Sebut Raffi Ahmad Kurang Pas Jadi Duta Vaksin, Pengamat: Seharusnya Sosok Berprestasi & Dibanggakan

Editor: Irsan Yamananda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raffi Ahmad yang meminta maaf karena dikritik melanggar protokol kesehatan

TRIBUNNEWSMAKER.COM Foto Raffi Ahmad yang berpesta tanpa mengenakan masker usai disuntik vaksin jadi viral dan berbuntut panjang.

Tak sedikit orang yang turut mengomentari masalah ini.

Termasuk para pengamat.

Pengamat Sosial dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Nurhadi turut menanggapi terpilihnya selebriti dan presenter Raffi Ahmad menjadi duta vaksin Covid-19.

Nurhadi menyampaikan, pemilihan sosok yang bisa menjadi panutan untuk mengkampanyekan program vaksinasi Covid-19 ini penting.

Sebab, tidak hanya soal vaksinasi saja, tetapi pemerintah juga tengah mengkampanyekan perubahan perilaku yang menjauhi keramaian di masa pandemi Covid-19.

Baca juga: Laporkan Raffi Ahmad karena Pesta Usai Divaksin, David: Diberi Kepercayaan, Tapi Tak Menghargainya

Baca juga: Raffi Ahmad Tetap Digugat karena Party setelah Divaksin, Tak Boleh Keluar Rumah 30 Hari

Baca juga: Biodata David Tobing, Advokat yang Gugat Raffi Ahmad karena Party Tanpa Kenakan Masker Usai Divaksin

Nagita Slavina dan Raffi Ahmad (Instagram/raffinagita1717)

"Sekarang ini kita sedang mengkampanyekan perubahan kebiasaan dari suka keramaian menjadi kebiasaan yang cenderung menghindari keramaian."

"Sehingga pemilihan sosok yang dijadikan panutan untuk kampanye itu seharusnya dilakukan lebih seksama lagi," kata Nurhadi kepada Tribunnews, Sabtu (16/1/2021).

Nurhadi mengatakan, Raffi Ahmad bukanlah sosok yang tepat untuk mengkampanyekan program vaksinasi dan adaptasi kebiasaan baru (AKB) ini.

Pengamat Sosial dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Nurhadi.

Pasalnya, sejak dulu, suami dari Nagita Slavina ini dikenal karena acaranya yang melibatkan banyak orang.

HALAMAN SELANJUTNYA =========>