TRIBUNNEWSMAKER.COM - Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji cukup vokal menanggapi kasus Ferdy Sambo.
Sejak mencuatnya pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Susno Duadji kerap menuangkan tanggapannya.
Namun ternyata ada teror yang menghampiri keluarga Susno Duadji imbas kefrontalannya bicara soal kasus Ferdy Sambo.
Susno Duadji berkali-kali tampil di berbagai media massa menjadi narasumber membahas kasus yang terjadi di di rumah dinas mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Irjen Ferdy Sambo itu.
Sejak awal dalam analisisnya, Susno sudah melihat ada banyak keganjilan dalam kasus penembakan Brigadir J.
Apalagi ketika Bharada Ricardo Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E ditetapkan menjadi tersangka, ia melihat ada ketidakadilan.
Lantaran itu pula ia mendesak agar kasus ini diusut tuntas seterang-terangnya.
Baca juga: 7 Tahun Kuliah, Brigadir J Baru Wisuda, Samuel Ungkap Perjuangan Jadi Polisi: Lulus Murni Tanpa Uang
Baca juga: Isi Chat Putri Candrawathi, Giring Brigadir J ke Kematian, Janjikan Ini, Kamaruddin: Hubungan Khusus
Namun lantaran sikap vokalnya itu pula Susno sempat mendapat "teror" dari pihak-pihak yang tidak senang.
Bukan Susno langsung yang diteror, melainkan putrinya.
Usaha pertambangan milik putri Susno Duadji di Lahat, Sumatera Selatan, sempat didatangi oleh "polisi-polisi liar'' pada 16 Agustus 2022 lalu.
Susno menyebut mereka "polisi liar" lantaran mereka datang tanpa membawa surat tugas.
Teror yang dialami anaknya itu diceritakan Susno Duadji saat bertandang ke kantor redaksi kepada Tribunnews.com di kawasan Palmerah, Jakarta Selatan, Senin (22/8/2022).
"Baru beberapa hari lalu sejumlah anggota polisi tiba-tiba datang ke tempat usaha (pertambangan, red) anak saya di Lahat," kata Susno.
Susno tak menyebutkan pertambangan apa yang dimiliki anaknya itu.
Namun ia menyebut polisi yang datang ke tempat usaha anaknya itu berasal dari Jakarta dengan membawa mobil dinas.
Termasuk di dalamnya mobil Indonesia Automatic Fingerprint System (Inafis).
"Ini plat mobilnya dari Jakarta. Ada mobil Inafis juga. Kalau nggak mau neror saya atau anak saya, apalagi tujuannya," kata Susno seraya memperlihatkan foto-foto anggota polisi dan mobil polisi yang datang ke tempat usaha anaknya pada 16 Agustus 2022 lalu itu.
Susno berani menyebut mereka "polisi liar" karena saat diminta surat tugas, tak satupun dari polisi itu yang mau menunjukkan.
Kemudian, ketika ia mengontak Komjen Pol Agus Andrianto, Kabareskrim Polri itu juga mengaku tidak pernah mengirimkan anggotanya ke tempat usaha anak Susno Duadji itu.
Baca juga: Berisi Info Penting, Ponsel Brigadir J Masih Misterius, Polri dan Komnas HAM Ungkap Fakta Berbeda
Baca juga: Kamaruddin Ragukan Keaslian CCTV, Ada Kejanggalan pada Brigadir J, Bukan Rekaman Sebelum Pembunuhan?
"Wah, liar itu Bang," kata Susno menirukan ucapan Komjen Pol Agus Andrianto saat menelpon sang Kabareskrim.
Lalu dari mana polisi-polisi yang datang ke tempat usaha anaknya itu?
Susno menduga mereka adalah suruhan dari kelompok pejabat polisi yang tidak suka dirinya terlalu vokal berbicara soal kasus Irjen Pol Ferdy Sambo.
"Mungkin mereka mau meminta saya diam. Tapi saya tidak akan takut," kata Susno.
Mantan Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) itu mengaku tidak akan diam selama masih melihat ada ketidakadilan dalam kasus penembakan Brigadir J.
"Saya ini mantan polisi, 35 tahun berkarier sebagai polisi. Sering nangkap orang. Pernah juga ditangkap. Walaupun penangkapan itu sebuah rekayasa," kata Susno.
"Ketika dulu saya mengalami ketidakadilan, ketika saya ditangkap dan dituduh korupsi, paling yang kena cuma harga diri saya. Tapi dalam kasus ini, rekayasanya menyangkut nyawa. Ada yang tewas. Ada keluarga yang kehilangan anaknya. Saya nggak bisa terima yang seperti ini. Karena itu saya akan terus bersuara. Saya tidak akan takut dengan teror-teror seperti itu," kata Susno Duadji.
