Pertama, ia merasa bersyukur karena dirinya tak dianiaya atau bahkan dibunuh seperti ancaman para perampok yang menyekapnya.
Kedua, ia ragu melapor karena sedikit merasa iba terhadap para perampok itu.
Selama penyekapan, SR merasa ada tingkah yang janggal pada para perampok itu.
"Mereka itu penjahat kok kayak ada sisi baiknya," jelas dia.
Kembalikan barang-barang di dalam tas
Penyekapan berlangsung selama kurang lebih 4 jam di dalam angkot yang mengarah dari Cimanggis menuju Citeureup.
Selama tengah malam hingga dini hari, SR dan RP dipaksa tengkurap di lantai mobil, tubuh mereka diinjak serta ditutupi kain.
Setiap kali meronta, mereka dipukul dan diancam menggunakan gunting, bahkan sesekali mendapatkan pelecehan seksual.
• Disangka Perampok ATM karena Sempat Keluarkan Senjata Api, Polisi Ini Ternyata Lagi Hisap Sabu
• Rumah Pengusaha Sandang Dirampok, 6 Penghuni Disekap, Ada Kejanggalan hingga Sudah 2 Kali Terjadi
Kedua perempuan itu akhirnya menyerah dan pilih mengikhlaskan barang-barang berharga mereka, mulai dari ponsel, perhiasan, hingga uang tunai dan saldo rekening di ATM kepada para perampok yang menggeledah isi tas mereka.
Kejanggalan terjadi setelah para perampok itu menggasak uang tunai Rp 2,8 juta dari rekening RP.
"(Perampok) yang turun ke ATM dia ada kasih aba-aba, bisik-bisik dengan temannya, 'sampai' jam berapa?'. Itu terdengar sama saya. Salah satu yang menyekap kita bilang, 'sebentar lagi kalian akan turun'," jelas SR.
Saat itu, tubuh SR masih terimpit di antara kaki perampok yang mendarat di punggungnya serta sound system mobil dekat wajahnya.
Ia tahu tasnya dan RP digeledah. Barang-barangnya dikeluarkan dari tas.
Anehnya, jelang janji mereka akan diturunkan, para perampok itu membereskan isi 2 tas yang sudah mereka hamburkan.
"Ini semua barang-barangnya sudah saya bereskan. Nanti kalau ada yang tertukar, tukar saja di rumah. Saya enggak tahu barang kalian yang mana saja intinya sudah saya masukkan dan rapikan," ujar salah satu perampok dalam ingatan SR.