TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berkat Google Maps, Ervan Wahyu Anjasworo akhirnya bertemu keluarganya setelah 11 tahun terpisah.
Tak sengaja iseng mencari alamat di Google Maps, Ervan Wahyu Anjasworo akhirnya bertemu keluarga yang telah merindukannya sejak 11 tahun silam.
Masih jelas dalam ingatan Ervan Wahyu Anjasworo dirinya terpisah dari keluarga berawal saat dipaksa seorang pengamen di Jakarta.
Bukannya diantar pulang, saat itu Ervan yang masih berusia 5 tahun justru diajak pengamen untuk mengamen di jalanan.
Sejak itulah Ervan kehilangan jejak keluarganya dan hidup sebatang kara di Jakarta.
Kini 11 tahun berlalu, takdir kembali mempertemukan Ervan dengan keluarga kandungnya.
Baca juga: ISENG Cari Alamat di Google Maps, Ervan yang 11 Tahun Hilang di Jakarta Akhirnya Bertemu Keluarganya
Baca juga: Ada 1.389 Kasus Baru di Jakarta, Simak UPDATE Virus Corona Nasional Minggu 11 Oktober 2020
Baca juga: Satu Juta Pasien Meninggal karena Covid-19, Simak Update Virus Corona Dunia 11 Oktober 2020
Ervan yang sedang mengikuti pelatihan kerja di Panti Rehabilitasi Sosial Anak Berhadapan dengan Hukum (PRSABH) Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor iseng mencari informasi tentang keberadaan Pasar Gonggang melalui pencarian Google.
Saat masih kecil, Ervan yang tinggal di Dukuh Panurejo RT 018, RW 006, Kecamatan Kedungupit, Sragen, Jawa Tengah, itu sering diajak sang nenek berbelanja di pasar tradisional di Sragen itu.
"September kemarin saya main komputer.
Saya itu iseng-iseng (cari informasi) dengan membuka Google Maps," kata Ervan ketika ditemui Kompas.com di rumahnya Sragen, Jumat (9/10/2020).
"Awalnya saya searching Google Solo.
Saya lihat lagi Solo-nya ini ada Wonogiri, Boyolali, Sragen begitu.
Saya telusuri satu persatu yang seingatnya itu Pasar Gonggang Sragen," sambung dia.
Baca juga: Kronologi Pemuda Disekap 11 Orang di Bekasi, Dianiaya Hingga Dipukul Pakai Stik Golf karena Hutang
Anak kedua pasangan Suparno dan Sutanti mencatat alamat Pasar Gonggang Sragen yang dia temukan melalui pencarian Google dan memberikan alamat pasar kepada pekerja sosial panti.
"Habis itu kepala panti menghubungi pihak dari Solo, Wonogiri dan wilayah di Jawa Tengah.
Sampai akhirnya mengarah ke Sragen," terang dia.
Setelah itu, Ervan menerima kiriman foto-foto keluarga termasuk foto saat dirinya masih kecil dari Sragen.
Ervan ingat foto-foto itu merupakan keluarganya.
"Saya hapal muka ayah saya gimana, muka ibu saya gimana dan muka saudara saya gimana," ujar dia.
Kepala panti tempat Ervan tinggal menghubungi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sragen.
Tidak berselang lama, TKSK Sragen datang ke panti dan mengurus surat kepulangan Ervan.
Baca juga: Profil Larry Page dan Sergey Brin, Dua Pendiri Google, Terungkap Total Kekayaan Mereka
Ervan menceritakan, dirinya hilang di Jakarta saat masih usia 5 tahun.
Ketika itu dirinya sedang mengembalikan game watch ke tempat persewaan.
Ervan dihampiri oleh seorang pengamen untuk mengajaknya pulang ke rumah.
Bukannya diajak pulang, justru Ervan diajak pengamen itu untuk mengamen.
"Saya di jalanan (mengamen) sekitar dua tahun," terang dia.
Tidak sampai di situ, Ervan bersama pengamen yang menghampirinya setelah mengembalikan game watch ke Solo selama sebulan.
Habis itu kembali lagi ke Jakarta.
Baru sampai di Bogor, Ervan dan pengamen yang mengajak dirinya mendengar suara sirine milik Satpol PP.
Saking takutnya kena razia Satpol PP para pengamen itu berlarian menyelamatkan diri.
Ervan justru berdiam diri di masjid.
Ervan ditemui seorang Ketua RT dan menanyakan tempat tinggal Ervan.
Karena tidak tahu tempat tinggalnya, Ervan lalu diangkat sebagai anak asuh Ketua RT itu.
"Sekitar empat bulan Pak RT itu meninggal.
Ada cucunya ingin mengasuh saya dan mengangkat saya anak asuh," tutur dia.
Setelah diasuh cucu dari Ketua RT selama tujuh bulan, jelas Ervan, dirinya dibawa oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dinas Sosial Kota Bogor.
"Ada pegawai P2TP2A ingin mengangkat saya jadi anaknya.
Saya disekolahkan dipesantrenkan sekitar delapan tahun," ujar dia. Ervan juga mendapat pelatihan kerja dari Dinsos Kota Bogor.
Bahkan, Ervan diterima magang kerja selama satu tahun dua bulan.
"Ada lagi dari (Dinsos) Kabupaten Bogor yang menunjuk saya.
Saya ditanya sama petugas ingin ketemu orangtua tidak.
Saya jawab iya," kata Ervan. Ervan mendapat pelatihan kerja di PRSABH Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor selama dua tahun sampai akhirnya bisa dipertemukan kembali dengan keluarga. (TribunNewsmaker/ *)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Remaja Sragen 11 Tahun Hilang di Jakarta, Sempat Dipaksa Ngamen, Akhirnya Bertemu Keluarga".
BACA JUGA : di Tribunnews.com dengan judul Kisah Lengkap Remaja Sragen 11 Tahun Hilang di Jakarta, Bisa Bertemu Keluarga Berkat Google Maps.