Susno Duadji soal Dugaan Ferdy Sambo Punya Kerajaan di Polri, Ungkap 4 Alasan Ini: Kantongi Rahasia
Muncul isu Ferdy Sambo memiliki kerajaan di Polri.
Dugaan tersebut disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD.
Terkait dugaan Ferdy Sambo memiliki kerajaan di Polri, Mantan Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji ikut menanggapi.
Susno Duadji menilai, kekuasaan Ferdy Sambo besar karena memiliki posisi yang strategis dan bisa saja disalahgunakan untuk membangun jaringan.
Berikut alasan mengapa Irjen Ferdy Sambo memiliki kuasa besar :
1. Memiliki posisi strategis
Sebagai orang nomer 1 di Divisi Propam, Irjen Ferdy Sambo memiliki posisi strategis dan bisa menunjuk orang yang diinginkan.
Baca juga: Pakar Hukum Heran dengan Kekejaman Ferdy Sambo, Minta Para Tersangka Tes Narkoba: Setan Minggir
Baca juga: Mahfud MD Bongkar Fakta, Sebut Ferdy Sambo Punya Kerajaan Polri, Buat Drama Pelecehan: Menjijikkan!
Cara yang dilakukan dengan menunjuk berdasarkan like dan dislike (suka atau tidak suka) seseorang yang bisa menempati posisi tertentu.
"Berarti orang yang ditempatkan dengan rekomendasinya (Ferdy Sambo-red) kan bisa menjadi jaringan dia. Kekuasaannya besar sekali," terang Susno dikutip dari wawancara di iNews Sore yang tayang, Kamis (18/8/2022).
2. Jabatan Kadiv Propam Bisa Tentukan Hitam Putihnya Orang
Susno juga mengurai posisi Ferdy Sambo dari struktur organisasi jabatan dan kepangkatan.
Dari struktur organisasi jabatan dia seorang bintang jenderal dua, sedangkan dari struktur posisi di jabatan.
Artinya ia bukan sembarang jenderal bintang dua.
"Dia kan kepalanya atau bosnya polisinya polisi," sebut Susno.
Menurutnya, Propam membawahi pengamanaan internal, provos sehingga semua polisi yang bersalah, melanggar kode etik, disiplin dan pidana dia yang menangani.
Dia juga yang akan memilih mana kasus yang bisa dipidanakan.
"Dia bisa menentukan hitam putihnya orang," ucap Susno.
Dikatakan Susno, seseorang mulai pangkat jenderal ke bawah bisa dicopot jabatannya karena peran Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam.
3. Terlalu Lama Pegang Jabatan Kadiv Propam
Kenapa Ferdy Sambo begitu kuat?
Menurut Susno, selain karena posisinya, faktor lain karena dia cukup lama memegang jabatan itu sehingga sangat mungkin membuat jaringan.
"Orang lama satu jabatan, dia bisa mengatur, mengusulnya si A di sini si B disini. Ya bisa kuat karena jaringannya bisa dimana-mana," katanya.
Baca juga: Bongkar Kasus Brigadir J, LPSK Khawatir Bharada E Diracun, Siap Suplai Makanan, Susno Duadji: Dijaga
Baca juga: Tangis Ferdy Sambo Hancurkan Masa Depan Bharada E, Ungkap Sesal Libatkan dalam Pembunuhan Brigadir J
Diketahui Irjen Ferdy Sambi dimutasi dari Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri menjadi Kadiv Propam melalui dalam Surat Telegram Nomor ST/3222/XI/KEP/2020 tanggal 16 November 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan di Lingkungan Polri.
Ferdy otomatis mendapat tambahan satu bintang di pundaknya menjadi inspektur jenderal.
Dalam telegram tersebut diteken Asisten SDM Polri saat itu, Irjen Sutrisno Yudi Hermawan, Ferdy resmi menggantikan Irjen Ignatius Sigit Widiatmono yang meninggal dunia akibat penyakit komplikasi.
4. Kantongi Rahasia Polisi
Susno juga mengakui jika Ferdy Sambo mengantongi rahasia atau hal lain di Polri.
"Itu jelas, dia mengantongi. Tapi untuk siapa dan jabatan apa. Tapi dia tidak bisa mencopot atau menghukum, harus lapor ke Kapolri. Tergantung Kapolri percaya atau tidak sama laporannya. Di-kros cek atau tidak laporannya," tukasnya.
(Tribunnews)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Terlalu Vokal Bicara Kasus Sambo, Susno Duadji Mengaku Keluarganya Sempat Diteror 'Polisi Liar' dan Susno Duadji Ungkap 4 Alasan yang Bikin Irjen Ferdy Sambo Bisa Punya 'Kerajaan' di Polri