Kronologi WhatsApp Melaney Ricardo Diretas, Berawal Dikirimi Pesan Orang Mengaku Pegawai Minimarket

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Melaney Ricardo dan suaminya, Tyson Lynch

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Melaney Ricardo baru saja diretas. Istri Tyson Lynch menjelaskan kronologinya, berawal dari pesan yang dikirim oleh orang yang mengaku pegawai minimarket.

Kejadian tak mengenakan menimpa ruang privasi presenter Melaney Ricardo yang mengalami peretasan akun WhatsApp.

Melaney menceritakan kejadian itu terjadi Rabu (13/1/2020) pukul 22.30. Saat itu ia baru pulang syuting dan dalam keadaan lelah.

Melaney Ricardo (Instagram/ melaney_ricardo)

Pesan dari nomor tidak dikenal

Melaney awalnya mendapat pesan WhatsApp dari nomor yang tak dikenalnya.

"Handphone tuh aku charge, enggak lama getar karena ada WhatsApp masuk, aku lihat. Pas aku cek ini nomor tidak dikenal," kata Melaney Ricardo dikutip dari kanal YouTube-nya, Kamis (14/1/2021).

Pengirim pesan itu ternyata berusaha meminta tolong.

"Dia bilang, 'mbak maaf banget aku pegawai dari salah satu minimarket lah'. Intinya dia bilang dia itu melakukan transaksi. Aku lupa kalimat aslinya, pokoknya dia bilang, 'aku salah memasukkan satu nomor dan ternyata pin itu masuknya ke nomor WhatsApp mbak," ungkap Melaney.

"'Mbak boleh cek itu ada nomor pinnya dengan kayak bahasa Thailand, itu ada di SMS mbak. Please banget mbak tolong tolong' dengan emoticon yang sembah-sembah itu," sambungnya.

Baca juga: Hampir Jadi Sasaran Peretas WhatsApp Melaney Ricardo, Tyas Mirasih Curiga, Langsung Lakukan Ini

Baca juga: Keunggulan Telegram Aplikasi Saingan WhatsApp, Punya Fitur Secret Chat & Jaminan Perlindungan Data

Akun WhatsApp langsung tertutup

Oknum tersebut meminta Melaney untuk memfoto dengan tangkapan layar isi pin tadi.

"'Tolong banget cuma screen capture aja dan kirimin ke WhatsApp saya ini'. Aku cek fotonya perempuan menggunakan seragam yang terkait dengan (minimarket) yang tadi disebutkan," kata Melaney.

Karena kasihan, Melaney pun melakukan foto tangkapan layar berisi pin dan mengirimnya ke WhatsApp si oknum.

"Kayak tiga detik (setelah kirim foto pin), tiba-tiba langsung WhatsApp gue ketutup," ujar istri Tyson Lynch itu.

Pulihkan akun

Melaney meminta tolong suaminya, kakak, serta sepupunya untuk menangani akun WhatsApp miliknya.

Mereka lantas meng-uninstall aplikasi WhatsApp di ponsel Melaney.

Juga mereka menghubungi tim layanan WhatsApp dan mengikuti instruksi yang diberikan. Akunnya pulih Kamis pukul 00.30.

Pesan Melaney

Melaney Ricardo mengingatkan agar tak cepat mengambil keputusan saat menerima pesan dari nomor tidak dikenal. Coba tarik dapas dan berpikir ulang lebih dahulu.

"Kalau perlu telepon suami lu, telepon sahabat, teman yang mungkin nalarnya masih lebih jalan dibanding lu. Karena tadi malam seperti yang gue bilang, gue capek sekali. Tanya dan minta pendapat mereka ini masuk akal tidak," sambungnya.

Selain itu, Melaney mengatakan banyak teman-temannya di WhatsApp diminta untuk meminjamkan uang oleh pelaku.

Beruntung saat kejadian Melaney langsung mengumumkan di Instagram Story bahwa WhatsApp-nya sedang diretas, jadi teman-temannya sudah sadar.

WhatsApp, Telegram, dan Signal, Mana yang Lebih Aman untuk Pengguna?

Beberapa pengguna WhastApp telah menerima pembaruan kebijakan privasi yang berisi tiga hal penting.

Salah satunya adalah data pengguna yang dibagikan ke Facebook sebagai induk WhatsApp.

Pengguna "dipaksa" untuk menyetujui kebijakan tersebut, atau akun terancam tidak bisa digunakan. Hal ini membuat beberapa pengguna WhatsApp mencari alternatif penyedia layanan perpesanan lain.

Terutama mereka yang mengutamakan privasi.

Ada dua aplikasi yang jadi opsi, yakni Telegram dan Signal.

Lantas, apa saja perbedaan WhatsApp, Telegram, dan Signal, terlebih soal pengelolaan data pengguna?

