Hasil Tes Pendeteksi Kebohongan Bharada E, Bripka Ricky Rizal, & Kuwat Maruf, Ini Kata Timsus Polri

Editor: Talitha Desena
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bharada E, Kuat Maruf, Bripka Ricky menjalani tes dengan alat pendeteksi kebohongan

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Bharada E, Bripka Ricky Rizal, dan Kuwat Maruf telah menjalani tes dengan alat lie detector atau pendeteksi kebohongan terkait kasus pembunuhan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Tim Khusus atau Timsus Polri mengungkap hasil sementara pemeriksaan pendeteksi kebohongan atas Bharada E, Bripka Ricky Rizal, dan Kuwat Maruf.

Seperti yang diketahui, Bharada E, Bripka Ricky Rizal, dan Kuwat Maruf menjalani tes pendeteksi kebohongan hari ini,  6 September 2022, sedangkan Putri Candrawathi beserta asisten ruman tangganya diperiksa pada 7 September 2022, dan Ferdy Sambo pada 8 September 2022.

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian Djajadi menyebut hasil pemeriksaan Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuwat Ma'ruf tidak menunjukkan adanya kebohongan.

"Barusan saya dapat hasil sementara uji Polygraph terhadap RE, RR dan KM, hasilnya 'No Deception Indicated' alias Jujur," ujarnya kepada wartawan dalam keterangan tertulis, Selasa (6/9/2022).Andi menegaskan hasil dari tes polygraph itu dilakukan sebagai bentuk membantu penyidik dan memperkaya bukti dan petunjuk untuk penyidik.

"Uji Poligraph sekali lagi saya jelaskan bertujuan untuk memperkaya alat bukti petunjuk," jelasnya.

Baca juga: Kabar Ortu Bharada E Diminta Grup Ferdy Sambo ke Jakarta, Nyaris Dijebak, Deolipa: Mau Dilindungi

Baca juga: Putri Candrawathi Istri Ferdy Sambo Akan Dites Alat Pendeteksi Kebohongan Terkait Kasus Brigadir J

Kelima tersangka kasus pembunuhan Brigadir J (Kolase, Tribunnews.com/Facebook)

Sebelumnya, Polri melakukan pemeriksaan dengan alat lie detector atau pedeteksi kebohongan kepada lima tersangka dan satu saksi kasus pembunuhan Brigadir J.

Tiga tersangka yakni Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, Bripka Ricky Rizal (RR) dan Kuwat Ma'ruf (KM) sudah dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

Selanjutnya, istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan asisten rumah tangganya, Susi juga diperiksa dengan alat lie detector pada Selasa (6/9/2022).

Terakhir, pemeriksaan lie detector itu juga akan dilakukan kepada eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada Kamis (8/9/2022) setelah dirinya diperiksa soal obstruction of justice kasus tersebut besok, Rabu (7/9/2022).

Apa Itu Lie Detector?

Polygraph atau lie detector adalah alat pendeteksi kebohongan yang digunakan dalam penyelidikan polisi atau sejenisnya.

Ketika seseorang menggunakan Polygraph, ada empat hingga enam sensor dipasang pada orang tersebut.

Sinyal dari sensor Polygraph direkam pada grafik yang bergerak.

Sensor biasanya merekam tingkat pernapasan, denyut nadi, tekanan darah, dan keringat dari orang tersebut ketika memberikan pernyataan.

Baik selama dan setelah tes, pemeriksa poligraf dapat melihat grafik dan melihat apakah tanda-tanda vital berubah secara signifikan pada salah satu pertanyaan.

Secara umum, perubahan yang signifikan menunjukkan orang tersebut berbohong, dikutip dari How Stuff Works.

Ketika pemeriksa terlatih menggunakan poligraf, ia dapat mendeteksi kebohongan dengan akurasi tinggi.

Namun, karena interpretasi pemeriksa bersifat subjektif dan orang yang diperiksa dapat bereaksi berbeda terhadap kebohongan, tes poligraf tidak sempurna dan dapat dikelabui.

Apakah Hasil Tes Polygraph Akurat?

Ilustrasi lie detector (Freepik/standret)

Perkiraan akurasi tes poligraf mencapai 87 persen.

Terkadang, orang yang tidak bersalah mungkin gagal dalam tes Polygraph karena kegugupan murni.

Sehingga, hasil dari Polygraph sering ditolak di pengadilan di Amerika Serikat.

Secara ilmiah, Polygraph hanya dapat mendeteksi reaksi tubuh ketika seseorang menjawab pertanyaan.

Poligraf digunakan berdasarkan teori bahwa kebanyakan orang tidak berbohong atau menipu tanpa perasaan cemas atau gugup.

Ini berasal dari gagasan bahwa kebanyakan orang merasa tidak enak karena berbohong atau takut ketahuan atau akan mendapat masalah jika berbohong.

Seorang ahli Polygraph menjelaskan hasil tes kebohongan menggunakan Polygraph. (freepik)
Ketakutan dan rasa bersalah inilah yang menghasilkan kecemasan dan kegugupan.

Ketika seseorang merasa seperti ini, mereka menunjukkan kesulitan untuk mendeteksi perubahan fisiologis yang tidak disengaja yang secara teoritis dapat dideteksi dengan poligraf.

Sistem fisiologis yang menjadi fokus poligraf adalah detak jantung, tekanan darah, laju pernapasan, dan seberapa banyak seseorang berkeringat.

Berbohong biasanya disertai dengan:

- Peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, yang diukur dengan kardiograf

- Peningkatan laju pernapasan, yang diukur dengan pneumograf

- Peningkatan keringat, yang diukur dengan perubahan hambatan listrik kulit karena peningkatan elektrolit yang ditemukan dalam keringat.

(TribunnewsAbdi Ryanda Shakti)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bharada E, Bripka Ricky Rizal, dan Kuwat Maruf Telah Menjalani Tes Lie Detector Polri, Ini Hasilnya