TRIBUNNEWSMAKER.COM - Di Sulawesi Barat telah terjadi 28 kali gempa bumi sejak Kamis (14/1/2021).
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah IV Makassar mencatat mengenai hal itu.
Staf Pusat Gempa Regional IV Makassar, Syarifuddin dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/1/2021) menyebutkan, 28 kali gempa bumi itu tercatat setelah gempa berkekuatan 5,9 magnitudo terjadi.
“Kalau sejak dari gempa 5.9, tanggal 14 Januari 2021 jam 14:35.49 WITA sudah ada kejadian gempa 28 kali.
Gempa bumi (pusatnya) terletak pada koordinat 2,99 LS dan 118,89 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 4 kilometer arah Barat Laut Majene, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km,” kata Syarifuddin dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/1/2021).
Gempa bumi dengan kekuatan besar kembali terjadi pada Jumat sekitar 02.28 Wita dengan kekuatan 6,2 magnitudo.
“Hingga Jumat pagi pada pukul 08.25 Wita, masih terus terjadi gempa dengan kekuatan 4,4 magnitudo, (pusat gempa) berlokasi 2.99 LS - 119.03 BT, 14 Km Timur Laut Majene - Sulbar dengan kedalaman 8 kilometer,” sebutnya.
Baca juga: Masih Bergerak! Teriak Angel Korban Gempa Sulbar yang Terjebak Runtuhan Bangunan, Sulit Dievakuasi
Baca juga: FAKTA Gempa M 6,2 di Majene, Hotel & RS Rusak Parah, Kantor Gubernur Sulbar Ambruk, Warga Ketakutan
Syarifuddin menjelaskan, gempa bumi yang terjadi di Majene, Sulawesi Barat itu merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
“Gempa bumi yang berkali-kali terjadi di Majene, Sulawesi Barat ini tidak berpotensi tsunami,” tegasnya.
Syarifuddin menambahkan, dampak gempa bumi juga dirasakan di daerah Polewali dengan IV-V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Mamuju, Majene IV MMI ( pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), Mamuju Utara dan Mamuju Tengah III-IV MMI.
Sedangkan di Toraja dan Mamasa III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu), Pinrang, Poso, Pare-pare dan Wajo II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang),
“Gempa bumi ini juga dirasakan hingga ke Kota Makassar dengan dirasakannya bergoyang,” tambahnya.
Selain gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat, beber Syarifuddin, gempa bumi tektonik juga terjadi di Luwu Timur, Sulawesi Selatan dengan kekuatan 3,5 magnitudo.
“Gempa bumi ini juga tidak berpotensi tsunami.
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," kata Syarifuddin.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” sambungnya.
Gempa Majene, 3 Warga Meninggal Dunia, 24 Luka-luka, 2000 Mengungsi
Gempa bumi yang terjadi di beberapa daerah di Sulawesi Barat dengan magnitudo 6,2, Jumat (15/1/2021) dini hari menyebabkan 3 warga meninggal dunia dan 24 warga mengalami luka.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan selain korban dari warga, gempa bumi yang mulai terjadi sejak Kamis kemarin membuat sejumlah bangunan mulai rusak.
Salah satunya ialah Kantor Gubernur Sulsel dan Hotel Maleo di Kota Mamuju.
Hingga kini jaringan listrik di daerah Mamuju masih padam.
"Sebanyak 2.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Sedangkan kerugian material berupa kerusakan, antara lain Hotel Maleo dan Kantor Gubernur Sulbar mengalami rusak berat," ujar Raditya dalan rilis yang diterima Kompas.com, Jumat pagi.
Baca juga: UPDATE Gempa di Majene Sulbar, 62 Rumah Rusak, hingga Kantor Gubernur Ambruk, Ini Jumlah Korban Jiwa
Selain di Mamuju, kerusakan cukup parah juga terjadi di Kabupaten Majene.
Akses jalan poros Majene-Mamuju, kata Raditya, saat ini terputus usai longsor akibat gempa, 62 unit rumah rusak, 1 puskesmas rusak berat, hingga kantor Danramil di Kecamatan Malunda juga rusak berat.
Di Kabupaten Majene, BPBD setempat, kata Raditya, juga telah membuatkan lokasi pengungsian ke tempat yang lebih aman untuk warga.
"BPBD setempat melakukan penanganan darurat, seperti penanganan korban luka, evakuasi, pendataan dan pendirian pos pengungsian.
Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal," tambah Raditya.
Sebelumnya diberitakan, gempa berkekuatan 6,2 magnitudo mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, dan sekitarnya pada Jumat (15/1/2021) sekitar 01.28 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, pusat gempa berada di 6 kilometer timur laut Majene. Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer.
Menurut BMKG, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Sebelumnya, pada Kamis (14/1/2021) sekitar 13.35 WIB, Majene juga diguncang gempa dengan kekuatan 5,9 magnitudo.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejak Kemarin, Sulbar Sudah 28 Kali Diguncang Gempa"
dan "Gempa Majene, 3 Warga Meninggal Dunia, 24 Luka-luka, 2000 Mengungsi"