Baca juga: Klarifikasi WhatsApp Soal Kebijakan Berbagi Data ke Facebook, Sistem Enkripsi End-to-end Tetap Ada

Baca juga: Gara-gara WhatsApp Berulah, Telegram dan Signal Ketiban Durian Runtuh, Kebanjiran Pengguna Baru

Keamanan

Ketiga aplikasi ini sama-sama menggunakan enkripsi dari ujung ke ujung (end-to-end encryption) untuk mengamankan pesan. Namun, tentu ada sejumlah perbedaan.

Enkripsi WhatsApp terpasang secara default, sehingga pengguna tak perlu repot mengotak-atik pengaturan.

Sistem enkripsi berlaku untuk perpesanan teks, audio, video call, maupun WhatsApp Web.

Dihimpun dari Tech Radar, WhatsApp menggunakan sistem enkripsi Signal Protocol yang dikembangkan oleh Open Whisper System.

Kriptografis protokol tersebut bersifat open-source sehingga bisa dikembangkan para developer manapun.

Protokol ini telah melalui uji peer-reviewed oleh para peneliti keamanan yang andal.

WhatsApp menyimpan pesan penggunanya di sebuah server yang "digembok".

Namun semua pesan hanya tersimpan selama 30 hari setelah diterima dan akan dihapus setelahnya.

Sistem enkripsi ini tidak berlaku ketika pengguna melakukan backup, baik ke penyimpanan lokal maupun cloud. Dampaknya, cadangan chat akan lebih rentan untuk dicuri. Itu dari sistem back-end.

Dari sisi pengguna, WhatsApp menawarkan aneka fitur keamanan. Mulai dari otentikasi dua langkah (2FA) serta PIN dan sidik jari untuk mencegah tangan jahil membuka aplikasi WhatsApp pengguna.

Seperti WhatsApp, Telegram juga memiliki fitur keamanan verifikasi dua langkah.

Sedangkan dari sisi enkripsi, Telegram menggunakan sistem enkripsi yang berbeda dengan WhatsApp.

Aplikasi ini menggunakan sistem enkripsi MTProto yang dikembangkannya sendiri.

Telegram sesumbar bahwa protokol ini lebih tangguh dan anti-bobol.

Masalahnya, enkripsi ini tidak aktif secara default.

Hanya chat yang dikirim dan diterima lewat fitur Secret Chat atau Chat Rahasia saja yang dilindungi enkripsi.

Sedangkan untuk percakapan pribadi atau grup, Telegram menggunakan metode distributed infrastructure, dimana data percakapan di Cloud disimpan di berbagai data center di seluruh dunia, dengan hukum yang berbeda-beda di masing-masing negara.

Pesan di Secret Chat juga hanya bisa dibaca oleh perangkat yang juga digunakan untuk mengirimkan pesan.

Artinya, apabila pindah ke perangkat lain meskipun menggunakan akun yang sama, isi chat tetap tidak bisa dibaca.

Berbeda dengan Signal Protocol, MTProto bersifat close-source, sehinga hanya tim Telegram saja yang tahu seluk beluknya, dan hanya mereka yang punya "kunci" dekripsi.

Fitur keamanan lain yang dimiliki Telegram adalah notifikasi apabila ada percakapan di secret chat di-screenshot (tangkapan layar) orang lain.

Fitur ini tidak dimiliki WhatsApp maupun Signal.

Untuk percakapan biasa di luar secret chat, percakapan menggunakan client-server encryption, yang hanya akan mentranskripsi pesan, ketika masih di perangkat saja.

Ketika sampai di server Telegram, pesan akan terdekripsi.

Percakapan di grup Telegram tidak terenkripsi, sebab fitur secret chat hanya tersedia untuk percakapan pribadi, bukan grup.

Begitu pula saat menggunakan Telegram di PC (desktop/laptop), yang menjalankan Windows atau Linux, fitur Secret Chat tidak bisa digunakan.

Signal

Dibanding dua aplikasi di atas, Signal paling unggul soal sistem keamanan.

Seperti WhatsApp, Signal menggunakan Signal Protocol untuk sistem keamanan.

Enkripsi juga aktif secara default untuk semua jenis komunikasi.

Perbedaannya, enkripsi Signal tidak sekadar di komunikasi penggunanya, melainkan juga di metadata.

Dilaporkan Forbes yang membandingkan metadata dari beberapa aplikasi chatting, Signal tidak menghimpun data apa pun dari penggunanya, jauh berbeda dari metadata yang dihimpun WhatsApp dan Facebook Messenger.

Demi menjaga privasi pengguna di semua lini, Signal menambah keamanan aplikasinya dengan fitur enkripsi yang lebih canggih, bernama Sealed Sender yang mencegah siapa pun, termasuk tim internal Signal, mengetahui siapa yang mengirim atau menerima pesan.

