TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pihak RSUD dr Soetomo menanggapi usulan Tri Rismaharini terkait saran yang ia berikan.
Tri Rismaharini mengusulkan agar pasien Covid-19 bisa dipulangkan setelah mendapat satu kali hasil swab test negatif.
Kasus pasien positif Covid-19 di Jawa Timur melonjak drastis.
Bahkan jumlah pasien yang positif terinfeksi virus corona di Jawa Timur telah melebihi Jakarta.
Presiden Jokowi pun sempat menugaskan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menurunkan kurva jumlah penularan dalam waktu dua minggu.
Sejumlah kepala daerah di Jawa Timur pun bergerak mengambil strategi agar virus corona tak semakin luas penyebarannya.
• Viral Video Tri Rismaharini Menangis dan Bersujud di Kaki Dokter RSUD dr Soetomo, Berikut Alasannya
• Jokowi Minta Covid-19 di Jawa Timur Ditekan dalam 2 Minggu, Ini Jawaban Khofifah dan Tri Rismaharini
Termasuk Tri Rismaharini yang memutar otak demi mengantisipasi menyebarnya Covid-19.
Saking banyaknya pasien yang positif Covid-19 di Jawa Timur, RSUD dr Soetomo pun penuh.
Tri Rismaharini pun menyarankan agar pasien positif Covid-19 bisa pulang setelah melakukan swab test satu kali.
Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo, Pesta Parulian Edward menyambut baik usulan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Pesta mengatakan, RSUD dr Soetomo bersedia memulangkan pasien yang sehat secara klinis meski baru sekali mendapatkan hasil negatif tes swab.
Asal, pasien tersebut menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Surabaya.
RSUD Soetomo akan memberikan catatan kepada pasien yang dipulangkan itu.
Seperti, baru satu kali melakukan tes swab atau pasien sudah baik secara klinis.
"Jadi seperti itu, kalau swab yang kedua itu nanti urusan dinas kesehatan setempat, apakah puskesmas apakah dinas kesehatan kotanya, untuk men-tracing, mengawasi, dan memberikan edukasi," kata Pesta saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/7/2020).
Selain itu, Pesta juga meminta Pemerintah Kota Surabaya menjamin pasien itu diterima lingkungan sekitar.
Karena, ada beberapa pasien positif Covid-19 yang belum mendapatkan dua kali hasil negatif tes swab takut pulang ke rumah. Padahal, pasien itu telah sembuh secara klinis.
• Minta PSBB Surabaya Segera Diakhiri, Tri Rismaharini: Warga Tak Bisa Cari Makan
• Sudah Berpamitan dengan Warga Surabaya, ke Mana Tri Rismaharini Setelah Selesai Menjabat Wali Kota?
Mereka, kata Pesta, khawatir dikucilkan masyarakat.
Sebab, masyarakat mengetahui seseorang dinyatakan sembuh setelah mendapatkan dua kali hasil negatif tes swab.
Pihak rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT) harus berkoordinasi dengan puskesmas untuk mengawasi pasien itu.
"RT/RW harus berkoordinasi dengan puskesmas terdekat untuk mengawasi pasien tersebut, apakah bisa isolasi mandiri di lingkungannya," kata Pesta.
Pesta menegaskan, ada banyak pasien positif yang menjalani karantina mandiri.
Mereka tetap mendapatkan pengawasan dari perangkat RW, RT, dan tim medis dari puskesmas.
"Banyak kok pasien-pasien positif yang bisa isolasi mandiri. Yang penting adalah dia tetap bisa diawasi oleh RT/RW maupun puskesmas setempat. Kan udah ada kampung tangguh di Surabaya," kata dia.
Pesta menegaskan, RSUD Soetomo tak berniat menahan pasien di rumah sakit.
"Jadi kita bukan menahan pasien. Justru kalau misalnya bisa, pasien-pasien yang dirawat di RSUD Dr Soetomo ini adalah pasien yang memang sangat berat," kata Pesta.
Pesta menyarankan, pasien yang rumah atau lingkungannya tak memenuhi syarat karantina mandiri bisa dikarantina di rumah sakit lapangan, Hotel Asrama Haji Surabaya, dan RS Husada Utama.
RSUD Soetomo penuh
Pesta mengaku, dalam beberapa periode terakhir kapasitas ruang isolasi pasien positif Covid-19 di RSUD Soetomo kelebihan kapasitas.
Pada Jumat (3/7/2020), ada 250 tempat tidur yang telah berganti pasien.
"Makanya, kita mau memulangkan pasien-pasien yang klinisnya sudah membaik, bisa diberikan edukasi sebaik-baiknya, masyarakat tempat dia tinggal itu bisa menerima, bukan menjadi stigma," kata dia.
Pesta menambahkan, sebanak 87 persen pasien positif Covid-19 yang dirawat di RSUD Soetomo merupakan warga Surabaya.
Ia memastikan RSUD Soetomo tidak pernah menolak pasien Covid-19 yang berasal dari Surabaya.
Hanya saja, kata dia, sistem masuk pasien perlu diatur agar tidak menumpuk karena kapasitas penuh.
"Artinya kita bukan menolak. Tapi kita mengatur masuknya, supaya tidak terumpuk. Kalau tertumpuk kan saling menularkan, nanti malah berbahaya lagi untuk tenaga medis, pengunjung, juga untuk pasien non-Covid-19," tutur Pesta.
• Kronologi Kisruh Bantuan Mobil PCR, Saling Klaim hingga Tri Rismaharini Ngamuk, Ini Penyelesaiannya
• Cegah Penyebaran Virus Corona, Pemkot Surabaya Bagikan Minuman Jahe Racikan Tri Rismaharini
Sebelumnya diberitakan, Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya menjelaskan salah satu alasan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo penuh.
Penjelasan itu disampaikan saat audiensi IDI Surabaya dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota, Surabaya, Senin (29/6/2020).
Salah satu penyebabnya, karena pasien Covid-19 baru diizinkan pulang setelah mendapatkan dua kali hasil negatif tes swab.
Rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu tak mau memulangkan pasien yang baru mendapatkan satu kali hasil negatif berdasarkan tes swab.
Karena, RSUD Soetomo tak bisa mengklaim biaya perawatan pasien tersebut ke BPJS.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta RSUD Soetomo memulangkan pasien positif yang mendapatkan satu kali hasil negatif Covid-19 berdasarkan tes swab.
Jika BPJS tak mau membayar, RSUD Dr Soetomo diminta mengklaim biaya perawatan ke Pemkot Surabaya.
"Kalau memang tidak bisa diklaim ke BPJS, silakan klaim kepada kami. Sejak awal saya sudah sampaikan itu," kata Risma di Balai Kota, Surabaya, Senin. (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Risma Usul Pasien Covid-19 Sekali Swab Bisa Pulang, Ini Tanggapan RSUD Soetomo
dan di Tribunnews.com RSUD Soetomo Tanggapi Usulan Tri Rismaharini Soal Pasien Covid-19 Bisa Pulang Usai Sekali Swab Test