"Bukan Bengkayang saja. Hampir di beberapa kabupaten dan kota kecenderungannya begitu.

Maklum, karena data sensus penduduk tahun 2010," kata Maria saat dihubungi Kompas.com, Minggu (31/5/2020).

Maria tidak menyebutkan secara jelas daerah mana saja yang diduga masih menggunakan data lama.

HALAMAN 2 >>>>>>>>>