Pengguna juga bisa mengaktifkan PIN dan biometrik, untuk mencegah tangan jahil membuka aplikasi Signal.

Satu lagi fitur yang cukup penting, yakni opsi untuk mencegah chat di-screenshot.

Ada pula fitur untuk memburamkan wajah secara otomatis sebelum dikirimkan.

Pengguna juga bisa mengaktifkan fitur incognito keyboard untuk mencegah machine learning mempelajari apa yang pernah Anda ketik.

Tidak suka status online muncul? Signal menawarkan hal tersebut.

Pengguna Signal bisa menyembunyikan status online mereka.

Fitur

Dalam hal fitur, baik WhatsApp, Telegram, dan SIgnal menawarkan fitur dasar yang sama, seperti pesan teks, audio, video, stiker, GIF, maupun grup.

Perbedaan ada di beberapa hal.

Misalnya grup video call.

WhatsApp kini mampu menampung hingga 8 orang secara bersamaan untuk melakukan video call. Apabila disinkronisasi dengan Room - fitur di Messenger- video call bisa menampung higgga 50 orang.

WhatsApp juga diperkaya dengan fitur lain, seperti WhatsApp Status yang mirip Instagram Story.

Fitur itu belum dimiliki Telegram maupun Signal.

Untuk berkirim file, batas maksimal yang diizinkan adalah 100 MB.

Pengguna juga bisa berbagi lokasi terkini ketika ingin bertemu orang lain, meskipun fitur lokasi ini juga menuai kritik karena keamanannya.

Beberapa fitur terbaru yang dimiliki WhatsApp misalnya, menghapus pesan otomatis yang diterima dan dikirim setelah tujuh hari, serta menjawab chat (reply) dalam percakapan agar komunikasi lebih mudah dipahami.

Sementara Telegram, bisa dibilang memiliki lebih banyak fitur dibanding WhatsApp maupun Signal.

Misalnya saja grup yang bisa menampung hingga 200.000 anggota.

Masih kurang? Telegram menyediakan channel, semacam grup percakapan yang bisa diikuti siapa pun.

Di dalam grup juga ada beberapa fitur pendukung, seperti polling, kuis, hashtag, bots, dan masih banyak lagi.

Untuk berkirim file, telegram lebih unggul dibanding WhatsApp, karena memungkinkan pengiriman file hingga 1,5 GB.

Bahkan dalam pembaruannya, pengguna bisa menyimpan file yang diunduh ke penyimpanan eksternal.

Ada pula fitur lain seperti menjadwalkan pesan, mengganti tema, live location, dan tentu saja, Secret Chat yang tidak ada di aplikasi perpesanan lain.

Beberapa kekurangan Telegram adalah tidak adanya fitur video call dan story.

Bagaimana dengan Signal?

Kekayaan fitur mungkin menjadi kelemahan Signal.

Aplikasi ini menekankan kemudahan dan keamanan, sehingga fitur-fitur di dalamnya,

lebih banyak terkait dengan privasi.

Seperti pesan yang hilang, blokir screenshot, tidak adanya status online, maupun sedang mengetik, serta pesan yang akan terhapus otomatis.

Pesan hapus otomatis di Signal punya beberapa pilihan durasi, mulai dari 5 detik hingga 7 hari setelah pesan diterima dan dikirim.

Pengguna juga bisa membuat grup, walaupun tidak bisa mengirimkan pesan secara massal (broadcast) seperti WhatsApp.

Ada satu fitur lagi yang cukup menarik yakni Note to Self.

Fitur itu seperti catatan pribadi.

Bedanya dengan WhatsApp, pengguna tidak perlu menyimpan nomor lain untuk mengirimkan catatan ke diri sendiri.

Fitur Note to Self tersedia langsung di Signal.

Fitur panggilan suara di Signal juga dilindungi, sehingga IP adress pengguna akan disembunyikan.

Signal juga menyediakan emoji dan stiker, tetapi jumlahnya lebih terbatas jika dibanding WhatsApp atau Telegram.

Kesimpulan

Bisa disimpulkan bahwa dari sisi kekayaan fitur, Telegram lebih unggul dibanding WhatsApp dan Signal.

Namun dari sisi keamanan dan privasi, Signal tidak tertandingi oleh dua aplikasi lainnya.

Jadi, mana aplikasi yang menurut Anda paling menarik?

(Kompas.com/Melvina Tionardus/Wahyunanda Kusuma Pertiwi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Akun WhatsApp Diretas, Melaney Ricardo Jelaskan Kronologis hingga Pulih Kembali" dan "Membandingkan Fitur dan Keamanan WhatsApp, Telegram, dan Signal"